Makalah Psikologi Tentang Teori-Teori Perkembangan
Dalam kehidupan ini dari waktu ke waktu, manusia pasti mengalami suatu
perkembangan, baik itu perkembangan secara fisik maupun secara
psikologinya. Di mana perkembangan fisik lebih dikenal dengan sebutan
pertumbuhan sedangkan pada yang lain lainnya (non fisik) dinamakan
perkembangan psikologinya.
Perkembangan psikologi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan tertentu
yang muncul pada diri manusia, binatang, di antara konsepsi (pembuahan) dan
mati. Psikologi pekembangan memegang peranan penting dalam membahas
psikolologi kriminil. Ilmu pengetahuan ini merupakan salah satu
ilmu pembantu utama dari lingkungan psikologi sehubungan dengan pembahasan
psikologi kriminil.
Selain itu dalam disiplin ilmu, psikologi perkembangan tentunya memiliki
suatu teori-teori yang membangunnya, sehingga menjadi disiplin ilmu yang
baik. Teori adalah pernyataan-pernyataan tentang sebuah konsep yang
tersusun secara integratif yang berfungsi sebagai acuan saat harus
menyebutkan atau mendeskripsikan, membuat prediksi dan menjelaskan sebuah
fenomena atau prilaku yang muncul. Teori sangatlah penting, karena dengan
teori kita dapat memberikan dasar dan alasan ketika kita akan melakukan
intervensi dan tindakan nyata, selain itu dengan teori juga dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
memberikan perlakuan yang lebih baik. Dan teori pada psikologi perkembangan
ini ada berbagai macam.
Sehingga pada makalah ini akan kita bahas mengenai macam-macam teori yang
ada pada psikologi perkembangan.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian teori Psikodinamik, Kognitif, Kontekstual, Behavioral,
dan Sosial Belajar ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk dari teori Psikodinamik, Kognitif, Kontekstual,
Behavioral, dan Sosial Belajar ?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian teori Psikodinamik, Kognitif, Kontekstual,
Behavioral, dan Sosial Belajar.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari teori Psikodinamik, Kognitif,
Kontekstual, Behavioral, dan Sosial Belajar.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teori Psikodinamik, Kognitif, Kontekstual, Behavioral, dan
Sosial Belajar
Menurut pengertian yang paling umum, teori merupakan lawan dari fakta.
Chaplin (2002) mendefinisikan teori sebagai "satu prinsip umum yang
dirumuskan untuk menjelaskan sekelompok gejala yang berkaitan”. Menurut
Santrock (1998), teori adalah “hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi
tentang kenyataan yang belum diketahui akurasinya”.
Menurut Miller (1993), setidak-tidaknya ada dua peranan penting dari teori
perkembangan, yaitu:
1. Mengorganisir dan memberi makna terhadap fakta-fakta gejala-gejala
perkembangan.
2. Memberikan pedoman dalam melakukan penelitian dan menghasilkan informasi
baru.
Dalam pembahasan tentang perkembangan manusia, terdapat banyak teori, mulai
dari yang sederhana dan sistematis sampai pada yang rumit dan bertele-tele.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat beberapa teori perkembangan yang
umum dibahas dalam literature psikologi perkembangan, diantaranya:
psikodinamik, kognitif, konstektual, behavior dan belajar sosial.
[1]
1.
Teori Psikodinamik
Teori Psikodinamik adalah teori yang berupaya menjelaskan hakikat dan
perkembangan kepribadian. Unsur-unsur utama dalam teori ini ialah motivasi,
emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek
psikologis tersebut, yang umumnya terjadi selama masa kanak-kanak dini.
Teori ini memiliki kesamaan dengan teori belajar, yakni dalam hal pendangan
akan pentingnya pengaruh lingkungan, termasuk lingkungan (miliu) primer,
terhadap perkembangan.
[2]
2.
Teori Kognitif
Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan
sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. Dengan
kemampuan kognitif maka anak dipandang sebagai individu yang secara aktif
membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia melalui tindakan yang
termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.
3.
Teori Konstektual
Dalam psikologi, istilah digunakan untuk menunjukkan kondisi yang
mengelilingi suatu proses mental, dan kemudian mempengaruhi makna atau
signifikansinya (Chaplin, 2002). Teori konstektual memandang perkembangan
sebagai prose yang terbentuk dari transaksi timbal-balik anatara anak dan
knsteks perkembangan sistem fisik, sosial, kultural dan historis dimana
interaksi tersebut terjadi.
4.
Teori Behavior dan Belajar Sosial
Behavior (perilaku) adalah kegiatan organisme yang dapat diamati dan yang
bersifat umum mengenai otot-otot dan kelenjar-kelenjar sekresi eksternal
sebagaimana terwujud pada gerakan bagian-bagian tubuh atau pada pengeluaran
air mata, keringat. Teori perilaku dalam psikologi menegaskan bahwa dalam
mempelajari individu, yang seharusnya dilakukan oleh para ahli psikologi
adalah menguji dan mengamati perilakunya dan bukan mengamati kegiatan
bagian dalam tubuh.
[3]
B.
Bentuk-Bentuk Dari Teori Psikodinamik, Kognitif, Kontekstual,
Behavioral, Dan Sosial Belajar
1.
Bentuk dari teori Psikodinamik
Bahwa teori Psikodinamik dalam psikologi perkembangan banyak dipengaruhi
oleh bentuk teori lain yaitu :
a. Teori Psikoseksual Freud
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pelopor teori psikodinamik. Teori ini
berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah satu aspek
kepribadian seseorang. Freud yakin bahwa kepribadian manusia memiliki tiga
struktur penting, yaitu id, ego dan super ego. Id merupakan
struktur kepribadian yang asli, yang berisi segala sesuatu yang secara
psikologis telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Id merupakan severvoir energy psikis dan meyediakan seluruh daya untuk
menggerakkan kedua struktur kepribadian lainnya.
Ego adalah struktur kepribadian yang berurusan dengan tuntutan realitas.
Ego di sebut sebagai "executive branch" (badan pelaksana)
kepribadian karena ego membuat keputusan-keputusan rasional dan memiliki
fungsi tertentu. Superego adalah struktur kepribadian yang merupakan badan
moral kepribadian. Perhatian utamanya adalah memutuskan apakah sesuatu itu
benar atau salah, sehingga ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma
moral yang diakui oleh masyarakat.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa id, ego dan superego adalah suatu
konsep untuk menjelaskan komponen-komponen perkembangan biologis (id),
psikologis (ego) dan sosial (superego).
b. Teori Psikoseksual Freud
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pelopor teori psikodinamik. Teori ini
berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah satu aspek
kepribadian seseorang. Freud yakin bahwa kepribadian manusia memiliki tiga
struktur penting, yaitu id, ego dan super ego. Id merupakan
struktur kepribadian yang asli, yang berisi segala sesuatu yang secara
psikologis telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Id merupakan severvoir energy psikis dan meyediakan seluruh daya untuk
menggerakkan kedua struktur kepribadian lainnya.
Ego adalah struktur kepribadian yang berurusan dengan tuntutan realitas.
Ego di sebut sebagai "executive branch" (badan pelaksana)
kepribadian karena ego membuat keputusan-keputusan rasional dan memiliki
fungsi tertentu. Superego adalah struktur kepribadian yang merupakan badan
moral kepribadian. Perhatian utamanya adalah memutuskan apakah sesuatu itu
benar atau salah, sehingga ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma
moral yang diakui oleh masyarakat.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa id, ego dan superego adalah suatu
konsep untuk menjelaskan komponen-komponen perkembangan biologis (id),
psikologis (ego) dan sosial (superego).
c. Teori Psikososial Erikson
Erik Erikson (1902-1994) adalah salah seorang teoritis ternama bidang
perkembangan rentang-hidup. Erikson mengatakan bahwa individu berkembang
dalam tahap-tahap psikososial, yang berbeda dengan tahap-tahap
psikoseksual.
Menurut teori psikosoaial Erikson, kepribadian terbentuk ketika seseorang
melewati tahap psikososial sepanjang hidupnya. Perkembangan manusia
dibedakan berdasarkan kualitas ego dalam delapan tahap perkembangan. Empat
tahap pertama terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap kelima
pada masa adolesan, dan tiga thap terakhir pada masa dewasa dan usia tua.
Dari delapan tahap perkembangan tersebut, Erikson lebih memberikan
penekanan pada masa adolesen.
Walau begitu, cara pendekatan yang bersifat normopsikologis ditinjau dari
pendekatan psikologi sepanjang hidup cukup relevan untuk ditinjau sejenak.
Erikson membagi hidup manusia menjadi beberapa fase atas dasar proses –
proses tertentu beserta akibat – akibatnya. Proses- proses tadi dapat
berakhir baik atau tidak baik. Bila berakhir baik dapat memperlancar
perkembangan, bila tidak baik maka akan menghambatnya. Dari segi pandangan
psikologi perkembangan, maka pada setiap fase seseorang mempunyai “tugas”
yang harus diselesaikan dengan baik.
[4]
2.
Bentuk dari teori Kognitif
Dalam hal ini studi tentang perkembangan kognitif didominasi oleh dua
bentuk teori, yaitu teori perkembangan kognitif Piaget dan teori pemrosesan
informasi.
a. Teori Kognitif Piaget
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan
bagaimana anak beradaptasi dengan menginterpretasikan objek dan
kejadian-kejadian di sekitarnya. Piaget memandang bahwa anak memainkan
peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas dengan
kemampuan berupa tindakan yang termotivasi secara sendirinya terhadap
lingkungan.
[5]
Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap
atau periode yang terus bertambah kompleks.
Untuk menunjukkan struktur kognitif yang mendasari pola-pola tingkah laku
yang terorganisir, piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi. Skema
adalah proses atau cara mengorganisir dan merespons berbagai pengalaman
dengan kata lain skema adalah suatu pola sistematis dari tindakan,
perilaku, pikiran dan strategi pemecahan masalah yang memberikan suatu
kerangka pemikiran dalam menghadapi berbagai tantangan dan jenis situasi.
Adaptasi adalah sebuah istilah yang digunakan Piaget untuk menunjukkan
pentingnya pola hubungan individu dengan lingkungannya dalam proses
perkembangan kognitif.
Menurut Piaget adaptasi terdiri dari dua proses yang saling melengkapi,
yaitu asimilasi dari sudut biologi adalah intregasi Antara elemen-elemen
eksternal terhadap struktur yang sudah lengkap pada organisme. Akomodasi
adalah menciptakan langkah baru atau memperbarui istilah lama untuk
menghadapi tantangan baru. Jadi, kalau pada asimilasi terjadi perubahan
pada objeknya, sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan objek yang ada di
luar dirinya.
b. Teori Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi merupakan teori alternative terhadap teori
kognitif Piaget. Teori pemrosesan informasi ini didasari atas tiga asumsi
umum, yaitu : Pertama, pemikiran dipandang sebagai suatu sistem
penyimpanan dan pengembalian informasi. Kedua, individu-individu
memproses informasi dari lingkungan, Dan Ketiga, terdapat
keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari seorang individu
(Zigler & Stevenson, 1993).
3.
Bentuk dari teori kontekstual
Dalam teori kontekstual ini ada beberapa bentuk teori yang mempengaruhi,
yaitu:
a. Teori Etologis
Etologi merupakan studi tentang perkembangan perilaku evolusi spesies dalam
lingkungan alamiahnya. Teori etologi mengenai perkembangan menekankan bahwa
perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan
ditandai oleh periode-periode kritis atau sensitive. Dengan demikian,
pendekatan etologi difokuskan pada asal-usul evolusi dari tingkah laku dan
menekankan tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan alamiah.
Pendekatan etologis menetapkan metode-metode observasi yang dapat
meningkatkan kualitas studi tentang perekmbangan manusia.
b. Teori Ekologis
Teori Ekologis lebih menekankan pada sistem lingkungan menurut Urie
Brofenbrenner terhadap perkembangan mengajukan bahwa konstek di mana
berlangsung perkembangan individu, baik kognitif, sosioemosional, kapsitas
dan karakteristik motivasional, maupun partisipasi aktifnya, merupakan
unsur-unsur penting bagi perubahan perkembangan. Dalam teori ekologisnya,
Brofenbrenner menggambarkan empat kondisi lingkungan di mana perkembangan
terjadi, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem dan makrosistem.
4.
Bentuk dari teori Behavioral dan Sosial Belajar
Dalam teori Behavioral ada tiga versi tradisi behavioral, yaitu Pavlov dancondisioning clasic, B.F. Skinner dan condisioning operant, serta Bandura dan teori belajar sosial.
a. Pavlov dan Condisioning Clasic
Paradigma condisioning clasic merupakan karya besar Ivan P. Pavlov
(1849–1936) ilmuan Rusia yang mulai mengembangkan teori melalui
percobaannya tentang anjing dan air liurnya. Proses yang ditemukan oleh
Pavlov adalah perangsang yang asli dan netral atau rangsangan biasanya
secara berulang-ulang dipasangkan dengan unsur penguat, akan menyebabkan
suatu reaksi. Perangsang netral tadi disebut perangsang bersyarat atau US (unconditioned stimulus). Reaksi alami (biasa) atau reaksi ynag
tidak dipelajari disebut reaksi bersyarat atau CR (conditioned response). Pavlov mengaplikasikan istilah - istilah
tersebut sebagai berikut : suatu penguat ialah setiap agen, seperti makanan
yang biasa mengurangi sebagian dari suatu kebutuhan.
b. B.F. Skinner dan Condisioning Operant
B.F. Skinner adalah seorang psikolog dari Harvard yang telah berjasa
mengembangkan teori perilaku dari Watson. Pandangannnya tentang kepribadian
disebut dengan “behaviorisme radikal”. Behaviorisme menekankan
studi ilmiah tentang respons perilaku yang dapat diamati dan determinan
lingkungan. Dalam behaviorisme Skinner, pikiran, sadar atau tidak sadar,
maka tidak akan diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan.
Bagi Skinner perkembangan adalah perilaku. Oleh karena itu para behavioris
yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai dengan
pengalaman-pengalaman lingkungan.
c. Bandura dan Teori Belajar Sosial
Untuk menjelaskan bagaimana perilaku sosial belajar anak, Bandura
menggunakan prinsip-prinsip pengkondisian klasik dan pengkondisian operan.
Bandura yakin bahwa anak belajar tidak hanya melalui pengalamannya tetapi
juga melalui pengamatan, yakni mengamati apa yang dilakukan oleh orang
lain. Melalui belajar mengamati, yang disebut juga “modeling” atau
“imitasi”, individu secara kognitif menampilkan tingkah laku orang
lain dan kemudian barangkali mengadopsi tingkah laku tersebut dalam dirinya
sendiri.
Model belajar terbaru yang dikembangkan Bandura meliputi tingkah laku,
pribadi dan lingkungan. Hubungan timbal balik antara perilaku, pengaruh
lingkungan dan kognisi adalah faktor kunci dalam memahami bagaimana
individu belajar. Faktor- faktor perilaku, kognitif dan perilaku lainnya,
serta pengaruh lingkungan, bekerja secara interaktif. Perilaku dapat
mempengaruhi kognisi dan sebaliknya kegiatan kognitif seseorang dapat
mempengaruhi lingkungan, pengaruh lingkungan dapat mengubah proses
pemikiran seseorang dan seterusnya
.
[6]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembahasan
psikologi perkembangan manusia terdapat banyak teori, mulai dari yang
sederhana dan sistematis sampai pada yang rumit dan bertele-tele. Beberapa
teori perkembangan yang umum dibahas dalam literature psikologi
perkembangan, diantaranya : psikodinamik, kognitif, konstektual, behavior
dan belajar sosial.
Selain itu ada beberapa bentuk dari masing-masing teori perkembangan
tersebut, yakni meliputi: Teori Psikoseksual Freud, Teori Psikoseksual
Freud, Teori Psikososial Erikson, Teori Kognitif Piaget, Teori Pemrosesan
Informasi, Teori Etologis, Teori Ekologis, Pavlov dan Kondisioning Klasik,
B.F. Skinner dan Kondisioning Operant, Bandura dan Teori Belajar Sosial.
B.
Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami
[1]
Desmita, Psikologi Perkembangan, (PT Remaja Rosadakarya,
Bandung; 2013), hal. 37-38
[2]
Wiji Hidayati dan Sri Purnami, Psikologi Perkembangan,
(Yogyakarta : Teras, 2008), hal. 34
[3]
Desmita, Psikologi Perkembangan,…… hal. 45-54
[4]
Haditono dan Siti Rahayu, Psikologi Perkembangan,
(Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2002) hal. 16
[5]
Yudrik Jahya, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2012) hal. 115
[6]
Desmita, Psikologi Perkembangan,…… hal. 55-57
No comments