Breaking News

Makalah Tentang Kepemimpinan Dalam Islam



Pemimpin dan kepemimpinan merupakan persoalan keseharian dalam kehidupan bermasyarakat, berorganisasi, berusaha, berbangsa dan bernegara. Kemajuan dan kemunduran masyarakat, organisasi, usaha, bangsa dan megara antara lain dipengaruhi oleh para pemimpinnya. Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan dua elemen yang saling berkaitan. Artinya, kepemimpinan ( style of the leader) merupakan cerminan dari karakter/perilaku pemimpinnya (leader behavior). Perpaduan atau sintesis antara “ leader behavior dengan leader style” merupakan kunci keberhasilan pengelolaan organisasi, atau dalam skala yang lebih luas adalah pengelolaan daerah atau wilayah, dan bahkan Negara.

Pemimpin adalah seseorang yang diberi kedudukan tertentu dan dan bertindak sesuai dengan kedudukannya tersebut. Pemimpin juga adalah seorang ahli dalam organisasi / masyarakat yang diharapkan menggunakan pengaruh dalam melaksana dan mencapai visi dan misi institusi / lembaga yang dipimpinnya. Dia adalah memimpin dan bukan menggunakan kedudukan untuk memimpin. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu peranan dan proses mempengaruhi orang lain.

Kepemimpinan merupakan hal yang sangat fundamental dalam menjalankan roda pemerintahan. Kepemimpinan itu pun tidak terlepaskan dengan pemimpin itu sendiri karena keduanya merupakan satu kesatuan yang sangat berkaitan. Ini adalah menggambarkan bahwa kepemimpinan dan pemimpin sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena untuk mewujudkan kesejahteraan bagi umat manusia. Selain itu, juga bisa untuk menciptakan hubungan keseimbangan antara pemimpin dan orang yang dipimpin. Hal itu akan tercapai jika dalam pemimpin menggunakan sifat kepemimpinan dalam islam dalam memimpin.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas sedikit tentang Kepemimpinan dalam Islam. Semoga Bermanfaat...

Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengertian pemimpin dan kepemimpinan ?
2. Apa dalil tentang tugas seorang pemimpin sebagai Khalifah di bumi ?
3. Bagaimanakah konsep kepemimpinan dalam Islam ?
4. Bagaimanakah fungsi kepemimpinan ?
5. Bagaimanakah ciri pemimpin yang ideal dalam Islam ?

Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pemimpin dan kepemimpinan
2. Untuk mengetahui dalil tentang tugas seorang pemimpin sebagai Khalifah di bumi.
3. Untuk mengetahui konsep kepemimpinan dalam Islam.
4. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan.
5. Untuk mengetahui ciri pemimpin yang ideal dalam Islam.


PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Dalam Islam pemimpin disebut dengan Khalifah. Khalifah berarti wakil, pengganti atau duta. Sedangkan secara istilah Khalifah adalah orang yang bertugas menegakkan syariat Allah SWT, memimpin kaum muslimin untuk menyempurnakan penyebaran syariat Islam dan memberlakukan kepada seluruh kaum muslimin secara wajib, sebagai pengganti kepemimpinan Rasulullah SAW .

Dari pengertian di atas jelas bahwa pemimpin menurut pandangan Islam tidak hanya menjalankan roda pemerintahan begitu saja, namun seorang pemimpin harus mewajibkan kepada rakyatnya untuk melaksanakan apa saja yang terdapat dalam syariat Islam walaupun bukan beragama Islam. Serta mempengaruhi rakyatnya untuk selalu mengikuti apa yang menjadi arahan dari seorang pemimpin.

Sedangkan kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi perilaku seseorang, sehingga apa yang menjadi ajakan dan seruan pemimpin dapat dilaksanakan orang lain guna mencapai tujuan yang menjadi kesepakan antara pemimpin dengan rakyatnya.

Selain itu ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang sehingga ia memperoleh rasa hormat (respect), pengakuan (recognition), kepercayaan (trust), ketaatan ( obedience), dan kesetiaan (loyalty) untuk memimpin kelompoknya dalam kehidupan bersama menuju cita-cita. [1]

B. Dalil Tentang Tugas Seorang Pemimpin Sebagai Khalifah Di Bumi
Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi manusia di muka bumi sebagai khalifatullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya.

Berikut di bawah ini adalah beberapa dalil yang berkaitan dengan tugas pemimpin sebagai khalifah.
1. QS. Al-Anbiya ayat 73

Artinya : "Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah".

2. QS. As-Sajdah ayat 24

Artinya : "Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami".

3. QS. An Nisa ayat 135

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau bapak ibu dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, Allah lebih mengetahui kemaslahatan keduanya”.

4. QS. Al Maidah ayat 8

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman! Tegakkanlah keadilan sebagai saksi karena Allah. Dan janganlah rasa benci mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat dengan taqwa…”

5. QS. An Nisa ayat 58

Artinya : "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat".

6. QS. Shad ayat 26

Artinya : ”Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” [2]

C. Konsep Kepemimpinan Dalam Islam
Kepemimpinan Islam adalah konsep yang tercantum dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, yang meliputi kehidupan manusia dari pribadi, berdua, keluarga bahkan sampai umat manusia atau kelompok. Konsep ini mencakup baik cara-cara memimpin maupun dipimpin demi terlaksananya ajaran Islam untuk menjamin kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat sebagai tujuannya.

Kepemimpinan Islam, sudah merupakan fitrah bagian setiap manusia yang sekaligus memotivasi kepemimpinan yang Islami. Manusia di amanahi Allah untuk menjadi khalifah Allah (wakil Allah) di muka bumi, sebagaimana dalam surat Al Baqarah ayat 30 :

Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Khalifah bertugas merealisasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Sekaligus sebagai abdullah (hamba Allah) yang senantiasa patuh dan terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah. Sabda Rasulullah :
كُلُّهُمْ رَاعٍ وَ كُلُّهُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kamu adalah pemimpim dan tiap-tiap pemimpin dimintai pertanggungjawabannya (responsibilitiy)”.

Manusia yang diberi amanah dapat memelihara amanah tersebut dan Allah telah melengkapi manusia dengan kemampuan konsepsional atau potensi (fitrah) sebagaimana dalam surat Al Baqarah 31 :

Artinya : “dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

Konsep amanah yang diberikan kepada manusia sebagai khalifath fil ardli menempati posisi senteral dalam kepemimpinan Islam. Logislah bila konsep amanah kekhalifahan yang diberikan kepada manusia menuntut terjalinannya hubungan atau interaksi yang sebaik-baiknya antara manusia dengan pemberi amanah Allah, yaitu:

1. Mengerjakan semua perintah Allah,
2. Menjauhi semua larangan-Nya,
3. Ridha (ikhlas) menerima semua hukum-hukum atau ketentuan-Nya.

Selain hubungan dengan pemberi amanah (Allah), juga membangun hubungan baik dengan sesama manusia serta lingkungan yang diamanahkan kepadanya. Tuntutannya, diperlukan kemampuan memimpin atau mengatur hubungan vertical manusia dengan Sang Pemberi (Allah) amanah dan interaksi horizontal dengan sesamanya.

Jika kita memperhatikan teori-teori tentang fungsi dan peran seorang pemimpin yang digagas dan dilontarkan oleh pemikir-pemikir dari dunia Barat, maka kita akan hanya menemukan bahwa aspek kepemimpinan itu sebagai sebuah konsep interaksi, relasi, proses otoritas maupun kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasi secara horizontal semata.

Uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa, kepemimpinan Islam adalah suatu proses atau kemampuan orang lain untuk mengarahkan dan memotivasi tingkah laku orang lain, serta ada usaha kerja sama sesuai dengan al-Qur’an dan Hadis untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. [3]

Konsep kepemimpinan dalam Islam merupakan usaha menyeru manusia kepada amar ma’ruf nahi mungkar, menyeru berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat keburukan. Kepemimpinan Islam adalah perwujudan dari keimanan dan amal saleh. Oleh karena itu seorang pemimpin yang mementingkan diri, kelompok, keluarga, kedudukannya dan hanya bertujuan untuk kebendaan, penumpukan harta, bukanlah kepemimpinan Islam yang sebenarnya meskipun si pemimpin tersebut beragama Islam, berlabelkan Islam.

Sebagaimana dipahami, bahwa tidak semua orang layak, mampu atau berhak memimpin. Kepemimpinan adalah bagi dia atau mereka yang layak dan berhak saja. Sejumlah pendapat mengatakan bahwa dianggap telah melakukan satu pengkhianatan terhadap agama apabila diangkat seorang pemimpin yang tidak layak. Di dalam Islam, pemimpin kadangkala disebut imam tapi juga khalifah. Dalam shalat berjamaah, imam berarti orang yang di depan. Secara harfiyah, imam berasal dari kata amma-ya’ummu yang artinya menuju, menumpu dan meneladani. Ini berarti seorang imam atau pemimpin harus selalu di depan guna memberi keteladanan atau kepeloporan dalam segala bentuk kebaikan.

Di samping itu, pemimpin disebut juga dengan khalifah yang berasal dari kata khalafa yang berarti di belakang, karenanya khalifah dinyatakan sebagai pengganti karena memang pengganti itu di belakang atau datang sesudah yang digantikan. Kalau pemimpin itu disebut khalifah, itu artinya ia harus bisa berada di belakang untuk menjadi pendorong diri dan orang yang dipimpinnya untuk maju dalam menjalani kehidupan yang baik dan benar sekaligus mengikuti kehendak dan arah yang dituju oleh orang yang dipimpinnya kearah kebenaran. Kepemimpinan Rasulullah SAW merupakan contoh terbaik dalam menghayati nilai-nilai kepemimpinan. 

Baginda telah meletakkan kepentingan umat Islam mengatasi segala kepentingan diri dan keluarga. Sifat-sifat kepemimpinan yang dihayati dan ditonjolkan baginda telah menjadi rujukan para pengikut beliau di sepanjang zaman dan setiap generasi. Rasulullah SAW telah memberikan gambaran yang sangat rinci sebagaimana beliau bersikap sebagai seorang pemimpin, tidak pamer kemewahan dan tidak pula angkuh dengan jabatan yang beliau sandang. Sebaliknya Rasulullah SAW senantiasa menampilkan sikap keramahannya kepada umatnya, menyebarkan salam, menyantuni yang kecil, menghormati yang tua, peduli pada sesama dan selalu tunduk dan takut kepada Allah SWT. 

Dzat yang telah memberikan tugas dan tanggung jawab ke pundaknya. Meskipun Beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu, tetapi pengaruhnya tetap abadi hingga sekarang, tidak lapuk dimakan zaman dan tidak lekang dimakan usia. Kepemimpinan adalah pengaruh. Makin kuat kepemimpinan seseorang, akan makin kuat pula pengaruhnya. Begitu pula dengan Rasulullah, dan begitupula pemimpin yang mengikuti jejak beliau. [4]

D. Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai salah satu manajeman, merupakan hal sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Dalam kehidupaan organisasi, fungsi kepemimpinan adalah bagian dari pada tugas utama yang harus dilaksakan, tetapi untuk merumuskan apa yang dimaksud fungsi kepemimpinan, maka kita harus mengetahui apa yang menjadi fungsi dari pada pemimpin itu sendiri. Adapun fungsi pemimpin diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Membangkitkan loyalitas dan kepercayaan bawahan
2. Mengkomunikasikan gagasan atau ide kepada orang lain
3. Mempengaruhi serta menggerakkan orang lain untuk dapat mengikuti apa yang menjadi keputusan baik dari keputusan dari pemimpin maupun keputusan bersama
4. Menciptakan perubahan secara efektif. [5]

E. Ciri Pemimpin Yang Ideal Dalam Islam
Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu. Ada beberapa kriteria seorang pemimpin yang ideal, yaitu sebagai berikut :

1. Bertaqwa kepada Allah SWT
Sebagai syarat muthlak sebagai pemimpin. yang telah menjadi karakter kepribadiannya.

2. Amanah
Artinya jujur, tidak pernah berdusta, menepati janji, berani mengatakan yang haq, bertindak adil dan profesional. Sifat ini harus menetap pada seseorang jauh sebelum dia menjadi pemimpin. Sebagaimana diungkapkan dalam hadits :
وعن أبي أمامة قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم : " لا إيمان لمن لا أمانة له ، والذي نفسي بيده لا تدخلوا الجنة حتى تؤمنوا " . رواه الطبراني
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak berimanlah seseorang yang tidak (mempunyai) sifat amanah, dan demi jiwaku yang berada genggaman-Nya sehingga kalian beriman.”

3. Shiddiq
Membenarkan dan meyakini apa saja yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya sekalipun tidak dapat difahami oleh akal. Tokoh pemimpin berkarakter ini, adalah Abu Bakar Ashiddiq. Seorang Shiddiq sanggup berkata jujur, berani menyampaikan al-haq dengan segala resikonya, walaupun ia harus terusir dari negerinya. Sabda Rasulullah Saw,
عن أبي الدرداء ‏ "‏من فر بدينه من أرض إلى أرض مخافة الفتنة على نفسه ودينه كتب عند الله صديقا فإذا مات قبضه الله ـ عز وجل ـ شهيدا‏" ‏ فيه مجاشع يضع‏.
‏ Dari Abi Darda’ : “Barang siapa lari dengan agamanya daripada satu bumi (negeri) ke bumi yang lain karena takut fitnah atas dirinya dan agamanya, niscaya akan dicatat di sisi Allah orang yang Shiddiq, dan apabila ia mati maka akan dianggap mati syahid.”

4. Fathanah
Artinya pintar, cerdas, cermat, cepat mengambil keputusan, tepat menentukan tindakan, mampu membaca keadaan, dan memahami segala permasalahan.

5. Tabligh
Artinya menyampaikan, Pemimpin sebagai informan tentang segala sesuatu yang penting diketahui oleh umat. Khususnya mengenai pesan-pesan agama.

6. Tegas dan Teguh Pendirian
Dalam urusan tauhid dan al-Haq dari Allah seorang pemimpin tidak boleh lemah dan ragu. Rasulullah selalu tegas dalam membela agama Islam, tidak tergoda dengan rayuan dan sogokan.

7. Lemah Lembut
Rasulullah Saw terkenal dengan sifatnya yang peramah, bukan pemarah, halus tutur katanya, tidak menyinggung perasaan orang lain.

8. Pemaaf
Manusia tidak terlepas dari kesalahan dan dosa, apalagi prajurit, staf atau rakyat biasa, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Rasulullah sangat pemaaf walaupun kesalahan sebagian sahabat-sahabatnya sangat fatal yang mengakibatkan kaum Muslimin kalah perang di Uhud, dengan besar hati beliau memaafkan sahabatnya dan memohon ampunan bagi mereka.

9. Senang bermusyawarah
Musyawarah bukan untuk memaksakan kehendak, menolak usulan, otoriter dan merasa benar sendiri.

10. Bertawakal kepada Allah.
Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Tawakal artinya menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah bersungguh-sungguh menyusun rencana yang dianggap matang.

11. Adil
12. Sabar
13. Bertanggung jawab [6]

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penulisan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Pemimpin dalam Islam adalah orang yang bertugas menegakkan syariat Allah SWT, memimpin kaum muslimin untuk menyempurnakan penyebaran syariat Islam dan memberlakukan kepada seluruh kaum muslimin secara wajib, sebagai pengganti kepemimpinan Rasulullah SAW.

2. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi perilaku seseorang, sehingga apa yang menjadi ajakan dan seruan pemimpin dapat dilaksanakan orang lain guna mencapai tujuan yang menjadi kesepakan antara pemimpin dengan rakyatnya.

3. Konsep kepemimpinan dalam Islam merupakan usaha menyeru manusia kepada amar ma’ruf nahi mungkar, menyeru berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat keburukan.

4. Adapun ciri pemimpin yang ideal dalam Islam adalah bertaqwa kepada Allah SWT, amanah, shiddiq, fathanah, tabligh, tegas dan teguh pendirian, lemah lembut, pemaaf, senang bermusyawarah, bertawakal kepada allah, adil, sabar, bertanggung jawab.


B. Saran

Dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran supaya makalah ini bisa lebih sempurna di kemudian harinya. Karena penulis hanyalah seorang santri biasa yang sedang belajar.

Selain itu penulis juga mengharapkan kepada pembaca agar tetap dan terus mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan kepemimpinan. Karena jika kita semakin mengetahui tentang kepemimpinan dalam Islam, maka bukan tidak mungkin kita menjadi pemimpin yang ideal dalam Islam. Dengan demikian, semoga dengan adanya makalah ini bisa sedikit bermanfaat dalam menambah wawasan kita tentang kepemimpinan dalam Islam.



[1] Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan , (Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2011) hal. 4
[2] Ibid., hal. 14
[3] Zaenal Abidin Ahmad, Negeri Madani, (Jakarta : Kinta, 1998) hal. 45
[4] Hasan Al-Banna, Konsep Pembaharuan Umat Islam, (Jakarta : Media Dakwah, 1987) hal. 49
[5] Khairul Rizal, Islamic Leader, (Jakarta : Ciputat Press, 2006) hal. 98
[6] Sa’id Hawwa, Islam Cahaya Umat, (Jakarta : Al-I’tishom, 2001) hal. 126-128

2 comments:

  1. Terimakasih makalahnya. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana dengan bentuk negara? Adakah anjuran tersendiri dalam islam?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima Kasih atas kunjungannya. Luar biasa sekali pertanyaan anda.
      Menurut saya, Islam itu tidak mengajarkan bentuk dan sistem dari suatu pemerintahan atau negara. Karena sebaik apapun suatu sistem, pelaksanaannya akan sangat tergantung pada siapa yang menjalankan sistem itu. Namun, jika dilihat sistem khilafah adalah sistem dan bentuk terbaik dari semua sistem yang ada !

      Mohon maaf jika jawabannya kurang berkenan !

      Delete