Makalah Tentang Zikir Dalam Islam
Dalam kehidupan sehari-hari, berdzikir sangat penting untuk diterapkan
khususnya bagi umat Muslim, karena zikir tersebut merupakan hubungan antara
seorang hamba dengan Tuhannya, Allah SWT. Namun dalam prakteknya dzikir
jarang sekali diamalkan, walau mungkin ada itu pun hanya sebagian manusia
yang selalu mengamalkannya. Kebanyakan orang berdzikir pada waktu dan
keadaan tertentu. Terkadang manusia berdzikir dan mengingat Allah SWT.
hanya saat dalam kesusahan dan tertimpa masalah saja.
Dzikir adalah suatu kegiatan atau cara yang dilakukan oleh seorang hamba
dalam mengingat Allah SWT. Dalam dzikir seorang hamba memuji dan
mengagungkan kebesaran Allah SWT. dengan merasa bahwa kita hanyalah seorang
hamba yang lemah tak berdaya dan hanya Allah SWT. lah yang Maha Kuasa. Maka
dari itu, kita seorang hamba-Nya hanyalah bagian kecil dari kekuasaan-Nya.
Maka dari itu penulis akan membahas sedikit tentang pentingnya berdzikir
dalam kehidupan sehari-hari. Karena penerapan dzikir sangat berpengaruh
pada kehidupan manusia.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan zikir ?
2. Apa-apa saja faidah dalam berzikir ?
3. Bagaimanakah tata cara berzikir berdasarkan Al Quran dan Hadist ?
Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan zikir.
2. Untuk mengetahui apa-apa saja faidah dalam berzikir.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah tata cara berzikir berdasarkan Al Quran
dan Hadist
ZIKIR DALAM ISLAM
A.
Pengertian Dzikir
Dzikir merupakan ibadah yang paling ringan, sekaligus paling besar
kedudukannya dan paling utama di sisi-Nya. Hal ini dikarenakan gerak lidah
adalah gerakan yang paling ringan dan paling mudah dari segenap anggota
badan lainnya.
Adapun pengertian zikir secara bahasa yaitu berasal dari kata ذَكَرَ، يَذْكُرُ، ذِكْرًا artinya mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil
pelajaran, mengenal atau mengerti dan ingatan. In’ammuzahiddin di dalam
bukunya dijelaskan bahwa istilah dzikir memiliki banyak makna, di antara
pengertian-pengertian dzikir adalahmenyebut, menuturkan, mengingat, menjaga, atau mengerti perbuatan baik.
[1]
Sedangkan dzikir dalam arti menyebut nama Allah yang diamalkan secara
rutin, biasanya disebut wirid atau aurad. Dan amalan ini termasuk
ibadah murni (mahdhah), yaitu ibadah yang langsung berhubungan
dengan Allah SWT. Sebagai ibadah mahdhah maka dzikir jenis ini
terikat dengan norma-norma ibadah langsung kepada Allah, yaitu harus ma’tsur (ada contoh atau perintah dari Rasulullah SAW).
Adapun pengertian dzikir secara istilah yaitu ingat kepada Allah dengan
menghayati kehadiran-Nya, ke-Maha Sucian-Nya, ke-Maha ke-Terpujian-Nya dan
ke-Maha Besaran-Nya. Dzikir merupakan sikap batin yang bisa diungkapkan
melalui ucapan Tahlil (La Ilaha illa Allah, Artinya, Tiada Tuhan
Selain Allah), Tasbih (Subhana Allah, Artinya Maha Suci Allah),
Tahmid (Alhamdulillah, Artinya Segala Puji Bagi Allah), dan Takbir
(Allahu Akbar, Artinya Allah Maha Besar).
[2]
Dzikir dalam pengertian mengingat Allah sebaiknya di lakukan setiap saat,
baik secara lisan maupun dalam hati. Artinya kegiatan apapun yang dilakukan
oleh seorang muslim sebaiknya jangan sampai melupakan Allah SWT. Di manapun
seorang muslim berada, sebaiknya selalu ingat kepada Allah SWT sehingga
akan menimbulkan cinta beramal saleh kepada Allah SWT, serta malu berbuat
dosa dan maksiat kepadanya.
B.
Anjuran Berzikir Dalam Al Quran Dan Hadist
Sebagaimana kita ketahui bahwa zikir merupakan salah satu cara mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Namun perlu kita ketahui bahwa zikir ini merupakan
anjuran Allah SWT dan Rasulullah SAW yang sangat diperintahkan. Adapun
dalil-dalil tentang anjuran dalam berzikir ini tersebut di dalam Al Quran
dan Hadis Rasulullah, di antaranya sebagai berikut :
1. Dalil berdasarkan Al Quran :
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”
(QS : Al Ahzab ayat 41)
Artinya :
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di
waktu petang dan pagi hari".
(QS : Ali Imran ayat 41)
Artinya :
“ Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.”
(QS : Al Baqarah ayat 152)
2. Dalil berdasarkan Hadist :
ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ : ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ : ﺃﻓﻀﻞ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ
Artinya :
"Dari Jabir bin Abdullah, beliau berkata : Saya dengar rasulullah
bersabda : dzikir yang paling baik ialah kalimah La ilaaha illallah”
ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺑﺴﺮ ﺃﻥ ﺃﻋﺮﺍﺑﻴﺎ ﻗﺎﻝ ﻟﺮﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺇﻥﺷﺮﺍﺋﻊ
ﺍﻻﺳﻼﻡ ﻗﺪ ﻛﺜﺮﺕ ﻋﻠﻲ ﻓﺄﻧﺒﺌﻨﻰ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺸﺊ ﺃﺗﺸﺒﺖ ﺑﻪ , ﻗﺎﻝ : ﻻ ﻳﺰﺍﻝﻟﺴﺎﻧﻚ ﺭﻃﺒﺎ ﻣﻦ ﺫﻛﺮ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭ ﺟﻞ
Artinya
: "Dari Abdillah bin Bisri beliau berkata : bahwasanya seorang badui
bertanya kepada Rasulullah saw : sesungguhnya syari'at Islam sudah
banyak saya terima, maka terangkanlah kepada saya sesuatu yang mudah
dikerjakan. Nabi menjawab : hendaklah lidahmu selalu basah dengan
dzikir Allah"
C.
Macam-macam Dzikir
Adapun macam-macam zikir, ulama membagi beberapa pembagian zikir sebagai
berikut:
1. Dzikir dengan lidah (lisan)
Dzikir dengan lisan dilakukan dengan mengucapkan kalimat-kalimat dzikir
dengan menggunakan lidah. Kalimat-kalimat dzikir yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW. adalah merupakan kalimat thayyibah, yaitu:
a. Tasbih ( اللهُ سُبْحاَنَ )
b. Tahmid (الْحَمْدُ لِلَّهِ)
c. Tahlil ( إِلهَ إِلاَّ اللهُ لاَ)
d. Takbir ( اکبر الله)
e. Istighfar ( استغفر الله العظيم )
f. Hawqalah ( لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ )
g. Masyiah (مَا شَاءَ اللهُ )
Ada 2 cara dalam melakukan zikir dengan lisan yaitu dengan cara sir (sembunyi) danjahar (jelas). :
a. Zikir secara sir yaitu berzikir dengan suara perlahan sekiranya
hanya terdengar oleh telinga orang yang berzikir itu sendiri. Zikir ini
merupakan zikir yang paling afdhal sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam
surat Al A’raf ayat 205 :
Artinya
: “dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri
dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.”
b. Zikir secara jahar yaitu berzikir dengan bersuara keras
sekiranya terdengar oleh dirinya sendiri dan orang yang berada di dekatnya.
2. Dzikir dengan fikiran
Dzikir dengan fikiran dilakukan dengan merenungkan ciptaan Allah SWT. dan
merupakan dzikir yang sangat tinggi nilainya, di samping dapat memantapkan
iman, juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan.
3. Dzikir dengan perasaan
Dzikir dengan perasaan dilakukan dengan berhuznuzan kepada Allah
SWT. dan merasakan indahnya rahmat yang telah diberikan-Nya kepada kita,
sehingga dapat merubah perasaan negatif menjadi positif. Beberapa contoh
dzikir dengan perasaan adalah dengan merasa dekat dengan Allah SWT, merasa
dilindungi Allah SWT., merasa disayangi Allah SWT., merasa mendapat karunia
dari Allah SWT. Dan merasakan bahwa Allah SWT-lah yang memberikan segala
kebaikan, sedangkan yang buruk diakibatkan oleh kesalahan kita.
4. Dzikir dengan keyakinan
Dzikir dengan keyakinan adalah mantapnya aqidah tauhid dalam perjalanan
hidupnya, bahwa segala sesuatu terjadi hanya menurut kehendak Allah SWT.
yang disebut denganTauhid Rububiyah, dan adanya keyakinan yang
utuh bahwa hanya Allah SWT. lah yang berhak disembah, yang kemudian dikenal
dengan Tauhid Uluhiyah.
Orang yang selalu mengamalkan dzikir dengan keyakinan yang sampai ke lubuk
hati terdalam tidak akan terkagum-kagum kepada apapun dan siapapun, kecuali
hanya kepada Allah SWT. godaan terbesar dalam zikir ini adalah syirik.
5. Dzikir dengan perbuatan
Dzikir dengan perbuatan dilakukan dengan sikap taat dan patuh terhadap
aturan Allah SWT., baik dalam hal aqidah, ibadah maupun mu’amalah. Sehingga segala gerak dan langkah serta tutur kata
memancarkan akhlak yang diridhai Allah SWT dan jauh dari akhlak tercela ( madzmumah).
[3]
D.
Keadaan dan Larangan Dalam Berzikir
Salah satu ciri orang yang berakal yaitu apabila ia memperhatikan sesuatu,
selalu memperoleh manfaat dan faedah. Ia selalu menggambarkan kebesaran
Allah SWT, mengingat dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan dan banyaknya
ni’mat Allah kepadanya. Ia selalu mengingat Allah di setiap waktu dan
keadaan, baik di waktu ia berdiri, duduk, atau berbaring. Tidak ada satu
waktu pun yang dibiarkan berlalu begitu saja, kecuali hanya gunakan untuk
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Memikirkan
keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalamnya, yang menggambarkan
kesempurnaan alam dan kekuasaan Allah SWT Sang Pencipta. Hal ini
berdasarkan dengan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 190-191 :
Artinya :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa
neraka.”
Dalam ayat tersebut juga di jelaskan bahwa berzikir kepada Allah SWT tidak
dibatasi dengan keadaan sesuatu apapun. Berzikir dianjurkan kepada kita
dalam keadaan apapun baik ketika sedang berdiri, duduk, maupun tidur.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW pula :
وعن عائشة رَضِيَ اللهُ عنها، قالت: كَانَ رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم
يَذْكُرُ اللهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ. رواهُ مسلم
Dari Aisyah ra, katanya:
"Sesungguhnya Rasulullah SAW. itu berzikir kepada Allah dalam segala
keadaannya."
(Riwayat Muslim)
Oleh karena itu mengingat kepada sang Khaliq tidak boleh dibatasi oleh
apapun. Seseorang dibolehkan berzikir di manapun, kapanpun, dan dalam
keadaan apapun, kecuali karena adanya hal-hal tertentu yang menyebabkan
berzikir itu dilarang. Ada beberapa hal yang menyebabkan zikir itu dilarang
di antaranya sebagai berikut :
1. Berzikir pada tempat yang bernajis seperti WC ataupun kamar mandi
2. Apabila dalam keadaan berjunub, dilarang membaca sesuatu yang diambil
dari Al Quran, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Waqiah ayat 79 :
Artinya : “ Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.”
3. Sedang melakukan maksiat kepada Allah, seperti sedang berjudi, berzina
atau meminum khamr dan lain sebagainya dengan maksud mengejek Allah.
[4]
E.
Fungsi Zikir
Tidak diragukan lagi setiap orang kenal dengan kata-kata dzikir dan tidak
asing lagi di telinga kita , dzikir merupakan alat untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Firman Allah dalam Surat Al Ahzab Ayat 41 :
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”
Berdzikir adalah mengingat Allah SWT dengan cara menyebut nama-nama dan
sifat-sifat Allah yang mulia, dan mengikuti contoh tuntunan Rasulullah SAW
dalam berdzikir kepada Allah SWT. Seseorang yang tidak pernah melakukan
dzikir kepada Allah SWT maka dia akan merugi di hari kiamat:
عن عائشة قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما من ساعة تمر بابن آدم
لايذكر الله تعالى فيها إلا تحسر عليها يوم القيامة
“Dari Aisyah dia berkata , berkata Rasullah Saw : Tidaklah ada suatu
waktu yang akan melewati anak adam dan dia tidak berdzikir kepada Allah
SWT maka dia akan merugi dihari kiamat .”
Banyak sekali hadits –hadits Rasulloh Saw yang menerangkan tentang dzikir
ini akan tetapi disana ada manfaat sekaligus fungsi penting dari dzikir itu
sendiri yang saya akan ringkaskan dari kitab Al Adiyyah Wal Adzkar
sebagai berikut ini :
1. Dzikir itu akan mendatangkan kebahagian dan kelapangan hati bagi diri
kita , ketentraman , kenyamanan dan kepausan hati yang luar biasa jauh dari
pada kepenatan dunia yang mebosankan ini .
2. Dzikir akan menghapuskan dosa-dosa dan akan menyelamatkan dia dari adzab
dan sengatan api neraka.
3. Dzikir akan menghasilkan ganjaran dan pahala dari Allah SWT yang tidak
ada pada jenis amalan lain.
4. Dzikir adalah adalah tanaman kita disorga kelak , sorga itu memilik
tanah yang subur, dan dzikir adalah tanamannya yang akan berkembang terus.
5. Dzikir akan menjadi cahaya bagi diri dia di dunia ini , akan menjadi
cahaya di kuburannya kelak, akan menjadi cahaya ketika kita melewati sirat
mustakim.
6. Dzikir akan menjadikan pelakunya mendapatkan sholawat dari Allah SWT dan
para malaikat Nya.
7. Dzikir merupakan sebab pemantapan keimanan seseorang kepada Allah SWT.
8. Dzikir merupakan obat penyembuh dari penyakit hati. Dzikir akan
mendekatkan sesorang kepada Allah dan kebersamaan Allah selalu ada bersama
dirinya.
[5]
F.
Faedah Berzikir
1. Membuat hati menjadi tenang, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar
Ra’d ayat 28 :
Artinya :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.”
2. Mendapatkan pengampunan dan pahala yang besar, sebagaimana dalam surat
Al Ahzab ayat 35
Artinya :
“....... laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
3. Dengan mengingat Allah, maka Allah akan ingat kepada kita. Sebagaimana
dalam surat Al Baqarah 152
Artinya :
“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.”
4. Banyak menyebut nama Allah akan mendatangkan keberuntungan, sebagaimana
dalam surat al Anfal ayat 45
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh),
Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya
agar kamu beruntung.”
5. Dzikir kepada Allah merupakan Pembeda antara orang mu’min dan orang
munafik, sebagaimana dalam surat An Nisa ayat 42
Artinya :
“di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul,
ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah dan mereka tidak dapat
Menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun.”
6. Dzikir merupakan ibadah yang paling mudah untuk dilakukan. Banyak amal
ibadah yang yang mudah kita lakukan yang di dalamnya termasuk dalam zikir
seperti ;
a. Membaca basmallah ketika hendak makan dan minum
b. Membaca doa ketika masuk dan keluar kamar mandi
c. Membaca doa masuk dan keluar rumah
d. Membaca doa memakai dan melepaskan pakaian
e. Membaca doa ketika turun hujan
f. Wirid sesaat setelah shalat
g. Membaca hamdalah ketika bersin
h. Membaca doa sebelum dan ketika bangun tidur
i. Dan lain sebagainya yang di dalamnya terdapat lafadz-lafadz yang
bermaksud memohon kepada Allah.
[6]
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdzikir merupakan tindakan yang terpuji di mana kita mengingat Allah
memalui pujian-pujian kepada Allah SWT. Berdzikir kepada Allah Swt sangat
dianjurkan karena selain mengingat Allah dan mendapat pahala keutamaannya
sangat banyak bagi orang yang selalu berdzikir kepada Allah SWT. Dengan
berdzikir kita tetap tersambung dengan sang pencipta dimana kita tidak
selalu memikirkan kehidupan dunia. Berdzikir dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja kecuali tempat-tempat yang dilarang menyebut nama Allah dan
hukumnya sunnah, lebih-lebih setelah shalat 5 waktu kita sangat dianjurkan
untuk melanjutkan dengan berdzikir untuk kesempurnaan shalat kita.
G.
Saran
Hendaklah kita selalu berdzikir kapada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur
kita kepada Allah yang telah memberi nikmat dan kehidupan yang nyaman
dunia, karena Allah akan mengganjar pahala yang berlipat kepada hambanya
yang selalu ingat kepada Allah SWT. Dalam penulisan makalah ini tentulah
terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
[1]
In’ammuzahiddin Masyhudi, Nurul Wahyu A , Berdzikir dan Sehat ala Ustad Haryono, (Semarang: Syifa
Press, 2006), hal. 7
[2]
Ibid.,
hal. 8
[3]
Syeikh Muhammad Hisyam Kabbani, Energi Zikir dan Shalawat, diterjemahkan oleh Zaimul Am,
(Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, 2007) hal, 24-25
[4]
Syeikh Irfan bin Sulaim Al Asya, Basahi Lidah Dengan Dzikir, terjemahan Thohirin, (Jakarta
Timur : MIRQAT Publishing, 2006) hal. 36
[5]
Luqman Junaidi, The Power of Wirid, (Jakarta : PT. Mizan
Publika, 2007) hal 100-101
[6]
Khalid Al Husainan, Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, (Bogor
: Pustaka Imam Syafi’i, 2004 ) hal. 158-160
No comments