Makalah Tentang Manfaat Pupuk Bagi Tanaman Padi
Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT. yang
memerlukan makan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang diketahui
saat ini banyak orang yang mati, karena kelaparan. Kejadian itu sering
terjadi, terutama di Indonesia yang disebabkan karena kemalasan mereka
untuk bekerja dan juga kurang pedulinya pemerintah terhadap rakyat-rakyat
kecil.
Manusia memerlukan kebutuhan makanan pokok, yang mana di setiap suatu
negara memiliki makanan pokok yang berbeda-beda. Tetapi yang makanan pokok
yang cukup terkenal adalah beras atau nasi. Dan sebagian besar penduduk
Indonesia makanan pokoknya adalah nasi. Yang mana awalnya nasi atau beras
itu berasal suatu tumbuhan padi seperti rumput-rumputan, yang banyak
ditanam dan dibudidayakan di negara kita tercinta yaitu negara Indonesia.
Sebelum manusia mengenal nasi, terutama di negara Indonesia ini, makanan
pokoknya adalah jagung, ketela, dan sagu. Untuk sagu itu yang paling banyak
dibudidayakan di Papua, karena sagu sebagai makanan pokok orang Papua
sampai pada saat ini.
Nasi adalah makanan pokok yang berasal dari padi dan mudah dinikmati oleh
siapapun, bukan hanya nikmat, tetapi nasi mengandung berbagai zat makanan
yang dipelukan oleh tubuh kita, yaitu karbohidrat,protein, lemak, serat
kasar, abu, dan vitamin. Sehingga dapat membuat tubuh atau badan kita
sehat. Dan jika ingin lebih nikmat lagi, nasi dapat dicampur dengan
lauk-pauk seperti ikan, daging, tempe, dan sayur- sayuran seperti bayam,
wortel, dan lain-lain.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan beras yang berkualitas tinggi, maka
perlulah digunakan pupuk yang baik dan berkualitas pula. Pada kesempatan
ini, penulis akan membahas sedikit tentang pentingnya pupuk bagi tanaman
padi.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pupuk ?
2. Apa saja jenis-jenis pupuk ?
3. Bagaimanakah pentingnya pupuk bagi padi ?
4. Bagaimanakah peran ilmu biologi dalam pertanian ?
Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pupuk.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pupuk.
3. Untuk mengetahui pentingnya pupuk bagi padi.
4. Untuk mengetahui peran ilmu biologi dalam pertanian.
GAMBARAN UMUM TENTANG PUPUK
A.
Pengertian Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi
tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh
kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang
diperlukan oleh tanaman adalah : C, H, O (ketersediaan di
alam masih melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro, kadar dalam tanaman
> 100 ppm), Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro, kadar dalam tanaman
< 100 ppm).
Pupuk diberikan agar tanaman (tumbuhan yang diusahakan manusia) dapat
tumbuh, berkembang dan menghasilkan sesuai yang diharapkan. Manusia selalu
menuntut lebih terhadap kemampuan tanaman. Rekayasa genetik dan lingkungan
dilakukan agar tanaman memberikan kinerja yang lebih baik. Dengan bantuan
hasil tanaman tersebut, unsur yang semula berada dalam tanah masuk ke dalam
tubuh manusia.
Tumbuhan tidak memerlukan pupuk. Karena tumbuhan mampu mengambil unsur hara
yang tersedia di lingkungan hidupnya. Pada lahan yang tidak terusik
manusia, kesuburan tanah selalu meningkat, karena terjadi pelonggokan
materi dan energi di tempat tersebut. Mineral dari jeluk yang lebih dalam
diangkut ke daun dan digugurkan ke permukaan tanah. Gas-gas di udara
terutama CO2 dijerat dan digunakan sebagai penyusun tubuh tumbuhan.
Tumbuhan selalu hidup bersama dengan lelembut (mikrobia). Serasah
tumbuhan menjadi makanan dan sumber energi bagi lelembut tersebut untuk
terus bekerja. Hasil perombakan digunakan kembali oleh tumbuhan. Interaksi
mineral dan bahan organik yang terus-menerus itu, akan diikuti ketersedian
hara dan lengas yang makin besar, sehingga memberikan lingkungan yang
terbaik bagi tumbuhan.
Semakin berkurang usikan manusia terhadap suatu lahan, maka lahan tersebut
akan bertambah subur. Sebaliknya, semakin banyak usikan semakin banyak pula
masukan yang harus diberikan agar lahan tetap subur. Semakin intensif lahan
dikelola, semakin banyak pula pupuk yang diperlukan.
Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman, umumnya mengandung bahan lain,
yaitu:
1. Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat
pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).
2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran
bahan lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure amoniak)
sering mengandung kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam bebas (H 2SO4) dan sebagainya.
3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan
maksud agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya
berkurang, nilai higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih
menarik. Bahan yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax
dan sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya lebih mahal dibandingkan
tanpa mantel.
4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya
tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizer nya
dapat tepat sesuai dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah
disebar lebih merata
Dalam praktek perlu diketahui istilah-istilah khusus yang sering digunakan
dalam pupuk antara lain ialah :
1. Mutu pupuk atau grade fertilizer artinya angka yang menunjukkan
kadar hara tanaman utama (N,P, dan K) yang dikandung oleh pupuk yang
dinyatakan dalam prosen N total, P2O5 dan K 2O. Misalnya pupuk Rustika Yellow 15-10-12 berarti kadar N 15%,
P2O5 10% dan K2O 12%.
2. Perbandingan pupuk atau ratio fertilizer ialah perbandingan
unsur N,P dan K yang dinyatakan dalam N total, P2O5
dan K2O merupakan penyederhanaan dari grade ferilizer.
Misalnya grade fertilizer 16-12-20 berarti ratio fertilizernya 4:3:5.
3. Mixed fertilizer atau pupuk campur ialah pupuk yang berasal
dari berbagai pupuk yang kemudian dicampur oleh pemakainya. Misalnya pupuk
Urea, TSP dan KCl dicampur menjadi satu dengan perbandingan tertentu sesuai
dengan mutu yang diinginkan. Hal ini berbeda dengan pupuk majemuk yaitu
pupuk yang mempunyai dua atau lebih hara tanaman dibuat langsung dari
pabriknya.
[1]
B.
Jenis-Jenis dan Manfaat Pupuk Bagi Tanaman
Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk
tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk
yang paling awal adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang
kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya
deposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839.
Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis
unsur hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara
pembentuk pupuk tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang
menunjukkan jenis dan unsur hara yang di kandungnya. Kadangkala petunjuk
pemakaiannya juga dicantumkan pada kemasan.karena itu, sangat penting untuk
membaca label kandungan pupuk sebelum memutuskan untuk membelinya. Selain
menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara aplikasinya
yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien.
Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan
tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat
dimanfaatkan tanaman.
Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman yang
jika diberikan ke pertanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman. Sedangkan pemupukan adalah penambahan satu atau beberapa hara
tanaman yang tersedia atau dapat tersedia ke dalam tanah/tanaman untuk dan
atau mempertahankan kesuburan tanah yang ada yang ditujukan untuk mencapai
hasil/produksi yang tinggi.
Terdapat 2 jenis pupuk yaitu pupuk anorganik (pupuk buatan) dan pupuk
organik. Untuk mendapatkan hasil gabah yang tinggi dengan tetap
mempertahankan kesuburan tanah, maka perlu dilakukan kombinasi pemupukan
antara pupuk anorganik dengan pupuk organik. Keuntungan dari aplikasi
kombinasi kedua jenis pupuk tersebut adalah kekurangan sifat pupuk organik
dipenuhi oleh pupuk anorganik. Sebaliknya kekurangan dari pupuk anorganik
dipenuhi oleh pupuk organik.
Pupuk secara umum digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk
anorganik.
1. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang
diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri
pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos
berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran
ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang
lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan
namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi.
2. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh
pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki presentase
kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang di kandungnya,
pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk
majemuk.
a. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam.
Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung
unsur nitrogen.
b. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur
hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali
penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi
harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium
phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
[2]
Soepardi membagi jenis-jenis pupuk berdasarkan kandungan yang di kandungnya
menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
1.
Pupuk Sumber Nitrogen
Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau
amonium yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih
cepat tersedia bagi tanaman. Amonium juga akan diubah menjadi nitrat oleh
mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan padi. Tembakau tidak dapat
mentoleransi jumlah amonium yang tinggi. Untuk menyediakan nitrogen pada
tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3-)
dengan kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan
pupuk berbentuk amonium (NH4+) karena pada tanah yang
tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi gas N2. umumnya pupuk
dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga
pemakaiannya perlu lebih hati-hati.
Adapun pupuk yang tergolong dalam jenis ini adalah :
a. Amonium Nitrat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah
panas. Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan
akara atau langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat
cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering. Amonium nitrat
bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.
b. Amonium Sulfat (NH4)2 SO4
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan 26%
sulfur (S), berbentuk kristal dan kurang higroskopis. Reaksi kerjanya agak
lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga
tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat
baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan dipakai di daerah panas.
c. Kalsium Nitrat
Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut didalam
air, dan sebagai sumber kalsium yang sangat baik karena mengandung 19%
kalsium Ca. sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.
d. Urea (CO(NH2)2)
Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi
menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air
dan bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia.
2.
Pupuk Sumber Fosfor
a. SP36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.pupuk ini
terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna
abu-abu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga
selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral,
tidak higroskopis dan bersifat membakar.
b. Amonium Phospat
Monoamonium Phospat (MAP) memiliki analisis 11.52.0. Diamonium Phospat
memiliki (DAP) analisis 16.48.0 atau 18.46.0. pupuk ini umumnya digunakan
untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (styarter fertillizer).
Bentuknya berupa butiran berwarna cokelat kekuningan. Reaksinya termasuk
alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak
higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar
karena indeks garamnya rendah.
3.
Pupuk Sumber Kalium
a. Kalium Chlorida (KCl)
Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat
higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang
membutuhkannya, misalnya kentang, wortel dan tembakau.
b. Kalium Sulfat (K2SO4)
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar
48-52%. Bentuknya berupa tepung putih yang larut didalam air, sifatnya agak
mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam. Tanaman
yang peka terhadap keracunan unsur Cl, seperti tembakau disarankan untuk
menggunakan pupuk ini.
c. Kalium Nitrat (KNO3
Mengandung 13% N dan 44% K2O. berbentuk butiran berwarna putih
yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.
4.
Pupuk Sumber Unsur Hara Sekunder
a. Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk
menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup
baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh
ukuran butiran. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.
b. Kapur Kalsit
Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang
berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung
90-99% Ca. Bersifat lebih cepat larut dalam air.
c. Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)
Berbentuk butiran berwarna kuning. Mengandung 30% K2O, 12% S,
dan 12% MgO. Sifatnya agak sukar larut dalam air. Selain untuk memperbaiki
defisiensi Mg, pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa
pada tanah asam.
d. Kapur Gypsum
Berbentuk bubuk dan berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S dan sedikit
Mg. Ditebarkan dalam sekali aplikasi. Jika terkena air, gypsum yang
ditebarkan akan menggumpal dan mengeras seperti tanah liat (cake).
Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah yang terganggu karena kadar garam
yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai. Aplikasi gypsum tidak
banyak berpengaruh pada perubahan pH tanah.
e. Bubuk Belerang (Elemental Sulfur)
Umumnya, sulfor disuplai dalam bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai
jenis pupuk. Kandungan sulfat tersebut tidak berpengaruh dalam penurunan pH
tanah. Selain terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang adalah
sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 909%. Namun, bubuk
ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi
tidak lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. Penggunaannya tidak
boleh melebihi 25 gram/m2, karena bubuk sulfur dapat
mengakibatkan gejala terbakarnya daun tanaman (burning effect).
5.
Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro
Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di Indonesia. Beberapa
hasil penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan teh di beberapa
daerah di Jawa sudah memulai membutuhkan tambahan Zn dari pupuk.
Pupuk sebagai unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk
garam anorganik dan bentuk organik sintesis. Kedua bentuk ini mudah larut
dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam organik adalah Cu, Fe,
Zn dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber boron,
umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai pupuk
daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau amonium molibdat.
Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam
yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat
mengikat ion logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara
mikro yang tersedia dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn.
Selain disediakan oleh kedua jenis pupuk diatas, unsur hara mikro juga
disediakan oleh pupuk majemuk yang beredar di pasaran. Pupuk slow release dan pupuk daun biasanya dilengkapi dengan satu atau
lebih unsur mikro. Adapaun yang tergolong dalam pupuk ini adalah sebagai
berikut :
a. Pupuk Majemuk
Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merk, kualitas
dan analisis telah tersedia di pasaran.kendati harganya relatif lebih
mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap.
Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besaran butiran yang seragam dan
tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat
menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk bereaksi asam, kecuali yang telah
mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.
Variasi analisis pupuk mejemuk sangat banyak. Meskipun demikian, perbedaan
variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15 dan NPK
16.16.16. Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15, 16.16.16, dan 20.20.20
menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk
dengan variasi analisis seperti ini antara lain untuk mempercepat
perkembangan bibit; sebagai pupuk pada awal peneneman; dan sebagai puk
susulan saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga.
Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara
lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara mikro dan harga
perkilogramnya.contoh cara mempertimbangkan pemilihan pupuk majemuk,
variasi analisis pupuk NPK 20.20.20 memiliki kandungan hara yang lebih
tinggi daripada NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sehingga
mudah sekali menggumpal. Karena itu, variasi analisis pupuk ini sebaiknya
tidak dipilih karena bagian yang menggumpal tidak dapat digunakan.
b. Pupuk Daun
Daun memiliki mulut yang dukenal dengan nama stomata. Sebagian besar
stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk
mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai
daun. Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman
tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu
panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat
masuk dalam jaringan daun. Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan
ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan daun.
Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan
unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap
karena ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pemilihan analisis yang tepat
pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama dengan
analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia tanah
tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah
manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan
tanaman dan peningkatan hasil panen.
Pupuk daun berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika mudah
larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut dalam air,
sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya tidak dapat disimpan
terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.
Kentungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman sangat
cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak
menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan aplikasinya
dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah
konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk
daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan kedalam satuan
volume air. Penentuan volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada
alat semprot. Angka konsentrasi ini sering dicantumkan p[ada kemasan pupuk.
Jika konsentrasi pupuk yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan,
daun akan terbakar.
Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari
karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan
pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca
termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah
penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas
penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu
udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun
cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang
beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg,
B, Cu dan Zn.
c. Pupuk Organik
Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih kecil
daripada yang sempat di dalam pupuk buatan. Cara aplikasinya juga lebih
sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar
daripada pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak.
Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya belum
tergantikan oleh pupuk buatan. Berikut ini beberapa manfaat dari pupuk
organik.
1) Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang
jauh lebih kecil.
2) Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat
meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan
kemampuan tanah dalam menyimpan air.
3) Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar
kation tanah.
4) Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme
tanah.
5) Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH
tanah.
6) Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan air.
Jenis pupuk organik yang banyak dikenal sebagai berikut :
1) Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak.
Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan
ternak, dan cara penampungan pupuk kandang.
Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara yang lebih besar
daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas
tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine
selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum
digunakan, pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian
kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio.
Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin.
Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung
cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N yang
tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan
panas.
Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi.
Ciri fisiknya yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak
menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio
kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif
stabil.
2) Kompos
Kompos adalah kasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya
perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio).
Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara
sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk
lebih lama dibanding dengan C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik
jika memiliki C/N rasio antara 12-15.
Bahan kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung dan serbuk gergaji
memiliki C/N rasio antara 50-100. daun segar memiliki C/N rasio sekitar
10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga 12-15.
sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan
mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu disarankan
untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum terurai
sempurna terpaksa digunakan.
Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi. Tergantung dari jenis
bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan unsur hara
kompos sebagai berikut :
- Nitrogen 0,1 – 0,6%
- Fosfor 0,1 – 0,4%
- Kalium 0,8 – 1,5%
- Kalsium 0,8 – 1,5%
Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab,
gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Penggunaan dosis
tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik
dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara.
3) Mikroba Penyubur Tanah
Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang
bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas
ini kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan memberi
dampak positif bagi kesuburan tanah.
Jenis bakteri dan jamur yang biasa digunakan diantaranyaRhizobium, Lactobacillus, Streptomyces, Micoriza, dan Aspergillus. Jenis dan fungsi mikroba sangat beragam, cara
penggunaanpun berbeda-beda. Karena itu sebaiknya baca petunjuk pada label
atau brosur dengan seksamasebelum menggunakannya.
Mikroba juga membutuhkan waktu untuk berkembang biak sehingga hasil
aplikasi mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman.
Jumlah mikroba yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang
karena faktor cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin
setiap dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang
biasa dipakai untuk menyemprot pestisida, karena pestisida akan mematikan
mikroba. Selain itu, tidak disarankan menyemprotkan pestisida terutama
fungisida pada tanah yang telah diaplikasi mikroba.
[3]
C.
Teknik Pengaplikasian Pupuk Pada Tanaman
Setelah membahas jenis-jenis pupuk yang biasa digunakan pada tanaman, perlu
diketahui pula teknik pengaplikasian atau penggunaan pupuk pada tanaman :
1.
Cara Aplikasi Pupuk Anorganik atau Kimia
a. Larikan.
Caranya, buat parit kecil di samping barisan tanaman sedalam 6-10 cm.
Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini
dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis
pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan
jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat
langsung ditempatkan di atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari
membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan
perkembangan akar tidak seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus
ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya
cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan
pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan
cara larikan.
b. Penebaran secara merata di atas permukaan tanah.
Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk,
lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk
organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga
perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk
urea karena sangat mudah menguap.
c. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau
bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar
tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36,
pupuk organik, atau pupuk slow release.
d. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15
cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk
dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan.
Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris tanaman
atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini
adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.
e. Fertigasi
Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi.
Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan
sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan
tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery
tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan
penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi.
Pada pertanian intensif pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga
beberapa cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam.
[4]
2.
Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat
yang mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam
jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam. Setelah diberi pupuk
organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut
dilakukan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk kimia
menjadi lebih efisien.
Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan
proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang
dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk
tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih
kecil. Pupuk organik seperti ini di antaranya dipasarkan dengan merk dagang
Ostindo, OCF, dan Green Pride.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah
sebagai berikut :
a. Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah
seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat
mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.
b. Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari
pada dosis banyak yang diberikan sekaligus.
c. Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk organik
sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam.
d. Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang
ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang
ideal adalah 1:3.
e. Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio
C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik
dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk
menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses
penguraian pupuk organik berlangsung.
[5]
D.
Dampak Buruk Pemakaian Pupuk Kimia
Pupuk terbagi dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk non-organik atau
kimia. Pupuk organik terbuat dari kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos
sedangkan pupuk kimia dibuat oleh perusahaan- perusahaan dengan menggunakan
zat-zat kimia.
Sejak tahun 1970-an pupuk kimia diperkenalkan ke Indonesia manfaat yang
didapatkan sangat terasa sehingga negara juga ikut menganjurkan petani
secara massal untuk menggunakan pupuk kimia pada pertanian bahkan negara
memberikan subsidi untuk pupuk kimia. Beberapa tahun kemudian barulah
terasa dampak buruk yang ditimbulkan oleh pupuk kimia terhadap tanaman.
Menurut Haris Syahabuddin ada beberapa dampak buruk yang akan terlihat
dalam pemakaian pupuk, yaitu sebagai berikut :
1.
Dampak Pada Tanah
Pupuk kimia yang terus-menerus diaplikasikan ke tanaman pada akan
mempercepat hilangnya zat-zat organik dan kesimbangan zat makanan di dalam
tanah yang akhirnya menimbulkan bermacam penyakit pada tanaman. Unsur zat
hara yang ada dalam tanah akan diikat oleh molekul-molekul kimiawi sehingga
regenerasi humus tidak bisa dilakukan lagi sehingga daya tahan tanah atau
daya dukung tanah berkurang dan yang nantinya tanah menjadi tandus.
Tanah yang telah tercemari pupuk kimia bisa berdampak langsung pada manusia
karena zat beracun atau berbahaya bercampur dengan air dan tanah yang
bersentuhan dengan manusia.
a. Beberapa kondisi tanah setelah penggunaan pupuk kimia
b. Mikroorganisme tanah menjadi tipis
c. Tanah menjadi keras
d. Residu pestisida dan insektisida banyak tertinggal dalam tanah
e. Mikroorganisme yang merugikan banyak berkembang
2.
Dampak Pada Ekosistem
Pencemaran tanah oleh pupuk kimia berdampak besar terhadap lingkungan
sekitar. Dampak pupuk kimia menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah
tersebut. akibatnya Beberapa spesies dan rantai makanan yang hidup
disekitar tanah terkena pupuk kimia menjadi musnah dan pada pertanian
terjadi perubahan metabolism tanaman yang menurunkan hasil produksi.
a. Beberapa dampak lainnya adalah
b. Polusi air
c. Pencemaran udara seperti emisi metana dari lahan pertanian.
d. Terjadi perubahan iklim, dan lain sebagainya.
3.
Dampak Pada Kesehatan
Hasil produksi tanaman yang telah tercemari pupuk kimia sangat berbahaya
dikonsumsi oleh manusia. Beberapa dampak penggunaan pupuk kimia pada tanah,
sebagai berikut
a. Zat timbal berbahaya pada anak karena dapat merusak otak dan kerusakan
ginjal.
b. Zat merkuri dan siklidiena dapat menyebabkan kerusakan ginjal parah.
c. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan
saraf otot.
d. Pelarut yang mengandung klorin mengganggu pada hati dan ginjal serta
penurunan sistem saraf pusat dan yang jelas tingkat penyebab kematian
tinggi.
Lebih jauh penggunaan pupuk kimia akan menghancurkan sistem pertanian
berkelanjutan. Artinya, besarnya dampak buruk yang ditimbulkan oleh
penggunaan pupuk kimia terhadap tanah, ekosistem dan kesehatan menjadi
alasan utama petani untuk meninggalkannya.
[6]
PENGGUNAAN PUPUK TERHADAP TANAMAN PADI
A.
Mengenal Sekilas Tentang Padi
Sebelum membahas lebih jauh, perlu diketahui terlebih dahulu tentang
tanaman padi. Untuk itu, Bustanul Arifin membahasnya sebagai berikut :
1.
Sejarah Padi
Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa
oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi
padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan
gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi
mayoritas penduduk dunia.
Asal-usul budidaya padi diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai
Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Padi pada
saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian
dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai
tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil
evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada
adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah
tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada
sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi
yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.
Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB
(FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20
tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru
kembali pulih sejak tahun 2007.
Bagi kebanyakan rakyat Indonesia “belum makan nasi berarti belum makan”
tidak peduli apakah harga beras murah atau mahal yang penting persediaan
beras tetap terjamin. Beras memang penting bagi sebagian besar bangsa di
Asia, terutama Indonesia.
Bahkan di Srilangka, analisa politik selalu mencantumkan beras sebagai
salah satu variabel penting yang mempengaruhi popularitas penguasa. Di
Jepang pada akhir Perang Dunia II, setelah menyerah pada sekutu, rakyat
hampir tidak menyentuh terigu bantuan AS sampai terigu itu dimodifikasi
menjadi mie ramen. Itupun tak bisa menggantikan nasi sebagai makanan pokok
mereka.
Mengapa manusia “tergila-gila” pada beras? Jawabannya bisa bermacam-macam.
Yang jelas asal mula tanaman padi yang menghasilkan beras itu memang dari
Asia. Tepatnya di daerah utara Benggala, India. Ada juga
yang mengatakan padi berasal dari Cina dan dibudidayakan pertama kali pada
masa kekaisaran Shen Nung.
Padi dan saudara-saudaranya, yakni gandum (Triricu sativum), jagung
(Zeamays), sorghum (Andropogon sorghum) adalah keluarga dalam famili
graminaceae. Sebenarnya ada satu lagi saudaranya, yaitu alang-alang
(Imperata cylindrica) yang dibiarkan hidup liar bahkan di basmi
habis-habisan.
Tanaman padi yang kita kenal sekarang ini (Oryza sativa L) konon mempunyai
varietas-varietas padi liar, semisal Oryza L.f. spontanea, Oryza
officinalia wall, Oryza perennis, yang kebetulan tumbuh dikawasan itu. Dari
sana padi menyebar keberbagai tempat. Ke timur sampai di Cina dan Jepang,
kebarat sampai di Persia (Iran) dan Mesopotamia (Irak).
[7]
2.
Pengertian Padi
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi
rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian
besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau
Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing
lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah.
Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah
secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah
dibajak, pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui
pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3
hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari.
Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya
atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit
hasil semaian ditanam dengan cara pengolahan sawah seperti di atas (yang
sering disebut pengolahan tanah sempurna, intensif atau konvensional)
banyak kelemahan yang timbul penggunaan air di sawah amatlah boros. Padahal
ketersediaan air semakin terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran
tanah yang biasa dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak
butir-butir tanah halus dan unsur hara terbawa air irigasi. Hal ini kurang
baik dari segi konservasi lingkungan.
Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya.
Memang tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di lokasi
tergenang. Biasanya padi ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air
cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun demikian, padi juga dapat diusahakan
di lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi gogo. Namun kebutuhan
airnya harus terpenuhi.
[8]
Pupuk merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Bahkan, menjadi salah satu peran utama untuk
menentukan kualitas tanaman. Begitu pun pada tanaman padi. Menurut Pinus
Lingga, ada beberapa manfaat dari pupuk bagi tanaman padi, yaitu sebagai
berikut :
1. Menyuburkan tanah
Pupuk mengandung mikroorganisme yang dapat mendegradasi bahan organik
sehingga mampu menyediakan unsur hara yang dapat diserap tanaman dan
menghasilkan enzim alami dan vitamin yang bermanfaat untuk meningkatkan
kesuburan tanah.
2. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah
Pupuk mengandung mikroorganisme lokal (indegenous) yang unggul.
Mikroorganime yang ditambahkan dalam tanah dapat membantu proses
penggemburan tanah dan mengubah zat menjadi bentuk yang dapat diserap oleh
tanaman.
3. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air
Penggunaan pupuk secara tepat akan menyebabkan tanah menjadi gembur. Tanah
yang gembur akan memiliki pori-pori lebih banyak guna menyalur dan
menyimpan air tanah untuk kebutuhan tanaman. Pada saat musim kemarau, tanah
mampu menyediakan air. Sementara pada musim hujan, tanah mampu menahan air
sehingga resiko erosi dan banjir dapat dikurangi.
4. Menyediakan hara mineral bagi tanaman
Pupuk mengandung unsur hara alami yang seimbang dan dibutuhkan oleh mikroba
tanah dan tanaman. Pupuk mengandung mikroorganisme unggul yang memiliki
kemampuan untuk mengubah unsur hara yang tidak dapat diserap tanaman
menjadi unsur hara yang tersedia untuk tanaman.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian
Penggunaan pupuk hayati dengan segala kemampuan dan kelebihan yang dimiliki
oleh mikroorganisme yang dikandungnya dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi tanaman padi sekaligus menghemat biaya produksi.
6. Meningkatkan daya tahan tanaman
Kandungan hormon dalam pupuk dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
serangan penyakit dan hama. Begitu pun dengan perkembangan dan
pertumbuhannya pun akan semakin cepat. Bahkan ada sebagian pupuk yang mampu
mengatasi beberapa jenis serangga hama dan patogen penyebab busuk tanaman
padi.
7. Menghasilkan produk sehat dan bersih
Pupuk yang diolah dengan baik dan tidak mengandung unsur-unsur berbahaya
akan menciptakan produk-produk yang baik dan berkualitas. Sehingga produk
beras yang dihasilkan dari padi tersebut akan lebih menyehatkan dan dapat
terhindar dari berbagai macam penyakit.
[9]
C.
Jenis-Jenis Pupuk Yang Sering Digunakan Pada Tanaman Padi
Pupuk adalah salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat
keberhasilan dalam suatu usaha pertanian. Namun kebanyakan petani biasanya
belum terlalu mengenal jenis-jenis pupuk yang sering beredar dipasaran dan
juga biasanya tingkat pengetahuan petani terhadap manfaat dari jenis-jenis
pupuk tersebut masih sangat rendah sehingga terjadi kelebihan atau
kekurangan dosis dalam pemakaiannya yang menimbulkan hasil yang nantinya
diperoleh tidak dalam keadaan maksimal.
Pemupukan pada dasarnya bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur
makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Jenis-jenis pupuk yang
biasanya dikenal oleh petani pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. UREA
Pupuk urea diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan akan unsur hara
Nitrogen (N). Didalam 100 kg pupuk urea terdapat kandungan unsur hara N
sebesar 46 %. Manfaat dari unsur N adalah menjadikan bagian daun menjadi
hijau segar sehingga banyak mengandung butir hijau daun yang diperlukan
dalam proses fotosintesa. Mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman
(tinggi, jumlah anakan, tunas dan lain-lain) sehingga memperbanyak produksi
serta menambah kandungan protein dari hasil tanaman. Urea biasanya dapat
dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, hortikultura maupun
tanaman perkebunan.
Namun dalam penggunaaannya, yang harus diperhatikan adalah dosis atau
takaran penggunaan urea karena jika tanaman padi kekurangan unsur Nitrogen
(N) atau unsur yang terkandung didalam pupuk urea maka gejala yang dapat
dilihat adalah daun tanaman padi akan berwarna pucat kekuning-kuningan dan
pada daun tua akan berwarna kekuning-kuningan dimulai dari ujung daun
menjalar ke tulang daun dan dalam keadaan kekurangan yang parah daun
akanmenjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas,
pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan kerdil dan perkembangan buah tidak
sempurna atau sering kali masak sebelum waktunya.
2. ZA
Pupuk ZA diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara Nitrogen
(N) dan belerang (S). Kandungan unsur N yang ada pada pupuk ZA jauh lebih
sedikit jika dibandingkan dengan urea. Kandungan unsur N yang ada pada
pupuk ZA adalah sebesar 21 % (dalam bentuk amonium) sedangkan kandungan
unsur S pada pupuk ZA adalah sebesar 24 % (dalam bentuk sulfat). Adapun
manfaat dari unsur hara Belerang (S) adalah Membantu pembentukan butir
hijau sehingga daun lebih hijau. Menambah kandungan protein dan vitamin
tanaman. Berperan dalam sintesa minyak yang berguna pada proses pembuatan
gula. Memacu pertumbuhan anakan produktif. Pemberian belerang mempunyai
pengaruh yang positif terhadap hasil produksi padi sawah.
Gejala-gejala yang ditimbulkan jika tanaman padi kekurangan unsur hara S
adalah daun muda berubah menjadi kuning kadang mengkilap keputih-putihan
dan kadang perubahannya tidak merata atau bisa juga berubah warna menjadi
kuning sama sekali sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, dari
segi pertumbuhannya tanaman akan tumbuh terlambat dan terlihat kerdil dan
jumlah anakan terbatas.
3. SP 36
Pupuk SP 36 diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan akan unsur hara
Fosfat (P) Adapun manfaat dari unsur hara Fosfat (P) adalah : Memacu
pertumbuhan akan dan pembentukan sistim perakaran yang baik sehingga dapat
mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi lebih
sehat dan kuat. Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit. Mempercepat pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik
tumbuh tanaman. Memacu pertumbuhan generatif tanaman yaitu mempercepat
pembentukan bunga dan masaknya buah/bji sehingga mempercepat masa panen.
Memperbesar prosentase pembentukan bunga menjadi buah dan biji.
Gejala yang ditimbulkan pada tanaman padi jika kekurangan unsur P adalah
terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun, warna daun
berubah menjadi hijau tua dan kadang-kadang terdapat pigmen warna merah
pada bagian bawah daun.
4. KCL
Pupuk KCL biasanya diperlukan oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara Kalium (K). Adapun manfaat unsur hara Kalium (K) adalah : Memperlancar
proses fotosintesa. Memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat permulaan
Memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko mudah rebah.
Mengurangi kecepatan pembusukan hasil selama pengangkutan dan penyimpanan.
Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan
kekeringan. Memperbaiki mutu hasil yang berupa bunga dan buah (rasa dan
warna).
Gejala yang ditimbulkan jika kekurangan unsur K pada tanaman padi adalah
daun berwarna hijau gelap dengan bintik-bintik yang warnanya menyerupai
karat, biasanya bintik pertama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua,
ujung dan tepi daun seperti terbakar berwarna coklat kemerahan atau coklat
kuning. Daun-daun tua khususnya ditengah hari akan terkulai dan daun-daun
muda menggulung kearah atas dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan
air, batang akan tumbuh pendek dan kurus, pertumbuhan akar terbatas,
kehampaan buah yang tinggi, bulir yang terisi untuk setiap helainya akan
rendah dan bulir berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya.
[10]
D.
Peranan Ilmu Biologi Dalam Pertanian
Biologi adalah ilmu hayati yang mempelajari tentang aspek fisik kehidupan.
Ilmu biologi sendiri didukung oleh cabang yang mengkhususkan diri pada
steiap kelompok organisme, seperti botani yang mempelajari tetnang
tumbuhan, zoologi tentang ilmu hewan, dan mikrobiologi yang mempelajari
tentang jasad renik.
Ilmu biologi sendiri merupakan ilmu pengetahun yang sangat bermanfaat bagi
kelangsungan hidup manusia. Salah satu peranan biologi yang bermanfaat
terhadap manusia, yaitu khususnya pada bidang pertanian.
Salah satu cabang ilmu biologi yang disebut dengan Bioteknologi, yaitu ilmu
yang mempelajari tentang penggunaan penerapan proses biologi secara terpadu
yang meliputi prosesbiokimia, mikrobiologi, rekayasa kimia untuk
peningkatan bahan pangan dan bertujuan untuk kesejahteraan kehidupan
manusia dalam segi bidang pangan.
Dalam Bioteknologi sendiri masih ada lagi beberapa cabang-cabang ilmu
turunannya, turunan ilmu bioteknologi yang terkhusus mengaplikasikan pada
bidang pertanian disebut sebagai Bioteknologi hijau.
Khusus untuk ilmu bioteknologi hijau yang juga merupakan ilmu biologi,
memiliki beberapa manfaat atau pernanan yang sangat penting dalam bidang
pertanian. Adapun peranan ilmu ini untuk bidang pertanian, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama.
2. Berperan dalam penemuan obat-obatan pertanian.
3. Berperan dalam penemuan bibit unggul yang dapat meningkatkan produksi
pertanian.
4. Berperan dalam menemukan cara pemberantasan hama pertanian secara
biologis.
[11]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah membahas panjang lebar tentang manfaat pupuk bagi tanaman padi,
kesimpuan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi
tanaman. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh
kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik
2. Terdapat 2 jenis pupuk yaitu pupuk anorganik (pupuk buatan) dan pupuk
organik.
3. Pentingnya pupuk bagi tanaman padi adalah untuk menyuburkan tanah,
meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, meningkatkan daya serap tanah
terhadap air, menyediakan hara mineral bagi tanaman, meningkatkan kualitas
dan kuantitas produksi pertanian, meningkatkan daya tahan tanaman,
menghasilkan produk sehat dan bersih.
4. Penggunaan pupuk harus benar-benar sesuai dengan yang dianjurkan
sehingga dapat lebih mendorong petani dalam hal peningkatan hasil panen.
5. Peranan ilmu biologi untuk bidang pertanian adalah Berperan dalam
menghasilkan tanaman tahan hama, berperan dalam penemuan obat-obatan
pertanian, berperan dalam penemuan bibit unggul yang dapat meningkatkan
produksi pertanian, dan Berperan dalam menemukan cara pemberantasan hama
pertanian secara biologis.
B.
Saran
Dalam penulisan makalah ini, tentulah terdapat berbagai kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu penulis, mengharapkan kritik dan saran supaya
makalah ini lebih baik ke depan. Dan penulis juga mengharapkan kepada
pembaca untuk tidak hanya terfokus pada makalah yang telah penulis susun
ini, khususnya tentang manfaat pupuk bagi tanaman padi. Hendaklah untuk
mencari sumber lain supaya pengetahuan kita terus bertambah.
[1]
Setyamidjaja. D, Pupuk dan Pemupukan, (Jakarta : Simpex
Media, 2003), hal. 3
[2]
Ibid
., hal. 8
[3]
Soepardi Goeswono, Mengenal Pupuk Alami dan Buatan,
(Surabaya : Pustaka Buana, 2002), hal. 17
[4]
Rusadhi, Pupuk Untuk Perkebunan dan Pertanian : Metode dan Teknik,
(Jakarta : Lembaga Penelitian Hortikultura, 2005), hal. 21
[5]
Ibid.,
hal. 23
[6]
Haris Syahabuddin, Pupuk Organik dan Anorganik, (Sidoarjo
: CV. Tani Subur Perkasa, 2006), hal. 24
[7]
Bustanul Arifin, Budidaya Tanaman Padi sebagai Aksi Agraris, (Yogyakarta :
Yayasan Kanisius, 1973), hal. 4
[8]
Ibid
., hal. 5
[9]
Pinus Lingga, Panduan Sukses Bertani, (Bandung : Graha
Media, 2007), hal. 58-59
[10]
Osman, F. 1996. Memupuk Padi dan Palawija. (Jakarta : PT.
Penebar Swadaya, 1998), hal. 34.
[11]
Goenadi, Didiek Hadjar, dkk,
Aplikasi Bioteknologi Dalam Upaya Peningkatan Efisiensi
Pertanian Yang Berkelanjutan
, (Bogor : IPB Press, 2003), hal. 13
No comments