Makalah Manfaat Ikan Lele Terhadap Manusia Menurut Ilmu Kesehatan
Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati,
misalnya ikan lele (Clarias Batrachus). Budidaya ikan lele sudah
banyak dilakukan oleh masyarakat, terutama dengan semakin maraknya usaha
warung pecel lele di berbagai daerah di Indonesia. Ikan
lele sudah sejak lama menjadi salah satu komoditas perikanan yang sangat
populer di kalangan masyarakat.
Sebelum tahun 1990-an, menurut masyarakat, ikan lele merupakan binatang
yang mengelikan dengan bentuk seperti ular dan hidup di tempat yang kotor.
Tetapi, saat ini pamor ikan lele menjadi naik. Kepopuleran ikan lele tidak
hanya di dalam negeri saja. Bahkan, di luar negeri seperti di Australia,
Malaysia, dan beberapa negera di Eropa, masyarakat Indonesia mulai
memperkenalkan komoditas teresbut pada masyarakat tersebut.
Lele merupakan jenis ikan yang sangat digemari masyarakat. Dengan rasa yang
lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam
menu masakan. Namun, kebanyakan dari masyarakat, tidak mengetahui apa-apa
saja nutrisi yang terkandung dalam ikan lele. Mereka hanya menyukai ikan
lele tersebut sekedar untuk menikmati saja tanpa mau tau manfaat yang
terkandung pada ikan tersebut. Maka dari itu, kita sebagai penikmat masakan
ikan lele, perlulah untuk mengetahui seluk beluk dan manfaat yang
terkandung dalam ikan lele tersebut.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana seluk beluk ikan lele ?
2. Apa manfaat yang terkandung dalam ikan lele ?
3. Bagaimanakah cara mengolah untuk mendapatkan manfaat dari ikan lele ?
Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui seluk beluk ikan lele
2. Untuk mengetahui manfaat yang terkandung dalam ikan lele.
3. Untuk mengetahui cara mengolah untuk mendapatkan manfaat dari ikan lele.
TINJAUAN UMUM TENTANG IKAN LELE
A.
Pengertian Ikan Lele
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer
dikalangan masyarakat Indonesia. Ikan lele adalah jenis ikan yang memiliki
banyak nama dan julukan yang berbeda di beberapa negara, bahkan di
Indonesia. Ikan lele memiliki nama yang berbeda pada beberapa daerah, hal
ini disebabkan karena ikan lele termasuk jenis ikan yang memiliki banyak
spesies. Di Indonesia sendiri, ikan lele memiliki beberapa nama khas
seperti ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh),
ikan pintet (Kalsel), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), dan ikan lele atau lindi (Jawa
Tengah). Sementara itu, di negara lain dikenal nama mali (Afrika),plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia),gura magura (Srilanka). Dan dalam bahasa Inggris disebut Catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.
Namun demikian, secara ilmiah ikan lele lebih dikenal dengan nama dengan
nama ilmiah Clarias sp, berasal dari kata chlaros bahasa
Yunani yang berarti kuat atau lincah. Seperti pada kenyataannya di alam
bebas, ikan lele memang terkenal lincah dan mampu bertahan hidup meskipun
dalam kondisi air dan kadar oksigen yang minimum, karena ikan lele memiliki
alat pernapasan tambahan berupa labirin.
Ikan jenis clarias termasuk ikan lele memiliki ciri tubuh yang memanjang
atau lonjong, kulit tubuhnya tidak bersisik dan licin karena dilindungi
oleh sejenis cairan pelindung, sirip punggungnya memanjang pada bagian
punggung dan terkadang menyatu dengan ekor. Sementara di bagian bawah perut
juga terdapat sirip anus yang memanjang hingga ke ekor, tidak seperti
tubuhnya yang lonjong. Bagian kepala lele cenderung lebih gepeng dan
dilindungi oleh tulang yang sangat keras, matanya terlihat hitam dan kecil
di sisi kiri dan kanan kepala, berada di belakang kumis atau yang sering
disebut sebagai sungut peraba yang berjumlah delapan, empat di
sisi kiri dan empat lainnya disisi kanan, pada bagian dada, ikan lele
memiliki dua buah patil, yaitu sirip yang terdiri dari tulang yang
keras dan lancip.
Ikan lele biasa hidup di perairan air tawar, seperti sungai, rawa dan
telaga, bahkan ikan lele juga mampu bertahan hidup di selokan got daerah
perkotaan yang sudah tercemar. Ikan lele termasuk jenis ikan yang lebih
aktif di malam hari, pada habitat aslinya di alam, ikan lele akan memijah
pada saat musim penghujan.
Adapun Klasifikasi Ikan Lele adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.
[1]
B.
Habitat dan Perilaku Ikan Lele
Dalam bukunya, Hariyani Sulistyoningsih mengemukakan bahwa habitat atau
lingkungan hidup lele banyak ditemukan di perairan air tawar, di dataran
rendah sampai payau. Di alam sendiri, ikan lele hidup di sungai-sungai yang
arusnya mengalir secara perlahan atau lambat, seperti danau, waduk, telaga,
rawa, dan kolam. Ikan lele lebih menyukai perairan yang tenang, tepian
dangkal dan terlindung dengan membuat atau menempati lubang-lubang di tepi
sungai atau kolam.
Lele jarang menampakan aktifitasnya di siang hari dan lebih menyukai tempat
gelap, agak dalam dan teduh seperti di dasar kolam yang disebut dengan
sifat benthic. Hal ini dikarenakan lele adalah binatang nokturnal,
yaitu mempunyai kecenderungan beraktivitas dan mencari makanan pada malam
hari.
Pada siang hari ikan lele lebih memilih berdiam diri atau berlindung di
tempat-tempat yang gelap. Akan tetapi, pada kolam pemeliharaan, terutama
budidaya secara intensif, lele dapat dibiasakan diberi pakan pada pagi atau
siang hari walaupun nafsu makannya tetap lebih tinggi jika diberikan pada
malam hari.
Ikan lele relatif tahan terhadap kondisi lingkungan dengan kualitas air
yang buruk. Tidak hanya itu, dengan kondisi kolam yang tinggi padat tebar
(1.000 ekor/m2) dan minim kandungan oksigen, ikan lele masih
dapat bertahan hidup. Namun, pertumbuhan dan perkembangan ikan
lele akan lebih cepat dan sehat jika dipelihara dari sumber air yang cukup
bersih, seperti air sungai, mata air, saluran irigasi, ataupun air sumur.
Selain itu ikan lele lebih baik dipelihara di suhu air 28-33 C karena
pertumbuhan ikan lele di air hangat lebih cepat dari pada di suhu dingin.
Suhu air berpengaruh besar terhadap metabolisme ikan lele, jika metabolisme
ikan lele terganggu maka ikan lele akan mudah terserang penyakit.
[2]
C.
Kebiasaan Makan
Ikan Lele memiliki kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam ( bottom feeder). Berdasarkan jenis pakannya, ikan lele digolongkan
sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya,
ikan lele biasa memakan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik
serangga, kutu air, dan larva serangga air. Dikarenakan ia bersifat
karnivora, pakan tambahan yang baik untuk lele adalah yang banyak
mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung
protein nabati pertumbuhannya akan menjadi lambat.
Selain itu, ikan lele juga termasuk jenis ikan yang kanibal (pemakan
sesama). Untuk mencegah munculnya sifat kanibal pada ikan lele, lakukan
penebaran benih dengan ukuran yang relatif sama (seragam), manajemen
pemberian pakan yang tepat dan sortir (grading) secara rutin.
[3]
D.
Jenis-jenis Ikan Lele
Ikan lele memiliki nama latin Clarias Sp, terkenal dengan tubuhnya yang
licin tidak bersisik dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Jenis dari
ikan lele cukup banyak, tapi tidak semuany bisa dikonsumsi. Biasanya jenis
yang dibudidaya untuk dikonsumsi adalah yang punya sifat unggul, misalnya
tahan terhadap penyakit dan pertumbuhan yang cepat. Selain itu juga punya
kemampuan untuk tinggal di lingkungan dengan kepadatan yang tinggi dan
kondisi air yang minim.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Muhammad Sulhi, di Indonesia ada beberapa
jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di masyarakat, setiap jenis punya
keunggulan dan kekurangan masing-masing. Jenis-jenis tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Ikan Lele Dumbo
Lele Dumbo atau Clarias Gariepenus, berasal dari Taiwan kemudian
didatangkan ke Indonesia pada tahun 1985-1986. Lele Dumbo adalah hasil
persilangan antara lele lokal Afrika (Clarias Mosambicus) dengan
lele lokal Taiwan (Clarias Fuscus).
Ukuran lele dumbo jauh lebih besar mencapai 2 kali lipat dari lele lokal.
Ukuran lele dumbo lebih pendek dan tumpul, sedangkan sungutnya relatif
lebih panjang dibandingkan lele lokal. Lele dumbo juga punya warna hitam
kehijauan dan saat dia terkejut atau stres, kulitnya akan berubah menjadi
bercak hitam atau putih. Lele dumbo punya patil (duri) tetapi tidak terlalu
beracun. Banyak peternak lele lebih memilih lele dumbo dikarenakan
tumbuhnya lebih cepat dan besar dengan jumlah telur yang banyak, lebih
tahan penyakit, mudah beradaptasi dan lebih mudah pembudidayaannya
dibandingkan dengan lele lokal.
Meskipun begitu, benih yang dihasilkan lele dumbo ukurannya tidak sama,
akibatnya pertumbuhannya juga berbeda-beda, sehingga membuat waktu panen
mundur dan kebutuhan pakan lebih banyak. Lele dumbo juga cocok untuk
dipelihara di kolam tanah karena tidak punya kebiasaan membuat lubang. Tapi
dari segi rasa, daging lele dumbo lebih lebih lembek sehingga orang lebih
menyukai daging ikan lele lokal yang dirasa lebih enak.
2. Ikan Lele Lokal
Ikan lele lokal atau lele kampung memiliki nama latin Clarias Batrachus, adalah jenis lele yang dikenal luas oleh
masyarakat. Sebelum ada lele dumbo, para peternak biasanya membudidayakan
ikan lele ini yang disebut juga ikan jawa. Tetapi sekarang ini sangat
jarang peternak yang membudidayakan jenis lele lokal yang dipandang kurang
menguntungkan karena pertumbuhannya yang terbilang sangat lambat.
Ada tiga jenis lele lokal yang ada di Indonesia, yaitu lele hitam, lele
putih atau belang putih dan lele merah. Lele hitam adalah yang paling
banyak dibudidayakan untuk konsumsi, sedangkan lele putih dan merah lebih
banyak dibudidayakan sebagai ikan hias. Lele lokal juga punya patil yang
tajam dan berbisa, terutama pada lele mudanya. Apabila menyengat, racunnya
bisa membunuh mangsa dan bagi manusia bisa membuat bengkak dan demam.
Lele ini juga dikenal dalam bahasa Inggris sebagai walking catfish
, karena memang mampu berjalan di daratan, terutama untuk berpindah mencari
tempat yang lebih banyak airnya. Lele ini menyukai perairan yang tenang dan
berlumpur, seperti di rawa, kolam, saluran-saluran air atau di sekitar
anak-anak sungai.
3. Ikan Lele Phyton
Ikan lele phyton ditemukan oleh para peternak lele di Kabupaten Pandeglang,
Banten pada tahun 2004. Ikan lele phyton merupakan hasil dari persilangan
induk betina lele eks Thailand F2 dengan induk jantan lele lokal atau lele
dumbo F6. Ikan lele phyton tahan cuaca dingin dan tingkat kelangsungan
hidupnya lebih dari 90%.
Pada awalnya proyek ikan lele phyton dilakukan untuk menjawab keluhan para
peternak lele di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang yang sering
mengalami kerugian karena benih lele dumbo tidak cocok dibudidayakan di
Desa Banyumundu yang beriklim dingin, di mana malam harinya suhu berkisar
17o C. Selama lebih dari 2 tahun percobaan akhirnya ditemukanlah
lele phyton. Kualitas lele phyton ini juga diakui oleh Dinas Perikanan
Budidaya Provinsi Banten.
Sesuai dengan namanya, bentuk kepala seperti ular phyton yang pipih
memanjang, mulut kecil dan warna menyerupai ular phyton. Ciri lainnya
adalah punuk di belakang kepala, ekor bulat dan sungut yang lebih panjang
dibanding lele dumbo. Selain tahan dingin, pertumbuhannya juga cepat dan
seragam serta tahan penyakit. Lele phyton punya gerakan lebih lincah dari
lele dumbo dan rasa dagingnya lebih gurih juga tidak lembek, lebih
mendekati rasa daging lele lokal.
Bisa dikatakan lele phyton punya semua keunggulan yang dimiliki lele dumbo
dan lele sangkuriang, tetapi kelemahannya adalah bobotnya yang lebih ringan
dikarenakan bentuk tubuhnya yang ramping dan memanjang.
4. Ikan Lele Sangkuriang
Ikan lele sangkuriang adalah hasil persilangan dari lele dumbo jantan F6
dengan induknya sendiri lele betina dumbo F2. Dari hasil perkawinan ini
ternyata didapatkan sifat-sifat unggul seperti kemampuan bertelur yang
tinggi hingga 40-60 ribu butir per sekali pemijahan. Lele Sangkuriang juga
lebih tahan penyakit, dapat dipelihara dalam kondisi air yang minim dan
kualitas daging yang lebih baik.
Secara fisik, lele sangkuriang hampir sama dengan lele Dumbo, tetapi
mulutnya lebih lonjong, matanya lebih kecil, bentuk badannya lebih bulat,
dan warnanya abu-abu. Selain jumlah telurnya yang banyak, daya tetas
telurnya pun tinggi, dan ukuran benih yang dihasilkan cukup merata. Ukuran
tubuhnya lebih besar dibanding lele dumbo dan lele phyton.
Tetapi kelemahannya, tidak bisa membenihkan dari indukannya karena
kualitasnya bisa menurun. Jadi pembenihan harus dilakukan dengan
persilangan balik. Jenis ini bisa dibudidayakan optimal pada udara sejuk
tapi benihnya kurang bisa bertahan di daerah panas. Untuk menyiasatinya,
usahakan kolam tidak terlalu panas atau diberi pelindung, baik atap atau
tanaman air sekitar 50% dari permukaan kolam.
5. Ikan Lele Masamo
Lele masamo merupakan hasil pengumpulan sifat dari berbagai plasma nutfah
lele antara lain lele dumbo dan Clarias Macrocephalus atau Bighead Catfish. Hasil dari percobaan tersebut menghasilkan ikan
lele masamo yang memiliki sejumlah keunggulan yaitu bertubuh besar, rakus
makan tapi tetap efisien, tingkat keseragaman tinggi, tidak mudah stres,
tahan penyakit, sifat kanibal rendah dan produktivitas telur yang tinggi.
Kepala ikan ini lebih lonjong agak runcing, sirip atau patilnya lebih
tajam, badan lebih panjang dan warnanya kehitaman. Tetapi saat stres,
muncul warna keputihan atau keabu-abuan. Lele masamo juga punya bintik
seperti tahi lalat di sekujur tubuhnya dan ada tonjolan di tengkuk kepala.
Pada induk, tonjolan di tengkuk kepala lebih terlihat jelas. Mengingat ciri
lele masamo sangat berbeda dengan jenis lele lain, sehingga jenis ini tidak
mungkin dipalsukan.
Tetapi saat masih benih, sulit membedakannya dengan benih lele jenis
lainnya, tetapi biasanya benih lele masamo lebih agresif dan nafsu makannya
lebih kuat, sehingga jika manajemen pakan kurang bisa mengakibatkan
kanibalisme.
6. Ikan Lele Mutiara
Ikan lele mutiara adalah hasil dari persilangan ikan lele dumbo, lele
mesir, lele phyton dan lele sangkuriang. Percobaan ini sudah dilakukan
sejak tahun 2010 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Subang, Jawa
Barat dan diresmikan pada 27 Oktober 2014.
Ikan lele mutiara punya banyak keunggulan seperti laju pertumbuhannya yang
tinggi sekitar 40% sehingga waktu pemeliharaannya pun lebih singkat. Bibit
yang berukuran 5-7 cm dapat dipanen dalam waktu 2 bulan bahkan kurang,
dengan ukuran panen 6-9 ekor per kg dan keseragaman ukurannya yang mencapai
80%.
Keunggulan lainnya adalah irit dalam penggunaan pakan dan lebih tahan
terhadap serangan penyakit, ini dibuktikan dengan merendamnya didalam
bakteri aeromonas sp selama 60 jam dan hanya 30% ikan saja yang mati.
7. Ikan Lele Limbat
Ikan lele Limbat memiliki nama latin Clarias Nieuhofii ikan lele
liar yang penyebarannya luas di Asia Tenggara. Berhabitat di rawa dan
sungai kecil, biasanya jarang dibudidaya tapi sering juga di konsumsi
dengan dilakukan penangkapan secara tradisional di alam.
Ciri fisiknya, punya tubuh yang panjang dan berwarna kekuningan atau
abu-abu. Bagian tubuh atasnya gelap kehitaman dan keputihan di sebelah
bawah kepala dan tubuhnya. Terdapat deret vertikal bintik-bintik keputihan
atau kekuningan di bagian punggung. Ikan lele limbat juga punya banyak
jenis di antaranya adalah limbat hitam dan limbat sentarum.
Ikan limbat biasa dikonsumsi dengan cara di asap dan di sebut ikan salai
atau ikan asap limbat dengan rasa yang gurih dan nikmat.
8. Ikan Lele Broadhead
Ikan lele Broadhead atau Clarias Macrocephalus adalah
lele asli Asia Tenggara dan sering di konsumsi di Thailand. Di Thailand
ikan lele ini dan walking catfish atau Clarias batrachus
sering dijadikan makanan yang dikenal sebagai Pla Duk, sejenis makanan
murah yang ditawarkan dipinggir jalan dengan cara dipanggang atau digoreng.
Lele Broadhead punya sirip punggung yang besar dan tubuh yang
pendek dan agak bulat hampir mirip dengan lele lokal atau lele kampung di
Indonesia. Lele Broadhead berwarna hitam dan punya bintik-bintik putih di
sisi tubuhnya. Sebagai jenis ikan iklim tropis, maka banyak ditemukan di
China, Filipina, Guam, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Ikan ini lebih suka tinggal di rawa-rawa, kanal, sawah, genangan dan
sungai. Ikan ini juga hampir punah karena sering dikawinsilangkan, sehingga
jenis aslinya sulit ditemukan. Sebagai jenis ikan yang bersifat karnivora,
lele broadfish memakan serangga air, udang muda dan ikan kecil.
Tetapi, ikan itu bisa juga makan bekatul, tepung ikan dan pelet. Ikan ini
dibudidayakan dalam skala kecil saja, dikarenakan pertumbuhannya yang
lambat. Tapi di Thailand ikan ini lebih di sukai dari segi rasa dan gizinya
yang lebih baik di banding dengan walking catfish atau lele jawa ( Clarias Batrachus).
[4]
MANFAAT IKAN LELE BAGI MANUSIA
A.
Kandungan Gizi Ikan Lele
Masalah gizi, pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat. Namun
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan
pelayanan kesehatan saja, sehingga penyebab timbulnya masalah gizi adalah
multifaktor. Oleh karena itu melibatkan berbagai sektor terkait dalam
pendekatan penanggulangannya. Di Indonesia dan Negara berkembang masalah
gizi didominasi oleh masalah kekurangan energi protein.
Protein terdapat pada pangan nabati ataupun hewani. Nilai biologi protein
pada bahan pangan bersumber hewani lebih tinggi dibandingkan dengan bahan
pangan nabati. Bahan makanan hewani sumber protein diantaranya adalah ikan,
susu, telur, daging, unggas, kerang. Bahan makanan hewani kaya dalam
protein bermutu tinggi, tetapi hanya merupakan 18,4% konsumsi protein
rata-rata penduduk Indonesia Di Indonesia sekitar 40% dari jumlah produksi
total perikanan Indonesia dijadikan bahan baku untuk produk olahan dan
sekitar 80% dari jumlah produk olahan tersebut berupa ikan asin, ikan
kering, ikan asap dan fermentasi.
Ikan lele (Clarias sp) merupakan salah satu jenis ikan yang saat
ini sudah banyak dibudidayakan oleh petani ikan. Ikan lele mengandung kadar
air 78,5 gr, kalori 90 gr, protein 18,7 gr, lemak 1,1 gr, Kalsium (Ca) 15
gr, Phosphor (P) 260gr, Zat besi (Fe) 2gr, Natrium 150gr,Thiamin 0,10gr,
Riboflavin 0,05gr, Niashin 2,0 gr per 100gram. Sehingga lele mengandung
protein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium) yang baik untuk
makanan anak balita. Selain itu lele juga mengandung mineral lain yang
penting pula untuk kesehatan tubuh. [5]
Pemanfaatan ikan lele sebagai bahan pangan selama ini hanya terbatas pada
daging. Karena lele sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia dan
harganya yang cukup terjangkau, menjadikan populasi ikan lele di Indonesia
sangatlah besar. Mulai dari lele yang dimanfaatkan menjadi pembersih air
atau di jadikan kuliner seperti pecel lele, lele panggang maupun bakar,
lele goreng. Oleh karena konsumsi lele yang cukup besar, sehingga
menghasilkan duri dan kepala lele yang tidak di konsumsi oleh masyarakat
sangat besar. Duri dan kepala lele biasanya hanya di jadikan makanan hewan,
atau bahkan hanya di buang begitu saja. Hal tersebut dapat dijadikan
sesuatu yang lebih bermanfaat. Hasil SUSENAS 2008 menunjukkan bahwa
penyerapan ikan lele masyarakat Indonesia mencapai 148.039 ton dengan
tingkat konsumsi ratarata 0,67 kg/kapita. Konsumsi nasional ikan lele pada
2009 baru mencapai 30,17 kg per kapita per tahun Pengolahan hasil di
samping ikan berupa limbah seperti kepala, jeroan, tulang, sisik, dan sirip
belum dimanfaatkan secara optimal. Kepala ikan lele merupakan salah satu
limbah yang berasal dari pengolahan daging ikan lele.
[6]
Menurut Made Astawan, kandungan gizi ikan lele kepalanya mempunyai komponen
utama yaitu berupa protein, lemak, garam kalsium, dan fosfat dan selama ini
belum dimanfaatkan secara optimal, biasanya diproses lebih lanjut digunakan
untuk pakan ternak. Sedangkan di daerah industri pembuatan abon ikan lele,
hanya memanfaatkan dagingnya saja selain itu juga digunakan untuk produk
kerupuk ikan. Sedangkan kepala ikan lele belum dimanfaatkan secara optimal.
Berlimpahnya potensi perikanan dan tingginya protein ikan tidak diikuti
oleh pemanfaatan limbahnya dalam kontribusinya dalam makanan. Masalah
kurang gizi di Indonesia sebagian besar dialami oleh anak balita dan anak
sekolah. Kekurangan gizi pada anak sekolah akan mengganggu daya tahan anak
tersebut sehingga proses penerimaan belajar di sekolah menjadi terganggu.
[7]
Begitupun sebagaimana diutarakan oleh Lies Suprapti bahwa kepala ikan lele
dapat diolah menjadi tepung dan diaplikasikan pada produk pangan agar
kandungan gizi dari makanan akan meningkat. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Herviana Ferazuma, tepung kepala ikan lele disubstitusikan ke dalam crackers untuk meningkatkan kandungan kalsium bagi tubuh. Di
samping rasanya yang gurih juga terdapat manfaat yang luar biasa.
[8]
Berikut merupakan tabel hasil penelitian kandungan gizi ikan lele per/100
gr :
Kandungan
|
Jumlah
|
Kadar air | 78,5% |
Sumber energi | 90 kal |
Protein | 18,7 gr |
Lemak | 1,1 gr |
Kalsium | 15 mg |
Fosfor | 126 mg |
Zat Besi | 2 mg |
Natrium | 15 mg |
Thiamin (Vit B1) | 0,1 mg |
Riboflavin (Vit B2) | 0,05 mg |
Niacin | 2 mg |
Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan betapa banyaknya kandungan
nutrisi yang terdapat dalam ikan lele. Jumlah nutrisi tersebut cukup untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi harian manusia.
B.
Manfaat Ikan Lele Bagi Kesehatan Manusia
Adapun manfaat yang akan kita dapatkan dengan mengomsumsi ikan lele sangat
banyak. Di antaranya adalah sebagaimana disampaikan oleh Rini Harianti
yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai sumber Protein
Ikan lele adalah ikan air tawar yang dapat menjadi sumber protein hewani
yang cukup tinggi, yaitu sekitar 20%. Keistimewaan protein yang terkandung
di dalam ikan adalah karena protein pada ikan tak hanya berfungsi menambah
jumlah protein yang kita santap, tetapi sekaligus dapat menjadi pelengkap
mutu protein yang ada dalam menu makan kita.
Dalam protein ikan lele terkandung semua asam amino esensial lisin
, metionin dan leusin dengan kadar protein yang lebih
tinggi bila dibanding dengan protein pada susu dan daging. Perlu kita
ketahui bahwa hampir 80% ikan tawar darat mengandung protein dengan kadar
sistin dan metionin yang tinggi. Leusin berguna untuk membantu proses
pertumbuhan pada anak, juga berguna untuk pembentukan dan perombakan otot. Lisin membantu proses pertumbuhan anak, sedang pada proses
pengobatan penyakit herpes diperlukan lisin yang akan menjadi
kerangka untuk niasin.
2. Kaya Phospor
Kandungan phospor pada ikan lele yang mencapai 168 mg/ 100 gram terbukti
lebih tinggi daripada yang terdapat di telur yang hanya 100 mg. Phospor
berguna untuk memberi kekuatan dan energi dalam metabolisme lemak dan pati,
menjadi penunjang kesehatan gusi dan gigi, membantu sistesis DNA, serta
membantu penyerapan / pemakaian kalsium Phospor juga lebih banyak
dibutuhkan ibu hamil sebab berguna untuk pembentukan tulang pada janin.
Jika asupan phospor pada ibu hamil kurang, maka janin akan mengambil
phospor dari tulang sang ibu. Inilah penyebab terjadinya osteophorosis.
3. Kesehatan Kardiovaskuler
Perbandingan kalium dan natrium pada ikan lele yang
mencapai 24,5 : 1 juga tergolong tinggi sehingga sangat baik untuk
kesehatan cardio dan pembuluh darah kita. Syarat sebuah makanan dikatakan
baik untuk kesehatan jantung adalah jika perbandingan kalium terhadap
natrium lebih dari 5 : 1.
Kalium berfungsi sebagai :
a. Membantu dalam pengendalian tekanan darah.
b. Sebagai pembersih CO2 (karbondioksida) yang terdapat di dalam darah
c. Sebagai pemicu simpul syaraf dan kerja otot.
d. Jika terdapat pada kadar tinggi, maka dapat melancarkan kiriman oksigen
menuju otak.
e. Melancarkan keseimbangan kadar cairan dalam tubuh kita.
4. Rendah lemak
Lemak yang terdapat pada ikan lele adalah lemak dengan sifat yang
sederhana, yaitu trigliserida yang netral. Lemak yang
rendah ini banyak terdapat di bagian perut, terutama pada tubuh ikan bagian
sebelah bawah serta yang terdapat di dalam hati ikan. Terdapat juga lemak
yang bersifat komplek. Karena rendah lemak maka kolesterol secara tak
langsung dapat ikut tertekan.
5. Kaya Omega 3
Berguna untuk membantu pada proses perkembangan otak janin pada ibu hamil.
Juga penting untuk perkembangan fungsi penglihatan dan saraf bayi.
6. Menyehatkan Jantung
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ikan lele kaya akan kandungan
omega 3. Kandungan omega 3 tersebut dipercaya dapat menghindar-kan tubuh
dari berbagai macam masalah jantung. Dalam satu porsi ikan lele, setidaknya
mengandung asam lemak omega 3 sebanyak 220 mg yang dapat mencukupi
kebutuhan tubuh dan mampu memperkuat jantung.
7. Menyehatkan Otak
Sama seperti ikan-ikan jenis lain seperti salmon, tuna, dan bandeng. Ikan
lele tak hanya mengandung omega 3, namun juga omega 6 yang sangat baik
untuk menjaga kesehatan otak. Konsumsi ikan lele secara teratur dapat
memperlancar aliran darah ke otak, serta membantu mengatasi degenari
sel-sel yang ada dalam otak.
8. Menjaga Daya Tahan Tubuh
Ikan lele juga kaya akan vitamin B 12 yang berfungsi memecah makanan yang
dikonsumsi menjadi energi. Dengan mengonsumsi ikan lele, maka kebutuhan
tubuh akan vitamin B 12 setidaknya tercukupi sebanyak 40 persen. Kandungan
vitamin B 12 pada lele juga dapat membantu daya tahan dan energi dalam
tubuh tetap terjaga.
9. Mempercepat Pertumbuhan Anak
Selain kaya akan omega 3 dan omega 6, lele juga mengandung banyak asam
amino esensial yang sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak, karena dapat
membantu proses pertumbuhan mulai dari sel-sel jaringan dalam tubuh sampai
dengan tulang.
10. Memperkuat Otot Perut
Berbagai macam atau jenis nutrisi yang ada pada ikan lele dapat membantu
memperkuat otot-otot perut yang kendur.
11. Mengobati Kencing Manis
Ikan lele juga memiliki zat yang mampu meningkatkan sensitifitas insulin.
Oleh sebab itu ikan yang satu ini baik untuk dikonsumsi oleh para penderita
kencing manis atau diabetes.
12. Menurunkan Tekanan Darah
Selain dapat mengobati kencing manis, ikan lele juga memiliki khasiat
sebagai obat hipertensi. Ya, bagi para penderita darah tinggi dianjurkan
untuk mengonsumsi lele secara cukup dan teratur.
13. Bermanfaat untuk mempercepat proses dalam penyembuhan luka
Dengan mengkonsumsi ikan lele, secara tidak langsung dapat menyebuhkan
bekas luka yang terdapat pada tubuh kita atau saat pasca operasi. Kita bisa
mengkonsumsi ikan lele ini secara rutin dan teratur saat pasca operasi
namun jangan terlalu berlebihan karena dapat menimbulkan efek samping.
14. Bermanfaat untuk menjaga kesehatan sistem syaraf
Manfaat mengkonsumsi ikan lele secara rutin dan teratur juga sangat
bermanfaat untuk menjaga kesehatan saraf dalam tubuh kita.
[9]
C.
Efek Samping Ikan Lele
Adapun sifat dasar dari ikan lele itu sendiri adalah bertahan hidup pada
tempat yang buruk dan kotor yang mengandung limbah rumah tangga yaitu
dengan kapasitas kandungan oksigen rendah yaitu 6 ppm, Co2 kurang dari 12
ppm. Suhu yang cukup stabil antara 23 sampai 26 derajat. Mampu bertahan
pada lokasi yang mengandung NH3 kurang dari 1 ppm. Ikan lele pada dasarnya
mudah berdapatasi dan menyukai tempat yang relatif kotor, berlumpur, lembab
dan cenderung gelap. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan ikan
lele menjadi cepat membesar.
Ia juga merupakan hewan yang menyukai makanan busuk dari jasad renik apapun
termasuk Kotoran hewan dan manusia. Tak heran jika ikan lele masuk daftar
sebagai hewan jenis omnivora atau hewan makan segala yang hampir sama
dengan ikan sapu jagat.
Perlu diketahui, bahwa ada beberapa efek samping ataupun bahaya jika kita
mengomsumsi ikan lele, di antaranya sebagai berikut :
1.
Hipertiroid.
Banyak para peternak yang memanfaatkan bangkai hewan, kotoran hewan karena
berdekatan dengan kandang ternak misalnya ayam, kambing, babi atau sapi dan
sengaja pula membuang seluruh limbah atau sampah rumah tangga yang
disinyalir mengandung logam berat yang jika masuk dalam tubuh ikan lele dan
dikonsumsi manusia dalam jangka panjang, maka bahaya makan ikan lele yang
akan dialami para mengkonsumsi adalah berupa munculnya gangguan pada
kelenjar tiroid yang berada di sekitar leher. Leher akan terasa nyeri,
timbul pembengkakan dan peradangan serta infeksi. Kondisi ini disebabkan
cairan di dalam tiroid menjadi meningkat.
2.
Pertumbuhan sel abnormal dan menyebabkan kanker.
Pengolahan ikan lele yang menggunakan minyak bekas atau yang telah
digunakan secara beriulang ulang akan mengandung radikal bebas yang di
dalamnya terdapat asam lemak jenuh yang padat dan bersifat korinogenik
pemicu munculnya sel abnormal didalam DNA tubuh. Terlalu sering
mengkonsumsi ikan lele yang digoreng dengan minyak jelantah hitam yang
mengandung racun trans 2 hidroksiloktenal (HNE) yang terbukti
berpotensi menyebabkan seseorang terserang kanker hati, kanker lambung dan
lain lain. Bahaya makan ikan lele yang menyebabkan kanker terbukti telah
banyak terjadi di negara tetangga Tiongkok.
3.
Mengandung berbagai macam bakteri aktif.
Banyak ikan lele yang dipelihara dengan cara yang tidak baik misalnya
tambak ikan sengaja di buat di atasnya terdapat jamban pembuangan kotoran
manusia. Ikan lele adalah jenis ikan yang mampu bertahan hidup dalam air
yang kotor dan mengandung lumpur yang di dalamnya telah terkontaminasi
dengan bakteri. Logam berat serta kuman yang dihasilkan dari bangkai hewan
yang telah membusuk. Ikan lele akan memakan apapun yang ada di
sekelilingnya. Ikan lele yang makan kotoran manusia dapat menyebabkan
kualitas gizinya menjadi hilang dan mengandung banyak bakteri termasuk
bakteri e-coli yang menyebabkan sakit perut dan diare.
4.
Ada yang mengandung logam
Selama ikan lele dipelihara pada kolam dan tambak yang jauh dari kandang
ternak dan jamban serta menggunakan air bersih dan pakan yang baik, Maka
kondisi daging ikan lele akan terhindar dari logam. Bakteri dan pengendapan
partikel limbah beracun yang menyebabkan kanker dan tumbuhnya tumor. Ketika
dipelihara pada tempat yang kotor dengan makanan yang sembarangan maka ikan
lele tersebut akan mengandung banyak logam atau merkuri yang menyebabkan
kanker.
5.
Penyakit jantung
Kondisi ikan lele yang dipelihara dengan budidaya yang kurang baik lalu
ditambah cara memasak yang menggunakan minyak trans maka akan
melipatgandakan bahaya bagi tubuh termasuk memicu terjadinya penyumbatan
pada pembuluh arteri jantung yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan
munculnya penyakit jantung. Gangguan jantung tersebut tidak hanya akan
menyerang kaum dewasa namun berpotensi pada anak anak muda terlepas terlalu
sering mengkonsumsi ikan lele yang mengandung racun yang digoreng dengan
minyak jenuh atau tidak. Bahaya makan ikan lele berupa munculnya penyakit
jantung yang terdiri dari jantung koroner, gagal jantung dan lain-lain yang
merupakan ancaman paling berbahaya.
[10]
D.
Solusi Terbaik Mendapatkan Manfaat dan Menghindari Bahaya Ikan Lele
Menurut Kholish Mahyuddin, untuk menghilangkan keraguan kita terhadap
daging ikan lele yang dikenal dengan kenikmatan dan kelezatannya, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan manfaat dan
menghindari bahaya dari ikan lele tersebut. Di antaranya yaitu sebagai
berikut :
1. Belilah ikan lele masih hidup yang dirawat dan dibudidayakan para
peternak dengan menggunakan air yang bersih dan pakan khusus untuk lele
atau makanan yang sehat seperti tahu, ikan kecil kecil, nasi , singkong,
ubi dan lain lain. Setidaknya kolam atau tambak yang digunakan di
sekitarnya tidak terdapat kandang hewan ternak dan jauh dari jamban atau
toilet umum.
2. Masaklah ikan lele di rumah dengan minyak yang baik agar terhindar dari
bahaya makan ikan lele berupa serangan radikal bebas yang dihasilkan dari
udara atau terhindar dari lemak tidak jenuh yang mengandung zat korinogenik pemicu sel kanker yang biasanya digunakan pedagang
nakal pinggir jalan.
3. Mengkonsumsi ikan lele sebaiknya dipadukan dengan makanan bergizi lain
agar tingkat gizi yang dihasilkan dapat lebih maksimal diserap tubuh dan
meningkatkan kesehatan dari hari ke hari tanpa masalah. Misalnya makan ikan
lele bersama telur dan tempe supaya bahaya makan ikan lele tidak pernah
kita alami.
4. Tidak makan daging ikan lele dalam keadaan setengah matang guna untuk
menghindari mikroorganisme yang mungkin saja masih ada di
dalamnya, kendati ikan tersebut dipelihara dalam pembudidayaan yang baik.
Memasak sampai matang apapun daging yang kita sukai lebih baik daripada
harus setengah matang apalagi mentah. Proses perebusan atau digoreng
memungkinkan segala mikroorganisme yang ada dalam ikan lele dapat
mudah dinetralisir.
5. Tidak membeli ikan lele yang telah memiliki aroma kurang sedap seperti
bangkai, terlihat mengeluarkan lendir serta daging mentahnya sangat lunak
ketika disentuh jari. Kondisi tersebut adalah tanda bahwa ikan lele
tersebut telah busuk dan disinyalir telah mengandung banyak bakteri di
dalamnya. Telitilah sebelum membeli agar terhindar dari bahaya makan ikan
lele yang tidak higienis.
6. Daging ikan lele cepat membuat kondisi minyak yang awalnya baik menjadi
cepat menjadi keruh dan hitam. Minyak hasil menggoreng ikan lele cepat
mengandung trans yang menyebabkan tubuh kesulitan untuk menyerap
nutrisi lain dari makan yang telah dikonsumsi. Segera buanglah minyak
setelah menggoreng ikan lele.
[11]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Ikan lele lebih dikenal dengan nama dengan nama ilmiah Clarias sp, berasal dari kata chlaros bahasa Yunani yang
berarti kuat atau lincah. Seperti pada kenyataannya di alam bebas, ikan
lele memang terkenal lincah dan mampu bertahan hidup meskipun dalam kondisi
air dan kadar oksigen yang minimum, karena ikan lele memiliki alat
pernapasan tambahan berupa labirin.
2. Adapun jenis-jenis ikan lele yaitu ikan lele dumbo, ikan lele lokal,
ikan lele phyton, ikan lele sangkuriang, ikan lele masamo, ikan
lele mutiara, ikan lele limbat, dan ikan lele broadhead.
3. Untuk mendapatkan manfaat dari ikan lele, haruslah diolah dengan baik
dan tidak mengomsumsinya secara berlebihan.
4. Di samping mempunyai manfaat yang sangat banyak, ikan lele juga terdapat
kandungan penyakit yang berbahaya.
5. Hendaknya kita mengomsumsi ikan lele dengan benar dan sesuai dengan
panduan ahlinya.
B.
Saran
Dalam penulisan makalah ini, tentulah terdapat berbagai kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu penulis, mengharapkan kritik dan saran supaya
makalah ini lebih baik ke depan. Dan penulis juga mengharapkan kepada
pembaca untuk tidak hanya terfokus pada makalah yang telah penulis susun
ini, khususnya tentang ikan lele. Hendaklah untuk mencari sumber lain
supaya pengetahuan kita terus bertambah.
[1]
Hariyani Sulistyoningsih, Budidaya Ikan Lele, (Yogyakarta
: Lily Publisher, 2011), hal. 24
[2]
Ibid
., hal. 26
[3]
I Dewa Supriasa, Usaha Lele Sistem Bioflok, (Semarang :
Cendana Digital Printing, 2001), hal. 3.
[4]
Muhammad Sulhi, 99% Sukses Budidaya Lele, (Jakarta :
Penebar Swadaya Grup, 2014), hal. 17.
[5]
Made Astawan, Sehat dengan Hidangan Hewani, (Jakarta :
Penebar Swadaya Grup, 2010), hal. 23
[6]
Ibid
., hal. 25
[7]
Singgih Wibowo, Kandungan Gizi Ikan, (Bandung : Grafindo,
2007), hal. 36
[8]
Lies Suprapti, Lele Organik, (Surakarta : Oase Pustaka,
2013), hal. 4
[9]
Rini Harianti, Sejuta Manfaat Ikan Lele Sebagai Sumber Pangan Dan Gizi, (Bandung : Graha Ilmu,
2010), hal. 29
[10]
Wisnu Nurcahyo, Parasit Pada Ikan, ( Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada Press, 2011), hal. 43.
[11]
Kholish Mahyuddin, Panduan Lengkap Agribisnis Lele,
(Jakarta : Penebar Swadaya, 2008), hal. 13
No comments