Breaking News

Makalah Doa Anak Shaleh Terhadap Orang Tua Menurut Al Quran Dan Hadist


Rasulullah SAW adalah perantara hidayah dari Allah SWT. Yang mana hidayah tersebut disampaikan kepada umatnya, sehingga umatnya dapat melaksanakan tugasnya di muka bumi ini sebagai khalifah, serta menegakkan kalimat tauhid.

Begitu pula dengan kedua orang tua, mereka merupakan perantara yang Allah SWT ciptakan untuk melahirkan kita di dunia ini, dengan demikian sangatlah tinggi derajatnya orang tua di sisi anak-anaknya. Maka dari itu merupakan suatu kedzaliman apabila kita tidak menghargai, menghormati serta tidak berbuat baik kepadanya.

Birrul walidain (بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ), berbakti, mematuhi, dan merawat kedua orang tua, menjamin hak-hak mereka, memenuhi kebutuhan mereka adalah bentuk rasa terima kasih dan kasih sayangnya seorang anak terhadap orang tuanya. Al-Qur’an dan Sunnah menegaskan ini sebagai kewajiban. Namun, dengan melaksanakan semua kewajiban tersebut tidaklah cukup. Melainkan harus dilandasi pula dengan iringan doa terhadap keduanya. Dengan demikian patutlah seorang anak untuk mendoakan orangtuanya. Hal ini menjelaskan betapa besarnya perhatian Islam terhadap kedua orang tua yang telah banyak berperan dalam memelihara kehidupan kita.

Di dalam makalah ini In Sya Allah penulis akan membahas sedikit tentang Doa Anak Shaleh terhadap kedua orang tua menurut Al Quran dan Hadis.

Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian orang tua ?
2. Apakah tugas dan peran orang tua ?
3. Bagaimanakah yang dikatakan anak shaleh dalam Islam ?
4. Apa-apa saja kewajiban anak shaleh terhadap orang tua?
5. Apa-apa sajakah dalil yang menunjukkan anjuran untuk berbakti kepada orang tua berdasarkan Al-Quran ?
6. Apa-apa sajakah dalil yang menunjukkan anjuran untuk berbakti kepada orang tua berdasarkan Hadist ?
7. Bagaimanakah doa anak shaleh terhadap kedua orang tua menurut Al Quran dan Hadist ?

Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah pengertian orang tua.
2. Untuk mengetahui apakah tugas dan peran orang tua.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah yang dikatakan anak shaleh dalam Islam.
4. Untuk mengetahui apa-apa saja kewajiban anak shaleh terhadap orang tua.
5. Untuk mengetahui apa-apa sajakah dalil yang menunjukkan anjuran untuk berbakti kepada orang tua berdasarkan Al-Quran.
6. Untuk mengetahui apa-apa sajakah dalil yang menunjukkan anjuran untuk berbakti kepada orang tua berdasarkan Hadist.
7. Untuk mengetahui bagaimanakah doa anak shaleh terhadap kedua orang tua menurut Al Quran dan Hadist.


GAMBARAN SINGKAT TENTANG ORANG TUA DAN ANAK SHALEH

A. Pengertian Orang Tua
Sebelum menjelaskan lebih jauh, sebaiknya sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tu, kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian dari orang tua itu sendiri. Penulis mendapatkan beberapa pengertian tentang orang tua, di antaranya seperti yang terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “ Orang tua artinya ayah dan ibu.” [1]

Selain itu Kartono juga mengungkapkan pengertian orang tua bahwa “Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.” [2]

Sedangkan dalam penggunaan bahasa Arab istilah orang tua dikenal dengan sebutan Walidaini pengertian tersebut dapat dilihat dalam Al Quran surat Lukman ayat 14 yang berbunyi :

Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (Berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambahdan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Lukman ayat 14)

Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat memahami bahwa orang tua adalah seorang laki-laki dan seorang perempuan yang telah bersatu dalam ikatan tali pernikahan yang sah maka mereka harus siap dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Salah satunya adalah dituntut untuk dapat berpikir serta begerak untuk jauh ke depan, karena orang yang berumah tangga akan diberikan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar, amanah tersebut adalah mengurus serta membina anak-anak mereka, baik dari segi jasmani maupun rohani. Karena orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.

B. Tugas dan Peran Orang Tua
Setiap orang tua dalam menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki tugas dan peran yang sangat penting, ada pun tugas dan peran orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Melahirkan
2. Mengasuh
3. Membesarkan
4. Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. [3]

Disamping itu juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat dan kecenderungan masing-masing adalah karunia yang sangat berharga, yang digambarkan sebagai perhiasan dunia. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al-Kahfi ayat 46.

Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amanah-amanah yang kekal lagi soleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi ayat 46).

Ayat di atas paling tidak mengandung dua pengertian. Pertama, mencintai harta dan anak merupakan fitrah manusia, karena keduanya adalah perhiasan dunia yang dianugerahkan Sang Pencipta. Kedua, hanya harta dan anak yang shaleh yang dapat dipetik manfaatnya. Anak harus dididik menjadi anak yang shaleh (dalam pengertian anfa’uhum linnas) yang bermanfaat bagi sesamanya.

Orang tua yang tidak memperdulikan anak-anaknya, orang tua yang tidak memenuhi tugas-tugasnya sebagai ayah dan ibu, akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup anak-anaknya. Terutama peran seorang ayah dan ibu adalah memberikan pendidikan dan perhatian terhadap anak-anaknya.

C. Anak Yang Shaleh Dalam Islam
Anak adalah anugerah sekaligus amanah yang diberikan Allah SWT kepada setiap orang tua. Berbagai cara dan upaya dilakukan orang tua agar dapat melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Namun seringkali harapan tidak sesuai dengan kenyataan, entah karena terhambatnya komunikasi atau minimnya pengetahuan kita tentang bagaimana Islam memberikan tuntunan dan pedoman tentang memperlakukan anak.

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ada dua hal potensial yang akan mewarnai dan membentuk kepribadian anak yaitu orang tua yang melahirkannya dan lingkungan yang membesarkannya. Rasulullah SAW bersabda :

ﻜﻝ ﻤﻮﻟﻭﺪ ﻴﻭﻟﺪ ﻋﻟﻰﺍﻟﻔﻄﺮﺓ ﻓﺍﺑﻭﺍﮦ ﻴﻫﻭﺪﺍﻧﮫ ﺍﻭ ﻴﻨﺻﺭﺍﻧﮫ ﺍﻭ ﻴﻤﺠﺴﺍﻧﮫ
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua orang tuanyalah yang membuat dia (memiliki karakter) yahudi, atau (memiliki karakter) nasrani atau (memiliki karakter) majusi .” ( HR. Muslim )

Ada beberapa hal yang harus dimiliki dan dikerjakan oleh seorang anak yang shaleh yaitu :
1. Mempunyai iman aqidah yang sempurna.
2. Beramal soleh (mengamalkan perintah Allah SWT) seperti menunaikan solat, puasa, membelanjakan harta di jalan Allah, berpakaian secara Islam, bergaul secara Islam dan senantiasa memastikan makanan dan minuman dari yang halal.
3. Mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul Nya.
4. Menghormati dan menyayangi ibu bapak, guru, saudara, tetangga serta sahabat-sahabatnya.
5. Rajin beribadah kepada Allah SWT dan berdoa kepada-Nya.
6. Mempunyai kesadaran dan tanggung jawab beragama.
7. Senantiasa berdoa kepada ibu bapak ketika mereka masih hidup maupun ketika mereka telah meninggal dunia.
8. Memiliki tutur kata yang sopan dan lembut.
9. Memiliki akhlak yang moral yang baik.
10. Rajin belajar dan membaca serta tekun dalam pekerjaan/pembelajaran dan memiliki sifat tidak putus asa.
11. Berusaha dan bertawakal kepada Allah SWT.
12. Melakukan sesuatu dengan ikhlas karena Allah SWT.

D. Kewajiban Anak Shaleh Terhadap Orang Tua
Islam mengatur semua sendi-sendi kehidupan di dunia ini, agar manusia selamat di dunia dan di akherat. Suatu karunia yang tak terhingga bahwa Allah berkenan menurunkan pedoman hidup bagi manusia, agar mereka mendapatkan kebahagiaan sejati. Alangkah ruginya jika kita tidak mentaatinya. Berikut ini adalah uraian tentang bagaimana seorang anak seharusnya bersikap kepada kedua orangtuanya.

1. Ketika Masih Hidup
Adapun yang harus dilakukan oleh seorang anak ketika oorang tuanya masih hidup adalah sebagai berikut :

a. Menaati Orangtua.
Menaati kedua orangtua hukumnya wajib atas setiap muslim, sedang mendurhakai keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali jika mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah (berbuat syirik) atau bermaksiat kepadaNya.
Adapun contoh ketaatan anak kepada orangtuanya dapat diwujudkan dalam bentuk:
1) Apabila orang tua meminta makan maka anak wajib memberikan makan.
2) Apabila orang tua butuh dilayani maka anak wajib melayani.
3) Apabila orang tua membutuhkan pakaian maka anak wajib membelikannya.
4) Jika anak dipanggil maka wajib segera datang.
5) Perintah apapun asal bukan maksiat maka wajib dilaksanakan.

b. Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orangtua.
Ada beberapa contoh yang merupakan wujud pernyataan seorang anak berbakti dan merendahkan diri kepada orangtuanya di antaranya:
1) Jangan memanggil orang tua dengan namanya.
2) Apabila berjalan tidak boleh mendahului orang tua (jika berjalan bersama).
3) Anak wajib ridho terhadap sesuatu yang terjadi / yang ada pada dirinya .
4) Sesuatu yang membuat kita senang beritahukan kepada orang tua agar senang, tetapi jika sesuatu membuat kita sedih jangan diberitahukan pada orang tua.

c. Berbicara lemah lembut
Bergaul dengan orangtua dengan cara yang baik, antara lain adalah dengan berbicara yang lemah lembut kepada keduanya. Tawadhu’ (rendah hati) kepada keduanya merupakan suatu hal yang wajib bagi anak.

d. Menyediakan makanan
Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika hal tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih jika kondisi keduanya sudah renta, maka sudah sepantasnya mereka disediakan makanan dan minuman yang terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua dari pada dirinya, anaknya dan istrinya.

e. Meminta izin sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.
Izin kepada orangtua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan meminta untuk berjihad. Akan tetapi Rasulullah menyuruhnya untuk berjihad dengan berbakti kepada orangtuanya.

f. Memberikan nafkah
Hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil, serta telah berbuat baik kepadanya.

g. Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintainya.
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tuanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang mereka cintai. Yaitu dengan memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka, dan lain sebagainya.

h. Memenuhi sumpah/nazar kedua orangtua
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.

i. Tidak mencaci maki
Mencaci maki orang tua adalah termasuk dosa yang besar. Terkadang perbuatan tersebut tidak dirasakan oleh seorang anak, dan dilakukan dengan bergurau padahal hal ini merupakan perbuatan dosa besar.

j. Merawat dan mendoakannya
Selama kita masih hidup di atas permukaan bumi ini tidaklah lepas daripada ikatan orangtua. Oleh karena wajiblah atas seorang anak untuk merawat orangtuanya baik ketika mereka dalam keadaan sehat maupun sakit. Begitu pula kita harus selalu mendoakan keduanya supaya kita tetap mendapatkan ridha orang tua dan ridha dari Allah SWT. [4]

2. Ketika Sudah Meninggal Dunia

a. Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya, karena hal ini merupakan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya. Menguburkan jenazah orang muslim harus disegerakan, tidak boleh ditunda-tunda. Mungkin kita dapat menundanya untuk waktu yang tidak terlalu lama.

b. Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua, karena merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima amal baik mereka.

c. Menunaikan janji dan wasiat, kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup mereka yang sesuai dengan syariat, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah mereka kerjakan selama hidup mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.

d. Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua.

e. Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat ibu dan ayah

f. Mendoakan kedua orangtua. Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda bahwa sesungguhnya ketika seorang hamba meninggal dunia maka putuslah segala amalnya kecuali:
1) ilmu yang bermanfaat,
2) amal jariyah,
3) anak sholeh yang mendoakan keduanya.

Pengertian anak dalam hadist ini bukan sekadar anak kandung, tetapi juga anak tiri, anak angkat, atau anak muslim. Jadi bagi mereka yang tidak ada mempunyai anak kandung tidak usah khawatir. Agar anak itu mendoakan orangtua baik ketika hidup maupun sudah meninggal, maka tentu saja orangtua harus menunaikan kewajibannya sebagai orangtua. Bukankah ketika kita berdoa, kita diajarkan untuk mendoakan diri sendiri, orangtua dan kaum muslimin.

g. Membayarkan hutang-hutang keduanya
Hutang adalah salah satu hal yang harus segera ditunaikan ketika kita mampu membayarkan. Tidak boleh ditunda-tunda. Oleh sebab itu, jika kita mengetahui orangtua kita meninggalkan hutang segera kita melunasinya jika kita mampu. [5]


DALIL-DALIL DAN ANJURAN UNTUK BERBAKTI KEPADA ORANG TUA SERTA DOA UNTUK KEDUANYA BERDASARKAN AL-QURAN DAN HADIST

A. Dalil Untuk Berbakti Kepada Orang Tua Berdasarkan Al-Quran
Al Quran adalah pegangan yang utama bagi umat Islam di seluruh dunia. Dalam Al Quran terdapat berbagai macam landasan hukum tata cara beragama. Salah satu di antaranya tentang anjuran untuk berbakti kepada orang tua di antaranya adalah sebagai berikut :

1. QS. An Nisa ayat 36

Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” [6]
2. QS. Al-An’am ayat 151

Artinya : “Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)” [7]

3. QS. Al-Isra ayat 23-24

Artinya : “dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. - Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." [8]

4. QS. Al-Ankabut ayat 8

Artinya : “dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” [9]

5. QS. Luqman ayat 14-15

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” [10]


6. QS. Al-Ahqaf ayat 15

Artinya : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri" [11]

B. Dalil Untuk Berbakti Kepada Orang Tua Berdasarkan Hadist
Selain yang terdapat di dalam Al-Quran, anjuran untuk berbakti kepada orang tua juga diperkuat di dalam Hadist Rasulullah Saw yang merupakan landasan kedua setelah Al Quran yang bertujuan untuk memperjelas. Adapun dalil tersebut di antaranya sebagai berikut :

1. Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.

عَنْ عَبْدُ الله بن عَمْرٍو رضي الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: رِضَى اللهُ فى رِضَى الوَالِدَيْنِ و سَخَطُ الله فى سَخَطُ الوَالِدَيْنِ ( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم)
Artinya : “Dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. (H.R.At-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim) [12]

2. Hadis Abu Hurairah tentang siapakah yang berhak dipergauli dengan baik.

عَنْ اَبِي هُرَيرَةَ رضي الله عنه قال جَاءَ رَجُلٌ الى رسولِ الله صلى الله عليه وسلم فقال يَا رسولَ الله مَنْ اَحَقًّ النّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قال: اُمُّك قال: ثُمَّ مَنْ؟ قال: ثُمَّ اُمُّك قال: ثم من؟ قال :ثم امُّك قال: ثم من؟ قال : ثم اَبُوْكَ (اخرجه البخاري)

Artinya : dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “ Suatu saat ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: “ Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak aku pergauli dengan baik?” Rasulullah menjawab : “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “Ibumu!”. Sekali lagi orang itu bertanya: kemudian siapa? Rasulullah menjawab: “ Bapakmu!”(HR.Bukhari). [13]



3. Hadis Abdullah bin Mas’ud tentang amal yang paling disukai Allah SWT.

عَبْدُ الله بن مَسْعُودٍ قال سَاَ لْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ايُّ الْعَمَلِ اَحَبُّ الى الله قال: الصَّلَاةُ على وَقْتِهَا قال: ثم اي قال:ثُمَّ بِرُّ الْوَالْدَيْنِ قال: ثم اي قال: الجِهَادُ فى سَبِيْلِ الله ( اخرجه البخاري و مسلم)
Artinya : “ dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: “ Saya bertanya kepada Nabi saw: amal apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala?” beliau menjawab: “ shalat pada waktunya. “ saya bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berbuat baik kepada kedua orang tua. “ saya bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berjihad(berjuang) di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim). [14]

4. Hadis Al-Mughirah bin Su’bah tentang Allah mengharamkan durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya.

عن المغيرة بن شعبة قال النبي صلى الله عليه وسلم : ان الله حرم عليكم عقوق الامهات ووأد البنات ومنع وهات وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال واضاعة المال (اخرجه البخاري)
Artinya: dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah bersabda: “ Sungguh Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang yang banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” (HR.Bukhari). [15]

C. Doa Anak Shaleh Terhadap Kedua Orang Tua Menurut Al Quran dan Hadist
Doa untuk kedua orang tua kita merupakan bakti anak kepada orang yang mendidik dan melahirkan kita di dunia. Tanpa mereka tentunya kita tidak akan hadir di dunia, sebagai seorang insan sudahkah kita menyisipkan doa untuk kedua orang tua kita di antara waktu sholat dan ibadah-ibadah kita yang lain. Oleh karena itu sebagai anak yang berbakti hendaknya kita senantiasa berdoa untuk ibu bapak kita. Rasulullah SAW pernah bersabda :

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ (اخرجه البخاري)
Artinya : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)

Dari hadist di atas dapat di pahami bahwa pahala kita akan terus mengalir meski kita telah tiada, yaitu hendaknya dengan berusaha mengerjakan 3 amal yang di atas. Bagaimana pun kita tidak tahu berapa banyak dosa atau maksiat yang pernah kita dan orangtua kita lakukan.

Yang ingin penulis sampaikan dari hadis tersebut intinya yaitu permasalahan do’a anak sholeh yang mendoakan orangtuanya. Apabila seorang anak yang mendoakan untuk orang tuanya, maka do’a tersebut akan dikabulkan oleh Allah dengan tanpa adanya hijab. Oleh karena itu, sebagai seorang anak muslim yang terlahir ke atas permukaan bumi yang fana ini, hendaklah bagi ita tetap dan terus mendoakan terhadap orangtua kita baik mereka masih hidup maupun sudah meninggal.

Selain itu kita juga harus mengetahui bagaimana do’a untuk kedua orang tua. Ada beberapa doa yang diabadikan di dalam Al Quran perihal do’a-doa yang dipanjatkan oleh para Nabi untuk orang tua mereka, yang mana do’a tersebut juga bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun doanya sebagai berikut :

1. Doa Nabi Ibrahim a.s

Artinya : “Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS. Ibrahim : 41) [16]


2. Doa Nabi Nuh a.s

Artinya : “Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan" .(QS. Nuh : 28) [17]

3. Doa dalam Surat Al Isra ayat 24

Artinya : "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."


Dari beberapa penggalan doa di atas, di kalangan kita biasa menggabungkannya dan membaca doa yang sudah masyhur yaitu seperti lafadz berikut :

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Artinya: “ Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil ”.



PENUTUP

A. Kesimpulan
Allah SWT mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beribadah kepada-Nya dan berbakti kepada orang tua. Karena orang tua merupakan sebab utamanya kita hadir di muka bumi ini, maka dari itu merupakan suatu keharusan kita selaku seorang anak untuk memperlakukan orang tua kita dengan memberikan perlakuan yang lebih baik.

Orang tua merupakan pendidik yang utama yang mengarahkan kehidupan anaknya ke arah yang lebih baik. Tidak ada satu orang tua pun yang ingin anaknya terjerumus ke arah keburukan.

Dengan demikian Allah SWT dan Rasulullah SAW telah memerintah kita untuk mecari ridha orang tua. Karena sesungguhnya ridha Allah terletak pada ridha orang tua. Apabila kita mendapatkan ridha dari orang tua maka kita akan diberikan surga dari Allah SWT.

Sangatlah banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang anjuran untuk berbakti kepada kedua orang tua tidak hanya satu atau dua ayat akan tetapi banyak ayat yang menerangkannya yang berarti menghormati kedua orang tua sangatlah utama, begitu juga dengan hadits sangatlah banyak riwayat yang menjelaskan tentang keutamaan berbakti kepada kedua orang tua.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran supaya makalah ini bisa lebih sempurna di kemudian harinya. Karena penulis hanyalah seorang santri biasa yang sedang belajar.
Selain itu penulis juga mengharapkan kepada pembaca agar tetap dan terus menghormati dan menyayangi orang tua kita kapanpun dan di manapun Kita berada, berbaktilah kepada kedua orang tua kita dan janganlah kita durhaka kepada keduanya.


[1] W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Yogyakarta : Balai Pustaka, 2003) hal. 688
[2] Kartono, Peran Orang Tua Dalam Psikologi Mental, (Semarang : Rajawali, 1985) hal. 27
[3] Thamrin Nasution, Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak (Jakarta: Gunung Muria, 1986) hal. 24
[4] M.Thalib, Wajibatul Walad ‘Alal Walidi (Bandung : Irsyad Baitussalam, 1995) hal. 25-26
[5] Ibid ., hal 27-28
[6] Departemen Agama RI, Al Quran Dan Terjemahnya (Jakarta : CV. Karya Insan Indonesia, 2002) hal. 109
[7] Ibid ., hal. 199
[8] Ibid ., hal. 387
[9] Ibid ., hal. 559
[10] Ibid., hal 581-582
[11] Ibid ., hal 726
[12] Ibnu Hajar al-Asqolani, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, (Jakarta: Akbar, cet ke-II, 2009) hal. 671
[13] Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin juz I, (Jakarta: Pustaka Amani,cet ke-IV,1999) hal.327
[14] Achmad Sunarto, Hadits Al Jami’ah Shahih, (Jakarta : Annur Press, 2005) hal. 161
[15] Imam ibnu Al-Jauzi, Shahih Bukhari juz IV, (Qohiroh:Darul Hadis,2008) hal.138.
[16] Departemen Agama RI, op.cit., hal 352
[17] Ibid., hal.841

No comments