Makalah Doa Anak Shaleh Terhadap Orang Tua Menurut Al Quran Dan Hadist
Rasulullah SAW adalah perantara hidayah dari Allah SWT. Yang mana hidayah
tersebut disampaikan kepada umatnya, sehingga umatnya dapat melaksanakan
tugasnya di muka bumi ini sebagai khalifah, serta menegakkan
kalimat tauhid.
Begitu pula dengan kedua orang tua, mereka merupakan perantara yang Allah
SWT ciptakan untuk melahirkan kita di dunia ini, dengan demikian sangatlah
tinggi derajatnya orang tua di sisi anak-anaknya. Maka dari itu merupakan
suatu kedzaliman apabila kita tidak menghargai, menghormati serta tidak
berbuat baik kepadanya.
Birrul walidain
(بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ), berbakti, mematuhi, dan merawat kedua orang tua,
menjamin hak-hak mereka, memenuhi kebutuhan mereka adalah bentuk rasa
terima kasih dan kasih sayangnya seorang anak terhadap orang tuanya.
Al-Qur’an dan Sunnah menegaskan ini sebagai kewajiban. Namun, dengan
melaksanakan semua kewajiban tersebut tidaklah cukup. Melainkan harus
dilandasi pula dengan iringan doa terhadap keduanya. Dengan demikian
patutlah seorang anak untuk mendoakan orangtuanya. Hal ini menjelaskan
betapa besarnya perhatian Islam terhadap kedua orang tua yang telah banyak
berperan dalam memelihara kehidupan kita.
Di dalam makalah ini In Sya Allah penulis akan membahas sedikit tentang Doa
Anak Shaleh terhadap kedua orang tua menurut Al Quran dan Hadis.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian orang tua ?
2. Apakah tugas dan peran orang tua ?
3. Bagaimanakah yang dikatakan anak shaleh dalam Islam ?
4. Apa-apa saja kewajiban anak shaleh terhadap orang tua?
5. Apa-apa sajakah dalil yang menunjukkan anjuran untuk berbakti kepada
orang tua berdasarkan Al-Quran ?
6. Apa-apa sajakah dalil yang menunjukkan anjuran untuk berbakti kepada
orang tua berdasarkan Hadist ?
7. Bagaimanakah doa anak shaleh terhadap kedua orang tua menurut Al Quran
dan Hadist ?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi tujuan penulisan
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah pengertian orang tua.
2. Untuk mengetahui apakah tugas dan peran orang tua.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah yang dikatakan anak shaleh dalam Islam.
4. Untuk mengetahui apa-apa saja kewajiban anak shaleh terhadap orang tua.
5. Untuk mengetahui apa-apa sajakah dalil yang menunjukkan anjuran untuk
berbakti kepada orang tua berdasarkan Al-Quran.
6. Untuk mengetahui apa-apa sajakah dalil yang menunjukkan anjuran untuk
berbakti kepada orang tua berdasarkan Hadist.
7. Untuk mengetahui bagaimanakah doa anak shaleh terhadap kedua orang tua
menurut Al Quran dan Hadist.
GAMBARAN SINGKAT TENTANG ORANG TUA DAN ANAK SHALEH
A.
Pengertian Orang Tua
Sebelum menjelaskan lebih jauh, sebaiknya sebagai seorang anak yang
berbakti kepada orang tu, kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang
pengertian dari orang tua itu sendiri. Penulis mendapatkan beberapa
pengertian tentang orang tua, di antaranya seperti yang terdapat di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “
Orang tua artinya ayah dan ibu.”
[1]
Selain itu Kartono juga mengungkapkan pengertian orang tua bahwa
“Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan
siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari
anak-anak yang dilahirkannya.”
[2]
Sedangkan dalam penggunaan bahasa Arab istilah orang tua dikenal dengan
sebutan Walidaini pengertian tersebut dapat dilihat dalam Al Quran
surat Lukman ayat 14 yang berbunyi :
Artinya
: “Dan kami perintahkan kepada manusia (Berbuat baik) kepada dua orang
ibu bapaknya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambahdan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
(Q.S. Lukman ayat 14)
Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat memahami bahwa orang tua
adalah seorang laki-laki dan seorang perempuan yang telah bersatu dalam
ikatan tali pernikahan yang sah maka mereka harus siap dalam menjalani
kehidupan berumah tangga. Salah satunya adalah dituntut untuk dapat
berpikir serta begerak untuk jauh ke depan, karena orang yang berumah
tangga akan diberikan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar,
amanah tersebut adalah mengurus serta membina anak-anak mereka, baik dari
segi jasmani maupun rohani. Karena orang tualah yang menjadi pendidik
pertama dan utama bagi anak-anaknya.
B.
Tugas dan Peran Orang Tua
Setiap orang tua dalam menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki
tugas dan peran yang sangat penting, ada pun tugas dan peran orang tua
terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Melahirkan
2. Mengasuh
3. Membesarkan
4. Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku.
[3]
Disamping itu juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri
anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan
penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang tumbuh dengan
berbagai bakat dan kecenderungan masing-masing adalah karunia yang sangat
berharga, yang digambarkan sebagai perhiasan dunia. Sebagaimana Firman
Allah SWT dalam Al Quran surat Al-Kahfi ayat 46.
Artinya:
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi
amanah-amanah yang kekal lagi soleh adalah lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
(QS. Al-Kahfi ayat 46).
Ayat di atas paling tidak mengandung dua pengertian. Pertama,
mencintai harta dan anak merupakan fitrah manusia, karena keduanya adalah
perhiasan dunia yang dianugerahkan Sang Pencipta. Kedua, hanya
harta dan anak yang shaleh yang dapat dipetik manfaatnya. Anak harus
dididik menjadi anak yang shaleh (dalam pengertian anfa’uhum linnas) yang bermanfaat bagi sesamanya.
Orang tua yang tidak memperdulikan anak-anaknya, orang tua yang tidak
memenuhi tugas-tugasnya sebagai ayah dan ibu, akan sangat berpengaruh
terhadap keberlangsungan hidup anak-anaknya. Terutama peran seorang ayah
dan ibu adalah memberikan pendidikan dan perhatian terhadap anak-anaknya.
C.
Anak Yang Shaleh Dalam Islam
Anak adalah anugerah sekaligus amanah yang diberikan Allah SWT kepada
setiap orang tua. Berbagai cara dan upaya dilakukan orang tua agar dapat
melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Namun
seringkali harapan tidak sesuai dengan kenyataan, entah karena terhambatnya
komunikasi atau minimnya pengetahuan kita tentang bagaimana Islam
memberikan tuntunan dan pedoman tentang memperlakukan anak.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ada dua hal potensial yang akan mewarnai
dan membentuk kepribadian anak yaitu orang tua yang melahirkannya dan
lingkungan yang membesarkannya. Rasulullah SAW bersabda :
ﻜﻝ ﻤﻮﻟﻭﺪ ﻴﻭﻟﺪ ﻋﻟﻰﺍﻟﻔﻄﺮﺓ ﻓﺍﺑﻭﺍﮦ ﻴﻫﻭﺪﺍﻧﮫ ﺍﻭ ﻴﻨﺻﺭﺍﻧﮫ ﺍﻭ ﻴﻤﺠﺴﺍﻧﮫ
“
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua orang
tuanyalah yang membuat dia (memiliki karakter) yahudi, atau (memiliki
karakter) nasrani atau (memiliki karakter) majusi
.” ( HR. Muslim )
Ada beberapa hal yang harus dimiliki dan dikerjakan oleh seorang anak yang
shaleh yaitu :
1. Mempunyai iman aqidah yang sempurna.
2. Beramal soleh (mengamalkan perintah Allah SWT) seperti menunaikan solat,
puasa, membelanjakan harta di jalan Allah, berpakaian secara Islam, bergaul
secara Islam dan senantiasa memastikan makanan dan minuman dari yang halal.
3. Mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul Nya.
4. Menghormati dan menyayangi ibu bapak, guru, saudara, tetangga serta
sahabat-sahabatnya.
5. Rajin beribadah kepada Allah SWT dan berdoa kepada-Nya.
6. Mempunyai kesadaran dan tanggung jawab beragama.
7. Senantiasa berdoa kepada ibu bapak ketika mereka masih hidup maupun
ketika mereka telah meninggal dunia.
8. Memiliki tutur kata yang sopan dan lembut.
9. Memiliki akhlak yang moral yang baik.
10. Rajin belajar dan membaca serta tekun dalam pekerjaan/pembelajaran dan
memiliki sifat tidak putus asa.
11. Berusaha dan bertawakal kepada Allah SWT.
12. Melakukan sesuatu dengan ikhlas karena Allah SWT.
D.
Kewajiban Anak Shaleh Terhadap Orang Tua
Islam mengatur semua sendi-sendi kehidupan di dunia ini, agar manusia
selamat di dunia dan di akherat. Suatu karunia yang tak terhingga bahwa
Allah berkenan menurunkan pedoman hidup bagi manusia, agar mereka
mendapatkan kebahagiaan sejati. Alangkah ruginya jika kita tidak
mentaatinya. Berikut ini adalah uraian tentang bagaimana seorang anak
seharusnya bersikap kepada kedua orangtuanya.
1. Ketika Masih Hidup
Adapun yang harus dilakukan oleh seorang anak ketika oorang tuanya masih
hidup adalah sebagai berikut :
a. Menaati Orangtua.
Menaati kedua orangtua hukumnya wajib atas setiap muslim, sedang
mendurhakai keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali jika
mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah (berbuat syirik) atau bermaksiat
kepadaNya.
Adapun contoh ketaatan anak kepada orangtuanya dapat diwujudkan dalam
bentuk:
1) Apabila orang tua meminta makan maka anak wajib memberikan makan.
2) Apabila orang tua butuh dilayani maka anak wajib melayani.
3) Apabila orang tua membutuhkan pakaian maka anak wajib membelikannya.
4) Jika anak dipanggil maka wajib segera datang.
5) Perintah apapun asal bukan maksiat maka wajib dilaksanakan.
b. Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orangtua.
Ada beberapa contoh yang merupakan wujud pernyataan seorang anak berbakti
dan merendahkan diri kepada orangtuanya di antaranya:
1) Jangan memanggil orang tua dengan namanya.
2) Apabila berjalan tidak boleh mendahului orang tua (jika berjalan
bersama).
3) Anak wajib ridho terhadap sesuatu yang terjadi / yang ada pada dirinya .
4) Sesuatu yang membuat kita senang beritahukan kepada orang tua agar
senang, tetapi jika sesuatu membuat kita sedih jangan diberitahukan pada
orang tua.
c. Berbicara lemah lembut
Bergaul dengan orangtua dengan cara yang baik, antara lain adalah dengan
berbicara yang lemah lembut kepada keduanya. Tawadhu’ (rendah hati) kepada
keduanya merupakan suatu hal yang wajib bagi anak.
d. Menyediakan makanan
Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika
hal tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih jika kondisi
keduanya sudah renta, maka sudah sepantasnya mereka disediakan makanan dan
minuman yang terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua dari pada
dirinya, anaknya dan istrinya.
e. Meminta izin sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.
Izin kepada orangtua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah dan meminta untuk berjihad. Akan tetapi
Rasulullah menyuruhnya untuk berjihad dengan berbakti kepada orangtuanya.
f. Memberikan nafkah
Hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang
menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil, serta telah
berbuat baik kepadanya.
g. Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang
dicintainya.
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tuanya ridha dengan berbuat baik
kepada orang-orang yang mereka cintai. Yaitu dengan memuliakan mereka,
menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang
tua) kepada mereka, dan lain sebagainya.
h. Memenuhi sumpah/nazar kedua orangtua
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di
dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak
untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
i. Tidak mencaci maki
Mencaci maki orang tua adalah termasuk dosa yang besar. Terkadang perbuatan
tersebut tidak dirasakan oleh seorang anak, dan dilakukan dengan bergurau
padahal hal ini merupakan perbuatan dosa besar.
j. Merawat dan mendoakannya
Selama kita masih hidup di atas permukaan bumi ini tidaklah lepas daripada
ikatan orangtua. Oleh karena wajiblah atas seorang anak untuk merawat
orangtuanya baik ketika mereka dalam keadaan sehat maupun sakit. Begitu
pula kita harus selalu mendoakan keduanya supaya kita tetap mendapatkan
ridha orang tua dan ridha dari Allah SWT.
[4]
2. Ketika Sudah Meninggal Dunia
a. Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya, karena hal ini
merupakan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya. Menguburkan jenazah
orang muslim harus disegerakan, tidak boleh ditunda-tunda. Mungkin kita
dapat menundanya untuk waktu yang tidak terlalu lama.
b. Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua,
karena merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala
mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima amal baik mereka.
c. Menunaikan janji dan wasiat, kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa
hidup mereka yang sesuai dengan syariat, dan melanjutkan amal-amal baik
yang pernah mereka kerjakan selama hidup mereka. Sebab, pahala akan terus
mengalir kepada mereka berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.
d. Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua.
e. Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat ibu dan ayah
f. Mendoakan kedua orangtua. Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda bahwa
sesungguhnya ketika seorang hamba meninggal dunia maka putuslah segala
amalnya kecuali:
1) ilmu yang bermanfaat,
2) amal jariyah,
3) anak sholeh yang mendoakan keduanya.
Pengertian anak dalam hadist ini bukan sekadar anak kandung, tetapi juga
anak tiri, anak angkat, atau anak muslim. Jadi bagi mereka yang tidak ada
mempunyai anak kandung tidak usah khawatir. Agar anak itu mendoakan
orangtua baik ketika hidup maupun sudah meninggal, maka tentu saja orangtua
harus menunaikan kewajibannya sebagai orangtua. Bukankah ketika kita
berdoa, kita diajarkan untuk mendoakan diri sendiri, orangtua dan kaum
muslimin.
g. Membayarkan hutang-hutang keduanya
Hutang adalah salah satu hal yang harus segera ditunaikan ketika kita mampu
membayarkan. Tidak boleh ditunda-tunda. Oleh sebab itu, jika kita
mengetahui orangtua kita meninggalkan hutang segera kita melunasinya jika
kita mampu.
[5]
DALIL-DALIL DAN ANJURAN UNTUK BERBAKTI KEPADA ORANG TUA SERTA DOA UNTUK
KEDUANYA BERDASARKAN AL-QURAN DAN HADIST
A.
Dalil Untuk Berbakti Kepada Orang Tua Berdasarkan Al-Quran
Al Quran adalah pegangan yang utama bagi umat Islam di seluruh dunia. Dalam
Al Quran terdapat berbagai macam landasan hukum tata cara beragama. Salah
satu di antaranya tentang anjuran untuk berbakti kepada orang tua di
antaranya adalah sebagai berikut :
1. QS. An Nisa ayat 36
Artinya :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri”
[6]
2. QS. Al-An’am ayat 151
Artinya :
“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu
membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi
rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun
yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar
demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)”
[7]
3. QS. Al-Isra ayat 23-24
Artinya :
“dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. -
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."
[8]
4.
QS. Al-Ankabut ayat 8
Artinya :
“dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-
bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu
mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
[9]
5.
QS. Luqman ayat 14-15
Artinya :
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.”
[10]
6.
QS. Al-Ahqaf ayat 15
Artinya :
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang
ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah
aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku
dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh
yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan)
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"
[11]
B.
Dalil Untuk Berbakti Kepada Orang Tua Berdasarkan Hadist
Selain yang terdapat di dalam Al-Quran, anjuran untuk berbakti kepada orang
tua juga diperkuat di dalam Hadist Rasulullah Saw yang merupakan landasan
kedua setelah Al Quran yang bertujuan untuk memperjelas. Adapun dalil
tersebut di antaranya sebagai berikut :
1. Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang
tua.
عَنْ عَبْدُ الله بن عَمْرٍو رضي الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه
وسلم: رِضَى اللهُ فى رِضَى الوَالِدَيْنِ و سَخَطُ الله فى سَخَطُ
الوَالِدَيْنِ ( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم)
Artinya :
“Dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah
bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan
murka Allah itu terletak pada murka orang tua”.
(H.R.At-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
[12]
2. Hadis Abu Hurairah tentang siapakah yang berhak dipergauli dengan baik.
عَنْ اَبِي هُرَيرَةَ رضي الله عنه قال جَاءَ رَجُلٌ الى رسولِ الله صلى الله
عليه وسلم فقال يَا رسولَ الله مَنْ اَحَقًّ النّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟
قال: اُمُّك قال: ثُمَّ مَنْ؟ قال: ثُمَّ اُمُّك قال: ثم من؟ قال :ثم امُّك
قال: ثم من؟ قال : ثم اَبُوْكَ (اخرجه البخاري)
Artinya :
dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “ Suatu saat ada seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: “ Wahai Rasulullah,
siapakah yang berhak aku pergauli dengan baik?” Rasulullah menjawab : “
Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “ Ibumu!”, lalu siapa?
Rasulullah menjawab: “Ibumu!”. Sekali lagi orang itu bertanya: kemudian
siapa? Rasulullah menjawab: “ Bapakmu!”(HR.Bukhari).
[13]
3. Hadis Abdullah bin Mas’ud tentang amal yang paling disukai Allah SWT.
عَبْدُ الله بن مَسْعُودٍ قال سَاَ لْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ايُّ
الْعَمَلِ اَحَبُّ الى الله قال: الصَّلَاةُ على وَقْتِهَا قال: ثم اي
قال:ثُمَّ بِرُّ الْوَالْدَيْنِ قال: ثم اي قال: الجِهَادُ فى سَبِيْلِ الله (
اخرجه البخاري و مسلم)
Artinya
: “ dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: “ Saya bertanya kepada
Nabi saw: amal apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala?” beliau
menjawab: “ shalat pada waktunya. “ saya bertanya lagi: “ kemudian
apa?” beliau menjawab: “ berbuat baik kepada kedua orang tua. “ saya
bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berjihad(berjuang)
di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
[14]
4. Hadis Al-Mughirah bin Su’bah tentang Allah mengharamkan durhaka kepada
ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya.
عن المغيرة بن شعبة قال النبي صلى الله عليه وسلم : ان الله حرم عليكم عقوق
الامهات ووأد البنات ومنع وهات وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال واضاعة المال
(اخرجه البخاري)
Artinya:
dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah bersabda:
“ Sungguh Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak
kewajiban, meminta yang bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak
perempuan. Allah juga membenci orang yang banyak bicara, banyak
pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” (HR.Bukhari).
[15]
C.
Doa
Anak Shaleh Terhadap Kedua Orang Tua Menurut Al Quran dan Hadist
Doa untuk kedua orang tua
kita merupakan bakti anak kepada orang yang mendidik dan melahirkan kita di
dunia. Tanpa mereka tentunya kita tidak akan hadir di dunia, sebagai
seorang insan sudahkah kita menyisipkan doa untuk kedua orang tua kita di
antara waktu sholat dan ibadah-ibadah kita yang lain. Oleh karena itu
sebagai anak yang berbakti hendaknya kita senantiasa berdoa untuk ibu bapak
kita. Rasulullah SAW pernah bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
(اخرجه البخاري)
Artinya : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya
kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan,
atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)
Dari hadist di atas dapat di pahami bahwa pahala kita akan terus mengalir
meski kita telah tiada, yaitu hendaknya dengan berusaha mengerjakan 3 amal
yang di atas. Bagaimana pun kita tidak tahu berapa banyak dosa atau maksiat
yang pernah kita dan orangtua kita lakukan.
Yang ingin penulis sampaikan dari hadis tersebut intinya yaitu permasalahan
do’a anak sholeh yang mendoakan orangtuanya. Apabila seorang anak yang
mendoakan untuk orang tuanya, maka do’a tersebut akan dikabulkan oleh Allah
dengan tanpa adanya hijab. Oleh karena itu, sebagai seorang anak muslim
yang terlahir ke atas permukaan bumi yang fana ini, hendaklah bagi ita
tetap dan terus mendoakan terhadap orangtua kita baik mereka masih hidup
maupun sudah meninggal.
Selain itu kita juga harus mengetahui bagaimana do’a untuk kedua orang tua.
Ada beberapa doa yang diabadikan di dalam Al Quran perihal do’a-doa yang
dipanjatkan oleh para Nabi untuk orang tua mereka, yang mana do’a tersebut
juga bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun doanya sebagai
berikut :
1. Doa Nabi Ibrahim a.s
Artinya :
“Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian
orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".
(QS. Ibrahim : 41)
[16]
2. Doa Nabi Nuh a.s
Artinya :
“Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu
dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.
dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kebinasaan"
.(QS. Nuh : 28)
[17]
3. Doa dalam Surat Al Isra ayat 24
Artinya :
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil."
Dari beberapa penggalan doa di atas, di kalangan kita biasa
menggabungkannya dan membaca doa yang sudah masyhur yaitu seperti lafadz
berikut :
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Artinya: “
Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti
mereka menyayangiku diwaktu kecil
”.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Allah SWT mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beribadah kepada-Nya
dan berbakti kepada orang tua. Karena orang tua merupakan sebab utamanya
kita hadir di muka bumi ini, maka dari itu merupakan suatu keharusan kita
selaku seorang anak untuk memperlakukan orang tua kita dengan memberikan
perlakuan yang lebih baik.
Orang tua merupakan pendidik yang utama yang mengarahkan kehidupan anaknya
ke arah yang lebih baik. Tidak ada satu orang tua pun yang ingin anaknya
terjerumus ke arah keburukan.
Dengan demikian Allah SWT dan Rasulullah SAW telah memerintah kita untuk
mecari ridha orang tua. Karena sesungguhnya ridha Allah terletak pada ridha
orang tua. Apabila kita mendapatkan ridha dari orang tua maka kita akan
diberikan surga dari Allah SWT.
Sangatlah banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang anjuran untuk berbakti
kepada kedua orang tua tidak hanya satu atau dua ayat akan tetapi banyak
ayat yang menerangkannya yang berarti menghormati kedua orang tua sangatlah
utama, begitu juga dengan hadits sangatlah banyak riwayat yang menjelaskan
tentang keutamaan berbakti kepada kedua orang tua.
B.
Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran supaya makalah ini bisa
lebih sempurna di kemudian harinya. Karena penulis hanyalah seorang santri
biasa yang sedang belajar.
Selain itu penulis juga mengharapkan kepada pembaca agar tetap dan terus
menghormati dan menyayangi orang tua kita kapanpun dan di manapun Kita
berada, berbaktilah kepada kedua orang tua kita dan janganlah kita durhaka
kepada keduanya.
[1]
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Yogyakarta : Balai Pustaka, 2003) hal. 688
[2]
Kartono, Peran Orang Tua Dalam Psikologi Mental, (Semarang
: Rajawali, 1985) hal. 27
[3]
Thamrin Nasution, Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak
(Jakarta: Gunung Muria, 1986) hal. 24
[4]
M.Thalib, Wajibatul Walad ‘Alal Walidi (Bandung : Irsyad
Baitussalam, 1995) hal. 25-26
[5]
Ibid
., hal 27-28
[6]
Departemen Agama RI, Al Quran Dan Terjemahnya (Jakarta :
CV. Karya Insan Indonesia, 2002) hal. 109
[7]
Ibid
., hal. 199
[8]
Ibid
., hal. 387
[9]
Ibid
., hal. 559
[10]
Ibid.,
hal 581-582
[11]
Ibid
., hal 726
[12]
Ibnu Hajar al-Asqolani, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram,
(Jakarta: Akbar, cet ke-II, 2009) hal. 671
[13]
Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin juz I, (Jakarta:
Pustaka Amani,cet ke-IV,1999) hal.327
[14]
Achmad Sunarto, Hadits Al Jami’ah Shahih, (Jakarta : Annur Press,
2005) hal. 161
[15]
Imam ibnu Al-Jauzi, Shahih Bukhari juz IV, (Qohiroh:Darul
Hadis,2008) hal.138.
[16]
Departemen Agama RI, op.cit., hal 352
[17]
Ibid., hal.841
No comments