Breaking News

Makalah Tentang Cahaya Menurut Tinjauan Sains dan Al-Quran



   Cahaya pada hakekatnya tidak dapat dilihat, kesan adanya cahaya apabila cahaya tersebut mengenai benda. Cahaya dapat bersifat gelombang maupun partikel. Cahaya adalah tenaga berbentuk gelombang dan dapat membantu kita melihat. Cahaya bergerak lurus ke semua arah. Cahaya di biaskan apabila bergerak secara tegak lurus melalui medium yang berbeda seperti melalui udara, kaca dan air. Cahaya dapat bergerak lebih cepat melalui udara.
  Namun sebagai makhluk yang membutuhkan cahaya, kita perlu mengetaui tentang cahaya itu sendiri. Baik cahaya dari segi sains dan cahaya yang diungkapkan di dalam Al Quran.
Oleh karena itu, penulis ingin menjelaskan sedikit tentang cahaya menurut Sains dan Al Quran.

Rumusan Masalah
   Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian, sifat, dan manfaat cahaya menurut Sains. ?
2. Bagaimanakah pembuktian sains terhadap cahaya dalam Al Quran ?
3. Bagaimanakah hakikat cahaya dan cara menggapai cahaya Allah ?

Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa pengertian, sifat, dan manfaat cahaya menurut Sains.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pembuktian sains terhadap cahaya dalam Al Quran.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah hakikat cahaya dan cara menggapai cahaya Allah.

CAHAYA DALAM TINJAUAN SAINS
A. Pengertian Cahaya
   Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata dan gelombang ini tentunya membawa energi. Jadi sebenarnya cahaya itu sendiri merupakan salah satu bentuk energi. Energi ini bergerak bersama gelombang itu sendiri. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per detik. Cahaya juga memiliki sifat sebagai partikel yang biasa disebut foton. Karena itulah cahaya bisa juga dipandang sebagai kumpulan banyak partikel yang tidak bermassa yang bergerak dengan kecepatan 3×10^8 m/s.
   Gelombang elektromagnetik dapat digambarkan sebagai dua buah gelombang yang merambat secara transversal pada dua buah bidang tegak lurus yaitu medan magnetik dan medan listrik. Merambatnya gelombang magnet akan mendorong gelombang listrik, dan sebaliknya, saat merambat, gelombang listrik akan mendorong gelombang magnet. [1]

B. Cahaya Dalam Kehidupan
    Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matahari adalah sumber cahaya utama di Bumi. Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk membuat makanan. Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya bergerak lurus ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruang gelap. Apabila cahaya terhalang, bayangan yang dihasilkan disebabkan cahaya yang bergerak lurus tidak dapat berbelok, namun cahaya dapat dipantulkan . Keadaan ini disebut sebagai pantulan cahaya . Cahaya dibiaskan apabila bergerak secara serong melalui medium yang berbeda seperti melalui udara melalui kaca melalui air . Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya . Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui air .
  Cahaya juga bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui kaca. Oleh itu cahaya yang bergerak secara serong dibiaskan apabila melalui dua medium yang berbeda. Cahaya yang bergerak lurus melalui medium yang berbeda tidak dibiaskan. Cahaya dibiaskan apabila bergerak miring melalui medium yang berbeda seperti dari udara ke kaca lalu melewati air. Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya. Hal ini karena cahaya bergerak lebih cepat di medium yang kurang padat. Namun cahaya yang datang dengan sudut datang 90 derajat, (tegak lurus) melalui medium yang berbeda tidak dibiaskan. Contoh hal pembiasan dalam hal sehari-hari adalah seperti pada kasus sedotan minuman yang kelihatan bengkok dan lebih besar di dalam air , atau pada kasus dasar kolam kelihatan lebih dangkal dari kedalaman sebenarnya. [2]

C. Sifat-Sifat Cahaya
Dalam buku “Mengenal Cahaya Dan Optik” disebutkan ada 5 sifat cahaya, yaitu sebagai berikut :
1. Cahaya merambat melalui ruang hampa dengan kecepatan 3x 108 m/s.
    Contoh cahaya matahari sampai di bumi.

2. Cahaya merambat lurus.
    Contoh sorot lampu yang keluar dari lampu mobil atau dari senter

3. Cahaya dapat dipantulkan.
   Apabila cahaya mengenai suatu permukaan maka cahaya akan dipantulkan atau dipancarkan kembali. Contoh peristiwa pemantulan cahaya adalah saat bercermin. Bayangan tubuh terlihat di cermin, hal ini disebabkan cahaya yang dipantulkan oleh tubuh akan dipantulkan kembali oleh oleh cermin dan masuk ke mata.

4. Cahaya dapat dibiaskan.
   Apabila cahaya melewati dua medium yang kerapatannya berbeda cahaya akan dibiaskan. Contoh sedotan yang berada di dalam gelas berisi air terlihat patah atau bengkok.

5. Cahaya dapat didispersikan.
   Cahaya matahari yang berwarna putih merupakan cahaya polikromatik, yaitu cahaya yang terdiri atas beberapa cahaya monokromatik. Contoh terbentuknya pelangi, cahaya yang melewati prisma. [3]

D. Manfaat Cahaya
     Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa cahaya mempunyai sangat banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan cahaya sebagai pembangkit listrik tenaga surya.
    Selain menerangi dunia ternyata sinar matahari juga dapat digunakan sebagai pembangkit listrik, yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Susunan dari proses kerja listrik tenaga matahari sebagai berikut :
    Modul panel surya menampung panas matahari kemudian panas yang dihasilkan dirubah menjadi listrik DC/ Direct current. Listrik DC ini disimpan dalam battery/accu/aki karena aki adalah arus DC, agar tidak overcharge maka dibutuhkan alat yang bernama charge controller, setelah listrik DC/Accu tersimpan maka agar dapat anda nikmati tentunya listrik DC yang dihasilkan oleh modul panel surya dan yang tersimpan di aki/battery harus dirubah menjadi listrik AC/Alternating current, alat tersebut bernama inverter DC ke AC. Hasil dari power inverter inilah yang akhirnya mengeluarkan listrik alternating current atau serupa dengan PLN.

2. Fotosintesis
   Fotosintesis , merupakan suatu proses pembuatan makanan pada tumbuhan. Fotosintesis terjadi pada tumbuhan hijau tepatnya di daun yang mengandung klorofil. Tumbuhan menggunakan karbondioksida, air, serta dengan memanfaatkan energi cahaya matahari dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis yaitu berupa gula (glukosa) dan oksigen, dan merupakan gas yang sangat penting bagi kehidupan. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan fragmen yang disebut klorofil yang terdapat dalam organel yang disebut kloroplas.

3. Sinar X
    Tak seorang pun membantah bahwa berjuta-juta manusia telah tertolong nyawanya semenjak sinar X ditemukan. Penyinaran itu digunakan dokter untuk mendiagnosis segala sesuatu mulai dari TBC, tumor, sakit jantung, patah tulang, gigi yang terjepit dan sebagainya.

4. Membantu Penglihatan Kita
   Kita dapat melihat suatu benda karena benda tersebut mementulkan cahaya dan masuk ke dalam mata kita.

5. Manfaat Lain cahaya
  a. Kamera foto.
  b. Lampu dan alat penerangan lainnya.
  c. Sebagai satuan jarak antar benda-benda langit.

  d. Sinar ultraviolet untuk menjaga kesehatan kulit (asalkan tidak terlalu 
panas ).

 e. Digunakan oleh tumbuhan dari energi cahaya menjadi energi kimia dalam proses sintesis makanan.
  f. Untuk menjemur pakaian, sepatu dan alat rumah tangga lainnya. [4]


CAHAYA DALAM PERSPEKTIF AL QURAN

A. Pembuktian Sains Terhadap Cahaya Dalam Al Quran
   Sebagaimana kita ketahui bahwa cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm.
  Dalam fakta empiris gelombang dari cahaya menjalar dengan rambatan lurus tanpa memerlukan medium. Saat cahaya bertindak sebagai gelombang maka akan terjadi beberapa peristiwa yakni refraksi (pembiasan), dispersi (pengahamburan), inteferensi (penumpukan), dan difraksi (pembelokkan). Dari keempat kejadian inilah terbentuknya spektrum-spektrum cahaya pada prisma yang diberikan oleh cahaya polikromatik. Penguraian cahaya ini menjadi warna-warni yang bertumpuk-tumpuk dengan paduan warna yang sangat indah. Dalam fenomena sehari-hari dapat kita saksikan langsung dari gejala alam yang disebut pelangi. Fenomena ini terbentuk dari pembiasan cahaya oleh butiran-butiran air yang berada di awan. Peristiwa penumpukan cahaya, warna pelangi, ternyata telah terabadikan sejak 14 abad yang silam, saat belum ada satupun penemuan canggih dan teknologi mutakhir untuk melakukan riset-riset mengenai bagaimana peristiwa ini terjadi. Dalam surat An-Nur ayat ke-35 dijelaskan :

Artinya : “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”

   Maha Kuasa Allah dalam segala firman-Nya. Sungguh indah apa yang telah Allah tegaskan dalam ayat-Nya bahwasanya Allah-lah Maha Cahaya itu. Pesan ini Allah sampaikan dengan perumpamaan ilmiah dalam firman-Nya yakni cahaya di atas cahaya. Ternyata perumpaan ini bukan hanya sekedar kata yang memiliki nilai sastra tinggi namun suatu analogi ilmiah yang terbukti secara empiris seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu peristiwa terbentuknya pelangi. Dalam surat di atas juga dinyatakan bahwa “ Allah membimbing kepada cahaya-Nya”, makna cahaya dalam konteks ini adalah petunjuk.
   Secara teori, gelombang cahaya merambat dengan rambatan lurus tanpa memerlukan medium. Ternyata perumpamaan ini sangat sesuai dengan apa yang Allah ungkapkan dalam firman di atas, yakni petunjuk yang disampaikan oleh Allah kepada seorang hamba adalah seperti cahaya yang merambat lurus. Cahaya petunjuk dari Allah akan membawa kita kepada jalan dan pengajaran yang lurus, yaitu Islam atau ajaran yang dibawa oleh Rasulullah. [5]

B. Matahari, Bulan Dan Bintang Sebagai Cahaya Dalam Al Quran
    Matahari merupakan sumber cahaya bagi kehidupan di bumi. Tanpa ada matahari suatu ekosistem akan musnah. Cahaya matahari sangat dibutuhkan bagi seluruh makhluk hidup. Dengan sinar matahari tersebutlah maka dunia mendapatkan cahaya dan menjadi terang benderang. Di dalam Al Quran disebutkan bahwa matahari adalah sebagai cahaya untuk kehidupan. Sebagaimana disebutkan dalam surat Yunus ayat 5 :

Artinya : “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”

Selain matahari, bulan juga disebutkan di dalam Al Quran. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya dan cahaya bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Dan cahaya ini tidak memantul dari bumi. Firman Allah dalam surat Al Furqan ayat 61 :

Artinya : “Maha Berkat Tuhan yang telah menjadikan di langit, tempat-tempat peredaran bintang, dan menjadikan padanya lampu dan bulan yang menerangi

Ada satu lagi yang dijadikan sebagai cahaya selain matahari dan bulan, yaitu bintang. Bintang juga memiliki cahaya. Bahkan matahari merupakan salah satu bintang. Allah menciptakan bintang sebagai hiasan yang ada di langit. Berdasarkan firman Nya dalam Al Quran surat Ash Shaffat ayat 6 :

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, Yaitu bintang-bintang,” [6]

Penjelasan tentang cahaya yang ada pada matahari, bulan, dan bintang di atas hanya sebagian dari informasi yang penulis dapatkan. Mengenai cahaya ini sungguh banyak dalil dan penjelasannya yang terdapat di dalam Al Quran, yang mana penulis tidak sangggup menjabarkannya secara rinci.

C. Hakikat Cahaya Menurut Al Quran
   Mencari hubungan antara ilmu keislaman dengan sains sudah sangat banyak dilakukan oleh para ilmuan muslim. Hal ini dilakukan untuk mengungkapkan rahasia yang terkandung yang sudah berabad-abad lamanya. Dalam al Quran cahaya sangat banyak disebut, bahkan digunakan sebagai nama sebuah surat yaitu An Nur.
   Apa hakekat cahaya itu. Dalam surat An Nur ayat 35 dikatakan bahwa Allah pemberi cahaya langit dan bumi. Semua yang ada di bumi berasal dari Allah SWT. Cahaya Allah dituangkan dalam kitab Nya yaitu Al Quranul Karim yang akan menjelaskan konsep-konsep kehidupan yang ada di dunia ini, baik yang zhahir maupun yang bathin. Ada beberapa konsep cahaya yang diutarakan oleh berdasarkan yang ada di dalam Al Quran di antaranya sebagai berikut :

1. Cahaya sebagai penjelas dan atau penerang dalam kehidupan. Hal ini sebagaiman firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 15 :

Artinya : “Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan ( Al Quran)”


2. Cahaya (Al Quran) sebagai penunjuk jalan keselamatan dan manusia akan dikeluarkan dari kegelapan menuju penerangan, dan kesulitan menuju kepada kemudahan. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Maidah ayat 16 :

Artinya : “dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”


3. Cahaya Allah sebagai rahmat yang diberikan kepada seluruh makhluk. Hal ini sebagaimana tercantum dalam surat al Ahzab ayat 43 :

Artinya : “ Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” [7]

D. Cara Mendapatkan Cahaya Allah
    Untuk mendapatkan sesuatu yang berguna di dunia ini harus diupayakan dengan kesungguhan hati, pikiran, perasaan dan perbuatan agar didapatkan hasil yang memuaskan. Cahaya dari Allah juga tidak akan kita dapatkan jika kita tidak berusaha dengan sungguh dan hati yang ikhlas. Agar cahaya tersebut Allah dapat kita peroleh maka kita harus mendekat diri kepada Allah. Sebagaimana di dalam buku Othman Shihab, usaha untuk mendekat diri itu di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Selalu berbuat baik dan membelanjakan harta benda di jalan Allah.
2. Bertaubat dengan tidak mengulangi kembali perbuatan tercela
3. Selalu bertaqwa.
4. Sabar dalam menjalankan perintah Allh dan sabar dalam menghadapi cobaah yang diberikan.
5. Berbuat adil dan tidak melakukan kezaliman. [8]



PENUTUP


A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Cahaya adalah energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik.

2. Cahaya mempunyai 5 sifat yaitu : merambat melalui ruang hampa , merambat lurus, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dapat didispersikan.

3. Cahaya begitu banyak manfaatnya bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi.

4. Banyak sekali ayat Al Quran yang membicarakan tentang cahaya dan telah banyak dibuktikan oleh para ahli secara ilmiah.

5. Matahari, bulan dan bintang merupakan beberapa benda yang memancarkan cahaya yang tersebut di dalam Al Quran

6. Hakikat sebenarnya cahaya adalah petunjuk dari Allah SWT yang mengarahkan manusia ke jalam yang lurus.

B. Saran
Dalam makalah ini tentulah terdapat berbagai kesalahan dan kesilapan. Oleh karena itu penulis memohon dan maaf dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah yang telah kami buat.


[1] Mundilarto, Edi Istiyono, Fisika 2 SMP Kelas VIII, (Jakarta : Yudhistira, 2008) hal. 135
[2] Djoko Arisworo, Yusa, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas IX , (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2006) hal. 78
[3] Hestty P. Utami, Mengenal Cahaya Dan Optik, (Bandung : CV. Ganeca Exact, 2008) hal. 197-198
[4] Djoko Arisworo, Yusa, op.cit., hal. 82-83
[5] Ahmad Fuad Pasya, Dimensi Sains Dalam Al Quran, (Solo : Tiga Serangkai, 2004) hal. 100-101
[6] Ahmad Khalid Allam, Al Quran Dalam Keseimbangan Alam Dan Kehidupan, (Jakarta : Gema Insani, 2005) hal. 94-95
[7] Gus Arifin, Suhendri Abu Faqih, Al Quran Sang Mahkota Cahaya, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2010) hal. 167
[8] Othman Shihab, Pintu-Pintu Keshalehan, (Pustaka Hikmah, 2007) hal. 138

No comments