Makalah Tentang Kapal Sebagai Tranportasi Laut Menurut Al Quran Dan Hadist
Transportasi begitu penting peranannya agar manusia bisa pergi ke tempat
tujuannya atau membawa barang-barang untuk diperdagangkan dan begitu juga
saat ini. Sifat manusia yang tidak pernah puas dan kebutuhan akan
peningkatan kualitas transportasi membuat manusia berusaha untuk
mengembangkan teknologi transportasi. Kebutuhan akan perpindahan dan
distribusi barang yang semakin sempurna membuat transportasi menjadi hal
yang harus selalu dibenahi. Tanpa alat transportasi, suplai barang-barang
kebutuhanakan terhambat yang pastinya dapat mengakibatkan kelaparan masal.
Jika tidak ada angkutan,orang tidak dapat berpindah ke tempat lain sehingga
dia tidak dapat bekerja di tempatnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan transportasi selalu berkembang seiring dengan waktu.
Adapun salah satu alat transportasi yang kita tahu adalah kapal. Kapal
merupakan tranportasi yang memiliki jalur terbesar di dunia, yaitu air
(laut). Karena 2/3 bagian bumi adalah laut. Akan tetapi sangat disayangkan
bagi kita banyak yang kita mengetahui apa itu kapal laut dan asal mula
kapal laut.
Oleh karena itu penulis mencoba menguraikan sedikit tentang kapal sebagai
transportasi laut dalam Al Quran dan Hadist.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan maslah adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian kapal ?
2. Bagaimanakah Al Quran menjelaskan kapal sebagai tranportasi laut ?
3. Apa hikmah di balik pembuatan kapal ?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kapal.
2. Untuk mengetahui bagaimana al Quran menjelaskan kapal sebagai
tranportasi laut.
3. Untuk mengetahui hikmah di balik pembuatan kapal.
GAMBARAN UMUM TENTANG KAPAL
A.
Pengertian Kapal
Kapal merupakan salah satu sarana transportasi laut yang digunakan sebagai
tempat tumpangan orang dan barang. Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI)
didefinisikan kapal sebagai kendaraan pengangkut penumpang dan barang di
laut (sungai dsb). Sedangkan di dalam Undang-undang tentang pelayaran,
kapal didefinisikan kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik
atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan
dibawah permukaan air dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
Kapal biasanya memiliki ukuran yang cukup besar untuk membawa perahu
kecil seperti sekoci.
Sedangkan dalam istilah
Inggris
, kata kapal ini dipisahkan antara “
ship
” sebagai kapal yang besar dan
boat
sebagai kapal yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa
perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya dimana
sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan
peraturan atau kebiasaan setempat.
[1]
B.
Jenis-Jenis Kapal
Sebagai alat transportasi, ada beberapa jenis kapal. Di antaranya yaitu :
1. Kapal Perang
Kapal jenis ini digunakan untuk keperluan militer,baik untuk patroli
perairan maupun logistic atau pengangkutan pasuka,jadi pada umumnya kapal
perang tidak dilengkapi crane-crane untuk bongkar muat,tetapi dilengkapi
dengan persenjataan dan gudang amunisi.
2. Kapal Niaga
Adalah suatu kapal yang digunakan untuk mengangkut barang-barang antar
pulau (intern sulair), antar Negara (ocean going).maka kapal niaga
dilengkapi dengan ruang muat (palka) crane-crane untuk keperluan bongkar
muat barang.
3. Kapal Tunda ( Tug Boat )
Jenis kapal ini tidak dilengkapi ruang muat (palka) maupun crane (Dereck)
karena kapal jenis ini yang dimanfaatkan hanya tenaganya saja,biasa
digunakan untuk menarik ponton (tongkang),maupun untuk membantu pandu dalam
penyandaran kapal besar di pelabuhan biasa disebut harbour tug.
4. Kapal Supply
Kapal jenis ini biasa digunakan untuk keperluan pengeboran minyak lepas
pantai (off shore) untuk angkutan logistic di anjungan minyak,maupun
keperluan pekerjaan bawah laut.kapal jenis ini juga tidak dilengapi ruang
muat (palka).
5. Kapal Survey
Biasa digunakan untuk keperluan survey di laut, untuk menyelidiki atau
mencari kandungan minyak bumi,pemasangan pipa bawah laut,kabel laut,maupun
pemetaan.jadi kapal ini juga tidak dilengkapi ruang muat,tapi di lengkapi
alat-alat survey.
6. Kapal Pandu
Kapal pandu adalah kapal yang memandu kapal besar masuk ke dalam pelabuhan
melalui alur yang berbahaya dan ramai sampai sandar di dermaga. Ini
merupakan salah satu jabatan tertua yang sangat penting untuk meningkatkan
keselamatan pelayaran.
[2]
C.
Sejarah Pembuatan Kapal
Seperti kita ketahui bahwa bumi yang kita pijak ini merupakan dua pertiga
yaitu lautan, Pada zaman dahulu berbagai cara yang dilakukan untuk
menyebrang dan singgah ke ke pulau atau dunia salah satunya dengan perahu.
Perahu mulai tercipta pada masa neolitikum sekitar 1000 tahun yang lalu.
Perjalanan manusia untuk menuju suatu tempat pada awalnya menggunakan kayu
yang saling dirapatkan, kemudian diikat kuat dengan posisi kayu (bambu)
yang sama. Biasanya perahu itu sering disebut dengan rakit.
Dalam perkembangan selanjutnya, manusia mulai berpikir, untuk membuat
perahu yang lebih ringan tanpa menghabiskan banyak kayu, mereka berpikir
dengan menggunakan batang pohon yang lebih besar, kemudian melubangi bagian
kayu untuk penumpang akhirnya tercipta perahu yang disebut sampan.
Keberhasilan ini memacu mereka untuk lebih kreatif lagi agar perahu yang
dinaiki dapat menampung banyak orang.
Terbentuknya suatu ide ini merupakan awal dari pembuatan alat transportasi
yang lebih besar lagi. Transportasi yang diharapkan bisa menampung banyak
barang dan penumpang. Sehinga barang bawaan baik itu berupa peralatan dapur
dan non dapur bisa diangkut dengan sedemikian mungkin. Dalam perkembangan
selanjutnya manusia terinpirasi dari berbagai pengalaman baik itu
mengarungi samudra ataupun laut lepas .Misalnya pengalaman untuk menepis
ombak.
Sejalan dengan perkembangan pada saat itu manusia hanya menggunakan angin
sebagai pengerak energi dengan menggunakan layar dikapal. kemudian didesain
sedemikian mungkin untuk menerima tiupan angin sehinnga menghasilkan daya
dorong terhadap kapal.
Terciptanya kapal layar untuk manusia tidak puas sampai disitu dalam
mengarungi samudra, Manusia pun menciptakan kapal yang lebih besar daya
tampung barang dan penumpang banyak sehingga manusia menciptakan kapal yang
digerakan oleh manusia dengan menggunakan mesin uap, manusia tidak bertumpu
lagi pada angin melainkan mesin uap.
[3]
D.
Manfaat Kapal Sebagai Transportasi Laut
Menurut Utomo, kapal sebagai transportasi laut memiliki manfaat yang sangat
besar bagi manusia. Manfaat tersebut terbagi kepada 3 manfaat, yaitu :
1. Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan
manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut
peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan
orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.
2. Manfaat Sosial
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, di antaranya : pelayanan untuk
perorangan atau kelompok, pertukaran atau penyampaian informasi, perjalanan
untuk bersantai, memendekkan jarak, dan memencarkan penduduk dari satu
wilayah ke wilayah yang lain.
3. Manfaat Politis
Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara,
mengatasi bencana, dan lain sebagainya.
[4]
KAPAL DALAM AL QURAN DAN HADIST
A.
Kapal Laut dalam Al Quran
Kapal merupakan alat transportasi laut yang sudah tidak asing lagi bagi
kita. Orang yang membuat kapal ini merupakan salah seorang yang terbilang
cerdas. Karena jarang sekali orang yang berpikir untuk membuat hal semacam
itu. Namun, pada dasarnya kecerdasan manusia itu berasal dari Allah.
Termasuk dalam hal pembuatan alat transportasi ini.
Di dalam al-Qur’an, Allah telah menjelaskan mengenai kapal tersebut. Firman
Allah SWT dalam surat Asy Syura ayat 32 :
Artinya :
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah kapal-kapal (yang
berlayar) di laut seperti gunung-gunung,”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kapal yang sering kita lihat di laut
merupakan tanda kebesaran Allah. Orang yang membuat kapal itupun merupakan
orang yang di anugerahi ilmu oleh Allah. Maka, kita tidak boleh sombong
apabila telah berhasil menciptakan sesuatu. Karena pada dasarnya itu
merupakan anugerah dari Allah.
Allah SWT berfirman dalam surat al Baqarah ayat 164 :
Artinya :
“Kapal yang berlayar di laut dengan muatan yang bermanfaat bagi
manusia,”
Dalam ayat itu menjelaskan bahwa Allah menciptakan sesuatu tidak cuma-cuma.
Maksudnya, setiap apa yang Allah ciptakan pasti memiliki manfaat
tersendiri. Salah satunya dengan kapal ini. Kapal sangat bermanfaat sekali
bagi manusia. Dengan adanya kapal, manusia akan mendapatkan keringanan
dalam bepergian yang melintasi lautan dari suatu daerah ke daerah lain.
Masih ingatkah kalian tentang kisah nabi Nuh? Ya, dari kisah nabi Nuh
inilah kita dapat mengetahui secara pasti dan jelas mengenai kapal. Allah
memerintahkan nabi Nuh untuk membuat kapal. Sehingga nabi Nuh pun
membuatnya.
Nabi Nuh membuat kapal, tidaklah dibuat oleh kemampuannya sendiri. Ini
semua karena adanya Allah yang menggerakkan dan memberikan ilmu kepada nabi
Nuh. Sehingga kapal tersebut dapat terselesaikan. Jadi, dapat kita ketahui
bahwa Allah sudah menjelaskan mengenai kapal yang berlayar di laut. Melalui
kitab suci umat Islamlah, Allah menjelaskannya secara jelas dan terbukti
kebenarannya.
[5]
B.
Nabi Nuh As Pembuat Kapal Pertama di Dunia
Nabi Nuh A.s adalah Nabi ketiga dari urutan 25 Nabi dan Rasul yang wajib
dikenal. Nabi Nuh merupakan Rasul pertama yang diutus ke muka bumi untuk
meluruskan kembali keyakinan dan akidah umatnya yang telah banyak
menyimpang dari ajaran Nabi sebelum beliau. Mereka menyembah berhala dan
tenggelam dalam kesesatan dan kekafiran.
Nabi Nuh A.s tidak henti-hentinya menyerukan kaumnya agar beriman dan
menyembah hanya kepada Allah, namun kaumnya tetap saja melawan dan
mendustakannya bahkan menantang Allah agar mendatangkan azab, jika ia
benar.
Zaman terus berlalu dalam rentang waktu yang cukup panjang, sementara
perseteruan dan perdebatan antara Nuh A.s dan kaumnya pun terus
berlangsung, selama hampir seribu tahun lamanya Nabi Nuh A.s hidup di
tengah-tengah kaumnya, menyerukan mereka agar beriman dan menyembah kepada
Allah SWT. Sekalipun Nuh menyerukan kaumnya dalam waktu yang sangat lama
dan panjang, tetapi tidak ada yang beriman kepada Nuh A.s, kecuali hanya
sedikit sekali dari mereka, setiap pergantian generasi berlangsung, mereka
senantiasa berpesan kepada generasi baru itu agar tidak beriman kepada Nabi
Nuh A.s, supaya melawan dan melanggarnya. Setiap orang tua pada saat itu,
ketika melihat anaknya tumbuh dewasa, maka akan segera menasehati anaknya
tersebut supaya tidak beriman kepada Nuh untuk selamanya, selama hidupnya.
Sudah menjadi watak dan karakter mereka yang selalu menolak ke imanan dan
enggan mengikuti kebenaran. Oleh karena itu Allah SWT berfirman dalam surat
Nuh ayat 27 :
Artinya :
“Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan
menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain
anak yang berbuat ma'siat lagi sangat kafir.”
Kemudian Allah memerintahkan kepada Nuh agar membuat bahtera (perahu), maka
Nabi Nuh A.s membuat perahu besar dari kayu yang pohonnya telah di tanamnya
seratus tahun yang lalu. Beliau membuat perahu atas petunjuk, arahan, dan
dalam pengawasan Allah SWT.
Menurut Ibnu Abbas panjang perahu itu seribu dua ratus hasta, sedangkan
tinggi kapal tersebut adalah tiga puluh hasta, bertingkat tiga lantai,
tinggi masing-masing tingkat sepuluh hasta. Lantai dasar untuk
binatang-bintang, lantai tengah untuk tempat manusia, sedangkan lantai
ketiga untuk burung-burung. Pintunya terdapat di bagian samping, dan
memiliki penutup pada bagian atas dari setiap lantai.
Setelah pembuatan kapal itu usai, tiba saatnya perintah dan azab Allah, Nuh
di perintahkan untuk mengangkut binatang dan semua makhluk hidup,
masing-masing sepasang-sepasang, serta membawa pula makanan yang bernyawa
dan yang tidak bernyawa, kedalam kapal, sebagai bekal untuk kelangsungan
hidup, beliau juga di perintahkan supaya mengajak keluarganya, kecuali
orang-orang yang telah lebih dahulu di tetapkan akan di azab di antara
mereka.
Ketika Nabi Nuh as telah siap dengan keluarga beserta umatnya dan
binatang-binatang, turunlah hujan yang sangat dahsyat. Angin taufan
berhembus dengan sangat kencang. Air bukan hanya turun dari langit, tetapi
juga keluar dari tanah. Semua umat nabi Nuh as yang durhaka diazab dan
ditenggelamkan dalam banjir tersebut. Dunia pada saat itu semuanya
tenggelam. Yang selamat hanyalah umatnya yang patuh dan binatang yang
berada dalam kapal Nabi Nuh as.
Yang perlu kita ketahui dari cerita tersebut adalah bahwa Nabi Nuh as lah
yang pertama kali membuat kapal sebagai sarana tranportasi air untuk
mengangkut umatnya dan binatang. Sungguh asal mula pembuatan kapal
terinspirasi dari kisah Nuh as., yang kini terus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman.
[6]
C.
Perumpamaan Kapal Bagi Orang Yang Berbuat Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam
Hadist
Selain itu, kapal juga diungkapkan di dalam hadist Rasulullah SAW. Akan
tetapi penulis tidak menemukan tentang kapal sebagai transportasi laut.
Namun Rasulullah SAW mengumpamakan orang yang melaksanakan perintah Allah
dan yang melanggar seperti dalam sebuah kapal. Berikutnya hadist tersebut :
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ
اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ
فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ
فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ
فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ
نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا
جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا -
رواه البخاري والترمذي وأحمد
Artinya : “
Dari Nu'man bin Basyir ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Perumpamaan orang yang melaksanakan perintah Allah dengan orang yang
melanggarnya adalah seperti satu kaum yang berbagi tempat di sebuah
kapal. Sebagian orang mendapat tempat di bagian atas, sedangkan
sebagian yang lain mendapat tempat di lambung kapal. Orang-orang yang
berada di lambung kapal, jika ingin mengambil air, mereka harus
melewati orang-orang yang berada di atas. Mereka berkata, 'Sebaiknya
kita lubangi saja lambung kapal ini (untuk mengambil air) agar tidak
mengganggu orang-orang yang berada di atas.' Jika keinginan mereka itu
tidak dicegah, mereka semua akan binasa. Sebaliknya jika dicegah mereka
semua akan selamat.”
(HR. Bukhari, Turmudzi & Ahmad)
[7]
Hadis di atas menunjukkan bahwa Nabi s.a.w. membuat perumpamaan tugas amar
ma’aruf nahi munkar dengan kapal yang dijadikan sasaran penumpangnya karena
ingin mendapatkan air. Akibatnya, kapal akan tenggelam sekiranya dibiarkan
orang yang di bawah melubangi lubang. Baginda Nabi S.A.W. mengajarkan kita
bahwa haram hukumnya bagi orang ramai yang hanya berdiam diri saja apabila
melihat tindakan sembarang manusia yang hendak melubangi kapal masyarakat
yang dinaiki oleh umat Islam, karena perbuatan itu akan membinasakan kapal
itu berserta penumpang-penumpangnya. Tidak terkira siapa pun yang melubangi
kapal itu baik ia nakhoda atau awak kapal dan penumpang. Bayangkan kalau
nakhoda (pemerintah) sendiri yang melubangi kapal itu, seolah-olah ia ingin
mengorbankan seluruh orang Islam dan kerajaan mereka untuk memelihara
kepentingan seorang zalim yang bersenda-senda dengan hukum. Karena perlu
kita ketahui bahwa kapal itu ibarat sebuah negara. Jika pemimpin kapal
tersebut zalim, maka penumpangnya pun pasti akan terzalimi. Namun jika
pemimpinnya bisa mengendalikan kapal tersebut tanpa harus mengorbankan
penumpangnya, maka selamatlah kapal atau negara beserta penumpang ataupun
rakyatnya.
D.
Hikmah Di Balik Pembuatan Kapal
Allah SWT memberikan akal kepada kita untuk berfikir pada penciptaan Nya.
Salah satunya adalah Allah memberikan akal kepada kita supaya berfikir
dalam penciptaan kapal. Allah memberikan pengetahuan kepada Nuh as dalam
membuat kapal. Dari situlah kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari
kapal tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Qamar ayat 15 :
Artinya :
“Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka
adakah orang yang mau mengambil pelajaran ?.”
Orang-orang yang berfikir pasti ia tahu bahwa apa tujuan kapal tersebut.
Yang pastinya kapal tersebut adalah sebagai alat transportasi yang
digunakan oleh manusia untuk menuju ke tempat tujuannya beserta
barang-barang yang ada padanya.
Namun selain sebagai alat tranportasi, oleh orang yang mengambil pelajaran
dari kapal, mereka menjadikan kapal tersebut sebagai filosofi yang bisa
menjadi motivasi bagi seseorang untuk menggapai kehidupan yang bermakna.
Fuad Sam di dalam bukunya mengibaratkan bahwa :
Kehidupan manusia ibarat sebuah kapal, jika di dalam pelayaran hidupnya
terlalu banyak dan terlalu berat dimuat dengan keinginan (nafsu) materi dan
sifat sombong, maka perahu kehidupan ini sangat mudah kandas dan tenggelam
tengah perjalanan. Jika ingin mencapai tepian kehidupan di seberang sana
dengan lancar, maka wajib untuk segera mengurangi muatan yang berat itu,
dan di hanya mengambil batas terendah materi yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup, dan dengan tegas melepaskan ketamakan serta nafsu
keinginan dalam hati manusia yang berlebihan.
[8]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah panjang lebar membahas tentang kapal, adapun yang menjadi
kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Kapal adalah transportasi air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik
atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan
dibawah permukaan air yang memiliki fungsi tertentu.
2. Kapal ada bermacam-macam di antaranya : kapal niaga, kapal siaga, kapal
supply, kapal pandu, kapal penumpang, kapal barang dan lain sebagainya.
3. Seiring perkembangan zaman kapal terus berubah dan semakin canggih
sesuai dengan kebutuhan manusia.
4. Allah memberikan petunjuk kepada manusia bahwa kapal adalah tranportasi
air yang dilayarkan di laut.
5. Asal mula pembuatan kapal di atas permukaan bumi adalah pada masa nabi
Nuh As yang mengangkut umatnya yang taat dan binatang berpasang-berpasang
sebagai cikal bakal kehidupan manusia yang kedua setelah bumi di
tenggelamkan.
6. Selain sebagai transportasi kapal juga bisa dijadikan filosofi kehidupan
untuk menggapai hidup yang lebih bermakna.
B.
Saran
Penulis mengharapkan kepada pembaca untuk selalu mau menggunakan akalnya
dalam melihat segala ciptaan Allah. Dari pemikiran akan ciptaan Nya
tersebut akan menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Karena tidak sesuatu
pun yang diciptakan oleh Allah itu yang sia-sia. Selanjutnya penulis
mengharapkan kepada pembaca untuk tidak terlalu berpedoman pada makalah
yang telah kami susun. Penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik dan
saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
[1]
Nuri Mentari Dini, Eksiklopedia Transportasi Dunia,
(Jakarta : Cikal Aksara, 2011) hal. 25
[2]
Sri Pudjiastuti, Haryo Tamtomo, et.al, IPS Terpadu 1B Untuk SMP Dan MTS Kelas Vii Semester 2
(Jakarta : Erlangga, 2006) hal. 118-119
[3]
Nuri Mentari Dini, op.cit., hal 26-27
[4]
Humam Santosa Utomo, Manajemen Transportasi, (Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 1996) hal. 183
[5]
Bambang Pranggono, Percikan Sains Dalam Al Quran, (Bandung : Ide
Islami, 2006) hal. 58
[6]
Saridah Hamid, Bahtera Nabi Nuh Dan Kisah-Kisah Lain,
(Selangor : Pustaka Hikmah, 2007) hal. 18-19
[7]
Fuad Asy Syalhub, Guruku Muhammad SAW, (Jakarta : Gema
Insani Press, 2006) hal. 121
[8]
Fuad Sam, Norazizah Abdul Rahman, et.al., 70 Motivasi
Kehidupan, (Selangor : Grup Buku Karangkraf, 1985) hal. 189
No comments