Makalah Penciptaan Kaki Menurut Sains Dan Al Quran
Dewasa ini banyak para ilmuan yang membicarakan mengenai ilmu pengetahuan
(sains) dan teknologi, sama halnya dengan Al-Qur’an juga membicarakan
perkembangan kehidupan manusia secara ilmiah. Allah SWT dengan kekuasaa-Nya
bisa menciptakan makhluk cukup dengan cara “kun fayakun”. Namun
sebagai pembelajaraan kepada manusia, Allah SWT menciptakan sesuatu juga
dijelaskan proses-prosesnya. Di sini pula, manusia harus sadar bahwa segala
sesuatu ada proses-proses perkembangannya, tidak asal jadi.
[1]
Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa
manusia berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang
sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti
sekarang ini. Di lain pihak, banyak ahli agama yang menentang adanya proses
evolusi manusia tersebut. Khususnya agama Islam yang meyakini bahwa manusia
pertama adalah Nabi Adam a.s. disusul Siti Hawa dan kemudian
keturunan-keturunannya hingga menjadi banyak seperti sekarang ini. Hal ini
didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada
kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia
pertama.
Untuk itu dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana proses penciptaan
manusia serta anggota tubuh manusia khususnya kaki menurut Al-Qur’an dan
Sains.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penciptaan manusia menurut perspektif Al-Qur’an dan Sains ?
2. Untuk apakah tujuan penciptaan manusia ?
3. Bagaimanakah proses penciptaan tujuh anggota tubuh manusia ?
4. Apa tujuan penciptaan kaki menurut Sains dal Al-Quran ?
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana penciptaan manusia menurut perspektif
Al-Qur’an dan Sains.
2. Untuk mengetahui untuk apakah tujuan penciptaan manusia .
3. Untuk mengetahui bagaimanakah proses penciptaan tujuh anggota tubuh
manusia
4. Untuk mengetahui apa tujuan penciptaan kaki menurut Sains dal Al-Quran
PEMBAHASAN
A. Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an dan Sains
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diciptakan dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Sebagaimana dalam firman-Nya QS.At-Tin ayat 4:
ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OÈqø)s? ÇÍÈ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.”
Manusia juga adalah makhluk yang paling mulia dibandingkan
makhluk-makhluknya yang lain, “
Kepada masing-masing baik golongan ini maupun golongan itu kami berikan
bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Ttuhanmu tidak dapat
dihalangi.”
(Al-Isra: 20).
[2]
a.
Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an, dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah
yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya.
Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi
hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah"
. (QS. As Sajdah : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk".
(QS. Al Hijr : 26)
b.
Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu
dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (istri).
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam
surat An Nisaa’ ayat 1:
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki
dan perempuan yang sangat banyak..."
(QS. An Nisaa’: 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan : " Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam"
(HR. Bukhari-Muslim)
Ayat-ayat diatas mengandung makna bahwa untuk manusia Allah menjadikan
pasangannya dari jenis yang sama sehingga dapat terjadi rasa ketertarikan
antara yang satu dengan yang lainnya untuk berkembang biak.
[3]
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tidak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah
usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari
tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan
lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
c.
Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa
kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al
Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis. Di dalam Al Qur’an
proses kejadian manusia secara biologis dijelaskan secara terperinci
melalui firman-Nya diatas, yaitu surat Al-Mu’minun ayat 12-14:
”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan
dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik”
(QS.Al-Mu’minun 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda:
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.
Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging.
Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya
(untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam): rezekinya, ajal
(umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)."
(HR. Bukhari-Muslim).
Al-Ghazali mengungkapkan proses penciptaan manusia dalam teori pembentukan
(taswiyah) sebagai suatu proses yang timbul di
dalam materi yang membuatnya cocok untuk menerima ruh. Materi itu merupakan
sari pati tanah liat nabi Adam a.s. yang merupakan cikal bakal bagi
keturunannya. Cikal bakal atau sel benih (nuthfah
) ini yang semula adalah tanah liat setelah melewati berbagai proses
akhirnya menjadi bentuk lain (khalq akhar) yaitu manusia dalam
bentuk yang sempurna. Tanah liat berubah menjadi makanan (melalui tanaman
dan hewan), makanan menjadi darah, kemudian menjadi sperma jantan dan
indung telur. Kedua unsur ini bersatu dalam satu wadah yaitu rahim dengan
transformasi panjang yang akhirnya menjadi tubuh harmonis ( jibillah) yang cocok untuk menerima ruh. Sampai
di sini prosesnya murni bersifat materi sebagai warisan dari leluhurnya.
Kemudian setiap manusia menerima ruhnya langsung dari Allah disaat embrio
sudah siap dan cocok menerimanya. Maka dari pertemuan antara ruh dan badan,
terbentuklah makhluk baru manusia.
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan
penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang
organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an
dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar
kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang
semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses
metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon
(sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka
terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di
dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang
sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara
bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam
Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum.
Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika
yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan "Saya takjub pada keakuratan
ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain
itu beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak
mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan
hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk
ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan).
[4]
Manusia terbentuk dari dua unsur diantaranya dari tanah dan dari tiupan
luhur dari Allah SWT. Islam berpendapat bahwa bahan dasar kakek moyang
manusia itu dari tanah, sementara bahan dasar kita ini adalah sperma yang
hina. Hanya saja Allah SWT telah meniupkan roh-Nya. Di dalam diri kita, ada
kehinaan dan ada pula kemuliaan. Tidak mungkin bisa dikatakan bahwa manusia
itu hewan yang kotor. Bahkan, dia dimuliakan dengan tiupan Allah SWT.
Allah SWT telah menciptakan kakek moyang kita dengan tangan-Nya. Allah SWT
juga memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada-Nya. Hal yang lain
adalah bahwa manusia lemah karena tercipta dari tanah yang dibasahi yang
kemudian menjadi tanah liat, berbentuk, dan menjadi tanah liat yang kering.
Tanah liat kering itu dibiarkan hingga mengering dan menjadi seperti
tembikar. Seandainya tidak ada tiupan Allah SWT, tentu tembikar itu menjadi
patung yang tak bernilai.
[5]
B. Tujuan Penciptaan Manusia
Penciptaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti.
Ada tiga misi yang bersifat given yang diemban manusia, yaitu misi
yang pertama untuk beribadah (QS. Adz-Dzariyat: 56), misi fungsional
sebagai khalifah ( QS. Al-Baqarah: 30), dan misi operasional untuk
memakmurkan bumi (QS. Hud: 61).
[6]
Secara harfiah, kata khalifah berarti wakil atau pengganti, dengan demikian
misi utama manusia di muka bumi ini adalah sebagai wakil Allah SWT. Jika
Allah adalah sang pencipta seluruh jagat raya ini maka manusia sebagai
khalifah-Nya berkewajiban untuk memakmurkan jagat raya itu, utamanya bumi
dan seluruh isinya, serta menjaganya dari kerusakan. Allah berfirman:
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”.
(Q.S Adz-zariyat. 56)
Langit, bumi, dan seluruh isinya adalah suatu sistem yang bersatu di bawah
naungan perintah Allah. Semua yang ada di dalam sistem ini diciptakan untuk
kepentingan manusia, suatu anugerah yang selalu dibarengi dengan peringatan
spiritual agar manusia tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain
(QS.Al-Baqarah: 22). Dalam ayat ini ditegaskan bahwa Allah menawarkan tugas
kekhalifahan di bumi, dan gunung. Tugas utama menjadi khalifah tentunya
terkait dengan penggalan akhir ayat di atas. Ketika itu, baik langit, bumi,
maupun gunung menolak tawaran itu karena khawatir tidak mampu memikulnya.
Namun, manusia menyatakan sanggup untuk memikul tugas dan amanah itu.
[7]
Karena kesanggupan ini, Tuhan menetapkan manusia sebagai khalifah yang
bertanggung jawab atas kelangsungan kehidupan di dunia. Naun alih-alih
bersyukur, manusia malah menjadi makhluk yang paling banyak merusak
keseimbangan alam. Manusia sengaja ataupun tidak merusak ekosistem bumi
dengan merubah keseimbangan keteraturan alam ciptaan Allah ini, hingga
murka alam seperti kebakaran hutan dan banjir pun tak terhindarkan.
Peruntukan bumi bagi manusia mengandung arti bahwa bumi ini tidak hanya
disediakan untuk satu generasi belaka, melainkan untuk semua generasi yang
ada di bumi. Meskipun manusia sering berlaku tidak adil terhadap alam,
tetapi Allah selalu membimbing manusia bertanggungjawab terhadap alam.
Kecuali itu, Allah juga memberi wewenang manusia untuk mengatur bumi ini.
Tuhan telah meninggikan derajat manusia diatas ciptaan-Nya yang lain.
Manusia dianugerahi akal oleh Allah yang mana fungsinya yaitu untuk
berfikir. Manusia sangat mempunyai istimewa dihadapan Allah. Dari
pernyataan tersebut, maka manusialah mempunyai peranan penting dan
bertanggung jawab tentang alam semesta ini. Sebagaimana firman Allah SWT:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya
aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
[8]
(Q.S Al-Baqarah.30)
Semua bentuk pemujaan kepada Allah diadakan untuk membantu manusia dalam
mengingat Tuhan. Tetapi banyak manusia yang diberi rizki dari Allah, tetapi
mereka tidak bersyukur, justru malah melupakan-Nya. Dalam Islam, setiap
gerak manusia dapat dinilai sebagai bentuk penyembahan kepada Allah SWT.
[9]
Dalam rangka ikhtiar memakmurkan bumi manusia telah diberi modal dasar yang
telah melekat pada diri manusia di awal penciptaan nya.Yakni berupa akal
dan pikiran.Maka dengan ada nya akal dan pikiran maka manusia dapat
melakukan penelitian dan mencari pengetahuan bagaimana mengelola semua
amanah yang di berikan Allah SWT.
Memelihara di sini tidak hanya secara fisik saja. Tetapi segala yang ada di
alam harus di pelihara karena manusia sejatinya bergantung pada alam atau
mahluk lain.Termasuk juga dalam memelihara akidah dan akhlak manusia itu
sendiri sebagai sumber daya manusia yang akan memanfaatkan alam, dan
merupakan tugas manusia menciptakan keseimbangan alam ini. Karena dunia ini
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
[10]
C.
Penciptaan Tujuh Anggota Tubuh Manusia
Tujuh anggota tubuh manusia yang di maksud disini adalah anggota sujud
yaitu: dua belah tangan, dua kaki, dua lutut dan satu muka. Dan ada
sebagian ulama yang mengatakan bahwa 7 angota tubuh manusia itu adalah:
otak, urat, urat syaraf, tulang belulang, daging, darah dan kulit.
Selanjutnya dalam Firmaan yang berkenaan dengan kejadian atau perkembangan
manusia yang Artinya:
"Sesungguhnya (kejadian/penciptaan) kamu melalui tingkat demi tingkat
(dalam kehidupan)."
(QS.AL Insiqaq: 19)
Ada ahli isyarat berkata: Allah telah menciptakan manusia di atas tujuh
anggota badan, dan ALLAH menciptakan padanya apa-apa yang ia ciptakan di
langit dan di bumi. Jadi diri manusia yang lahir dan yang batin adalah
suatu alam, langit dan bumi pun suatu alam, diri manusia itu merupakan alam
besar, sedangkan langit dan bumi adalah merupakan alam kecil. Ketika Allah
menciptakan alam semesta, maka Ia (Allah) membagi-bagikan kebaikan di atas
pada ciptaan-NYA itu, masing-masing mendapat satu bagian. kehalusan itu
diberikan oleh Allah kepada surga, keelokan diberikan nya kepada bidadari; Adhdhiyaa' (sinar) diberikan-Nya kepada matahari. Dan An-Nur
(Cahaya) itu diberikan kepada bulan.
Sebagaimana yang difirmankan Allah
dalam AL-Qur'an yang artinya :
"Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bukan bercahaya...." (
QS.Yunus:5)
Allah memberikan kegelapan kepada malam; Kelembutan diberikan kepada Air
dan Kehalusan diberikan kepada Udara. Allah telah meghiasi langit dan bumi
sebagai alam kecil dengan bagian-bagian tersebut. Sedangkan Adam dan Hawa
sebagai alam besar juga dihiasi oleh Allah dengan bagian-bagian itu. Allah
memberikan kehalusan pada rohnya Keelokan pada pipi nya, Sinar pada
mukanya, Cahaya pada matanya, Kegelapan pada rambutnya, Kelembutan pada
hatinya dan Kehalusan pada sanubarinya. Manusia adalah ciptaan Allah yang
palik kokoh dan unik, yang terkumpul pada dirinya dari semua apa yang
terpisah-pisah. Jika langit mempunyai ketinggian, maka manusia pun juga
mempunyai tubuh yang tegak. Jika di angkasa ada matahri dan bulan, maka
pada diri manusia pun ada dua biji mata. Jika di angkasa ada
bintan-bintang, maka pada diri manusia ada gigi-gigi. Jika langit mempunyai
"qothroh" (tetesan air) maka pada manusia ada "abroh"
(air mata). Jika di langit terdapat suara petir, maka diri manusia ada
suara bersin. Jika di bumi ada kesetabilan, maka pada diri manusia ada
ketenangan dan kehebatan. Jika di bumi ada sungai-sungai, maka pada diri
manusia ada urat-urat, sedangkan rambut sebagai ganti dari rumput-rumput.
(sebuah bahan kajian/renung): jika di langit ada "Arsy, maka
seorang mukmin itu lebih besar daripada nya. dan jika di langit ada Syurga
maka seorang mukmin mempunyai hati lebih baik daripadanya, penjaga Syurga
adalah Ridwan sedangkan penjaga hati seorang mukmin adalah Arrohman. “Telah di riwayatkan bahwa salah seorang Nabi bermunajat
kepada Tuhannya. Dia berdo'a:
Ya Tuhan ku,setiap Raja itu mempunyai perbendaharaan, maka apakah
perbendaharaan-Mu ?
Maka Allah Berfirman:
Aku mempunyai perbendaharaan yang lebih besar dari 'Arsy, lebih luas
dari kursi, lebih baik dari syurga dan lebih indah dari Keraajaan yang
amat besar. Hati seorang mukmin,bumi nya ma'rifah , Langit nya iman,
Matahari nya Rindu, Bulan nya Cinta, Bintang nya Buah fikiran, Tanah
nya Kemauan, Dinding nya Keyakinan, Awan nya akal, Hujan nya Rahmat,
Pohon nya Taat, Buah nya Hikmat. Dan ia mempunyai 4 tiang , ada tiang
yang bernama Tawakal, Sabar,Yakin dan Kemuliaan. Dan ia mempunyai 4
pintu . yakni pintu Ilmu,Santun, Ridho dan Sabar. dan di atas semua nya
itu adalah fikiran, dan itulah hati
.
(Bahan renungan/kajian lainya) Allah telah menciptakan pada Alam ini 7
Lapis langit, dan Ia juga menciptakan pada diri manusia 7 Anggota badan.
dan Allah telah menciptakan pada Alam semesta ini bintang-bintang, dan pada
diri manusia ALLAH menciptakan Kutu, Kutu Anjing dan Telur Kutu. Dan ia
menciptakan di Alam Semesta Matahari, maka Ia pun menciptakan yang serupa
pada hati Manusia yaitu: Ma'rifah. di alam semesta ada bulan ,
maka Allah menciptakan yang serupa dengan itu yaitu akal. Dan di Alam
semesta ada burung-burung, Maka pada diri Manusia ada Buah Fikiran. Di Alam
semesta ada Gunung-Gunung, maka diri Manusia pun ada Tulang-belulang. Di
Alam Semesta ada 4 Air, Air Tawar, Air Pahit, Air asin dan Busuk, maka pada
diri Manusia pun Ada 4 macam Air pula Yaitu Air Tawar di Mulut , Air Pahit
di Telinga Air Asin di Mata dan Air Busuk di Hidung. dalam hal ini Allah
Telah Berfirman yang Artinya:
Dan pada diri kamu,tidak lah kamu memikirkan nya" (QS. adz Dzaariyaat:21)
Ketahui lah Wahai Manusia ! Bahwa
Aku yang telah menciptakan kamu, dan membentukmu atas 7 anggota badan, atas
tujuh puluh sendi, seratus empat puluh delapan tulang, tigaratus enam puluh
urat,dan seratus dua puluh empat ribu akar rambut., di beri nya dua tangan
, dua kaki, dua mata, dua telinga, dan lain - lain anggota badan. Sedangkan
Kehidupan ini semua nya hanyalah dengan satu tuah.
Demikian pula halnya dengan kejadian/penciptaan 'Arsy, Al Kursi, Syurga,
Neraka, Lauh MahFuzh, Qolam, Langit, Bumi, Sungai, Laut , Para nabi, Para
Malaikat, Jin, Manusia. Semuanya itu penciptanya hanyalah satu yaitu: Allah
Yang Maha Esa, dan Maha Berkuasa.
D. Tujuan Penciptaan Kaki Menurut Sains Dan Al-quran
“Kaki
merupakan salah satu anggota tubuh hewan atau manusia
yang digunakan untuk berjalan. Kaki terdiri dari beberapa bagian, termasuk
telapak kaki, sendi yang bekerja dalam suatu sistem terpadu sehingga
memungkinkan bagi inang untuk berjalan.”
“ka·ki
n
anggota badan yg menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan (dr pangkal paha
ke bawah);”
Kaki merupakan anggota tubuh yang kegunaannya untuk mengantar tubuh atau
anggota tubuh lainnya kepada tempat yang dituju untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan fungsi masing-masing. Rangkaian jari-jari kaki sebagai
penyeimbang beban supaya bertumpu pada satu titik untuk memperoleh
kestabilan gerak sangat berperan aktiv membantu tulang betis dan paha untuk
dapat menjalankan fungsi tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari uraian-uraian di atas adalah:
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diciptakan dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Ada banyak proses kejadian manusia mulai dari diciptakannya
Nabi Adam, Siti Hawa, hingga keturunan Adam dan Hawa yaitu manusia
sekarang. Dalam Al-Qur’an, banyak menyebutkan proses kejadian manusia salah
satunya QS. Al-Mu’minun ayat 14. Bahwa manusia diciptakan dari nuthfah
(setetes air mani), kemudian air mani itu menjadi segumpal darah, lalu
segumpal darah itu menjadi segumpal daging, dan segumpal daging itu menjadi
tulang belulang, lalu tulang belulang itu dibungkus dengan daging. Kemudian
Allah menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain yaitu manusia yang
sempurna.
Tujuan penciptaan kaki adalah untuk mengantar tubuh kepada tempat yang
dituju
Dan sebagai pelengkap keindahan tubuh yang digunakan untuk menopang tubuk
dan berjalan.
Pergunakanlah kaki untuk berjalan kearah kebaikan. Karena semua itu akan
diminta pertanggung jawabannya kelak. Sebagaimana firman AllahTa`ala:
“Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas
mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”
(Q.S An-Nur. 24)
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian
dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan
dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki.
Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”
(Q.S An-Nur. 45)
B. Penutup
Demikian makalah yang telah kami susun. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
[1]
Tim Baitul Kilmah, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur’an dan Hadis Jilid 4,
(Jakarta : Kamil Pustaka, 2013), hal. 190
[2]
Tim Baitul Kilmah, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur’an dan Hadis Jilid 4,
(Jakarta:Kamil Pustaka, 2013), hlm. 192.
[3]
Daniel Djuned, Antropologi al-Qur’an (Jakarta: Erlangga,
2011), hal. 122-123
[4]
M. Quraish, Sihab,
Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran Vol 10,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.
[5]
Hisham Thalbah, Ensiklopedia Mukjizal Al-Qur’an Dan Hadits, (Bekasi: Sapta
Sentosa, 2008), hlm. 35.
[6]
Kementerian Agama RI, Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains,
(Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), hlm. 2
[7]
Ibid
., hlm. 120-121
[8]
Ibid
., hlm. 122
[9]
Ibid
, hlm. 3- 4
[10]
Lajnah Pentasihan Mushaf al-Quran Kementerian Agama, Pelestarian Lingkungan Hidup, (Jakarta: Aku Bisa, 2012),
hlm.9-10
No comments